Title : It’s Hurt because It’s Love
Author : helloimiga
Genre : AU, mystery dan pastinya gaje ._.
Rate : PG14
Length : Oneshoot
Cast : Byun Baekhyun(EXO-K), Park Jiyeon (T-ara), Bang Minah
(Girlsday)
Back sound : EXO-K Mama #gag nyambung bgt coba :p, EXO-K Angel
WARNING GAJE DAN
BANYAK TYPO!!
…
Namja berparas tampan –dan sediikit imut tentu saja itu
menghentak hentakkan kakinya kesal. Udara malam Seoul hari ini memang sangat
dingin. Dan pastinya beberapa orang aahh semuanya pasti akan memilih duduk
dirumah sambil meminum segelas coklat panas atau malah memilih meringkukkan
dirinya diatas selimut tebal. Byun Baekhyun. Namja itu masih saja menggosok gosokkan
kedua tangannya untuk mencoba menghilangkan rasa dingin di tubuhnya.
“Aisshhh
Chanyeol benar benar membuatku mati kedinginan… kenapa dia menyuruhku pulang
