Author : Hyun Ann
Cast :
Myungsoo
Son Naeun
Extended cast : you will know after reading ^^
Happy reading :D
Myungsoo POV
Ini bukanlah zaman dinasti joseon, ini bukanlah zaman dimana kita membutuhkan api harus dengan menggosok dua buah batu atau kayu. Ini adalah abad 21 dimana kau bisa menemukan apapun disini , bekerja tanpa harus bekerja keras karena semua teknologi ini. Ini adalah abad 21 yang sepenuhnya bisa dijawab dengan akal dan logika .
Musim-musim liburan seperti ini sungguh menguntungkan buatku. Setiap liburan aku bekerja part-time disebuah agen pariwisata. Aku bekerja sebagai guide disana. Tahun lalu aku pergi ke jeju dan lumayanlah dari hasil part-time aku bisa membeli beberapa barang yang precious “Mwo? Ajushi bisakah aku tidak ditempatkan disana?”
“Mianhe, hanya tempat itu saja yang sisa tahun ini” jawabnya sambil membuka-buka lembar portofolio didepannya.
“Kau tidak mau?” tanyanya lagi.
“em..mm baiklah aku akan mengambilnya” jawabku.
“Baguslah, ini adalah beberapa buku yang harus kau pelajari tentang tempat itu. Dan kamu sudah bisa bekerja mulai minggu depan.” katanya sambil menyodorkan 4 buah buku tebal kepadaku.
Aku tidak keberatan harus belajar 10 buku sekalipun untuk menjadi seorang guide yang profesional. Ini berbeda. Tahun ini hanyalah tempat itu saja yang tersisa. Di Myungdong , ya aku mendapatkan tempat itu, tempat dimana deretan kuil-kuil dan rumah-rumah peninggalan zaman dinasti Joseon yang masih ada dan terus dilestarikan oleh pemerintah.
Jujur aku paling benci dengan sejarah . Mata kuliahku yang menyangkut sastra sungguh mendapat nilai buruk. Aku sama sekali tidak peduli sejarah. Toh sejarah hanyalah masa lalu kita dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk masa kini karena lagi-lagi sejarah adalah masa lalu.
Hari Pertama. Tak kusangka pengunjung tempat ini sangatlah banyak --____-- Awalnya aku cukup ragu dengan para pengunjung disini, tapi sepertinya semua itu terjawab. Sepertinya liburan kali ini cukup untung mempertebal dompetku kekeke~
Dari yang sudah kupelajari sejak seminggu lalu tentang tempat ini, tempat ini memiliki luas sekitar 2 Ha, dengan 8 bangunan asli sejak jaman Joseon yang terdiri dari 1 kuil, 4 rumah Raja, dan sisanya adalah tempat para selir. Dari semua itu pengunjung paling tertarik dengan legenda Kuil Moon . Yang dikatakan di buku itu-entah benar atau tidak-jika ada dua orang yang saling mencintai saling berpegangan tangan kemudian berdoa disana, diyakini pasangan itu akan saling setia satu sama lain hingga ajal menjemput. Tapi ada syarat mutlak jika keinginan itu ingin terkabul, pasangan itu harus saling percaya pada kekuatan Dewi Moon yang ada di Kuil itu. Jika salah satu/dua-duanya tidak percaya kekuatan dewi moon, niscaya tidak sampai satu hari pasangan itu pasti putus.
Para wisatawan asing juga sangat tertarik dengan legenda ini, aku sangat heran kenapa orang luar negeri seperti mereka masih percaya dengan legenda aneh itu. Tapi yang lebih aneh lagi, selain menyimpan kekuatan ekstra kuil moon juga menyimpan legenda besar yang tersimpan dalam dua pedang di kedua sisi dalamnya. Penjaga kuil itu juga sepertinya sangat melindungi kedua benda itu. Sampai-sampai guide pun dilarang keras memeganya. Jujur saja aku belum sempat menyelesaikan membaca tentang legenda itu.
Hari kedua kali ini aku disewa oleh salah satu sekolah menengah atas daerah Busan yang secara khusus datang kesini untuk study tour. Setelah memperkenalkan diri ke para siswa dan guru, kemudian beberapa gadis perempuan datang menghampiriku.
“Apa kau guide kita?” kata segerombol gadis perempuan kepadaku.
“Ne” jawabku sambil tersenyum.
“Bolehkah kita memanggilmu oppa?” katanya malu-malu.
“Eh..em..e..nde” jawabku lagi.
Aku tidak menyangkal aku memang tampan ^^ tapi seringkali muka tampanku ini memang membantu, tapi kadang-kadang juga membuatku terganggu seperti saat ini. Aku serasa bukan seperti guide bagi mereka, tapi lebih tepatnya aku terlihat seperti Idol yang sedang dikejar-kejar sasaeng sekarang. Tuhan tolong berikan aku kekutan menjalankan hari ini ~
“Huh akhirnya selesai juga untuk hari ini” kataku sambil meneguk sebotol minuman mineral yang ada ditasku.
“6 p.m”gumamku sambil melirik handphoneku , saat aku mulai membereskan barangku dan berkemas, tiba-tiba ada seseorang memanggilku.
“Mianh..hh..hh” katanya tersengal sengal setelah berlari kearahku.
Aku mmperhatikannya, sepertinya aku tidak asing dengan baju yang ia kenakan. Aku ingat ! Dia adalah salah satu siswi sekolah yang tadi siang bersamaku!
“Mian ajushi, bisakah kau membantuku?” tanyanya saat nafasnya sudah mulai normal.
Ha? Gadis ini memanggilku dengan sebutan ajushi? Hah! Apa menurut dia aku terlihat setua itu? Bahkan semua temannya tadi siang selalu menempel padaku memanggil dengan panggilan oppa kepadaku. Apa dia gadis yang berbeda? Ah tidak , aku pikir sama, hanya mungkin dia kurang populer.
“Ajushi? Apa aku terlihat seperti Ajushi ?” tanyaku agak nyolot.
“Kajja, kajja ini sudah hampir… aish aku harus memanggilmu apa ?” jawabnya sambil nyolot juga.
“Aish jinja! Panggil aku oppa, oppa ara?! Apa yang bisa aku bantu dan kenapa kau datang kemari lagi?”
“Tolong bawa aku kedalam kuil moon lagi, handphoneku tertinggal disana”
“Baiklah , kajja” jawabku sambil berjalan
“kenapa kau hanya berjalan? Kajja kita harus berlari karena waktunya sudah sangat ..” dia berlari kearah kuil sambil memegang tanganku.
Sepertinya gadis ini agak kurang waras. Kenapa dia bilang waktunya mepet? Padahal kuil ini tutup pukul 8 malam -__-
“Sepertinya Yun haraboji sudah pergi, handphonemu hanya bisa diambil besok” kataku setelah melihat sudah tidak ada cahaya di dalam kuil.
“Aish jinja, aku sangat membutuhkan handphone itu. Mereka akan menghubungiku malam ini jika aku lolos seleksi beasiswa ke Jepang” katanya sambil terduduk lesu.
“Ini dikunci …KREK” tiba-tiba pintu kuilnya bisa dibuka!
“haa…. Terbuka, syukurlah. Mungkin haraboji itu lupa menguncinya. Tapi apakah kita harus masuk ke dalam?” tanyanya lagi.
“Ha? Apa maksudmu? Bukankah handphonemu tertinggal?” kataku heran.
“Iya tapi sekarang sudah hampir pukul 7 malam, dan malam ini adalah bulan purnama..”
“Apa kau takut tahayul ha? Tampangmu dan penampilanmu memang modern, tetapi otakmu masih benar-benar kolot” kataku memotong perkataannya.
“Apa tadi kau bilang? Baiklah aku mau mengambilnya” katanya sambil masuk kedalam.
“Sudah tahu dimana jatuhnya?” tanyaku ikut masuk.
“Kenapa kamu ikut masuk ha?” dia berteriak panik.
“kenapa kamu jadi gelapan seperti itu? Haha tenang saja .Aku bukanlah namja cabul seperti yang kau pikirkan. Aku ikut masuk karena kamu masuk ke situs budaya. Aku takut disalahkan jika ada barang disini yang kau bawa pergi” tukasku.
“Jadi mukaku mirip seperti pencuri ha?”
“Aish jinja yeoja ini, cepat cari handphonemu” kataku sambil membantu mencarinya.
“Ketemu!! Katanya lagi itu dibawah meja itu” dia berteriak sambil berjongkok meraih handphonenya yang terlempar kebawah meja .
“Krekk….” Terdengar suara pakaian sobek.
“Seragamku tersangkut, ajushi..ah mian oppa bisakah kau membantuku?” teriaknya.
“Aish jinja yeoja ini sungguh sangat merepotkanku”
“Apa bisa dilepas? “ tanyanya
“Molla” jawabku yang masih berkutat di roknya yang tersangkut.
“Bagaimana ini” katanya mulai panik lagi.
“tenanglah aku ada ide” jawabku.
Aku langsung mengambil pedang yang ada disebelah kananku untuk membantu melepaskan pengait itu di roknya.
“Mwo!! Apa yang sedang kau lakukan ha? Kenapa kau mengambil pedang itu?” teriaknya ketakutan.
“Apa kau tidak mau kubantu ha?” teriakku sambil mencoba meyobek sedikit roknya dengan pedang itu agar pengaitnya terlepas.
“Sekarang pegang bagian ini dan pedang ini”kataku sambil mengambil pedang yang satunya lagi.
“Michoso!! Apa yang kau akukan dengan kedua pedang ini…………”
JEGLEEERRRRRRRRRRR… Tiba-tiba terdengan suara petir.
“Ki…ta terkena kutukan…….. dewi bulan” katanya dengan suara yang bergetar.
“Mwo? Apa gara-gara suara petir tadi kau bilang kutukan? Haha nona, sudahlah berheti dengan khayalan anehmu itu. Dan seharusnya kau berterimakasih kepadaku karena rokmu sudah tidak tersangkut lagi” cecarku.
“Dewi bulan pasti akan mengutuk kita” katanya lagi dengan muka pucatnya.
MYUNGSOO POV END
NAEUN POV
“Dewi Bulan pasti akan mengutuk kita” kataku lemas.
Baboya ! kenapa aku sedari tadi tidak sadar jika hari ini adalah malam dimana bulan purnama terlihat penuh ! Apa yang harus aku lakukan sekarang?.Tiba-tiba kakiku terasa sangat lemas hingga aku jatuh terduduk. Dan bodohnya namja itu dia hanya terdiam memandangiku.
Aku masih terduduk dikuil ini mengutuk perbuatan bodohku ini hanya untuk mengambil sesuatu yang harusnya aku tahu akan membawa bencana.
“ Kau tidak mau pulang ha? Ingin disini terus?” katanya membuyarkan lamunanku.
“ Apa kau tidak percaya kutukan?”
“ Tidak , aku tidak percaya”
“ Bagaimana jika kau yang mendapatkan kutukan itu?”
“ Tenang saja , aku ataupun kamu tidak akan mendapatkan kutukan itu “ jawabnya santai sambil menggenggam tanganku dan menariknya keluar.
Bisa bisanya dia setenang itu setelah menghadapi kejadian ini.
NAEUN POV END
TO BE CONTINUE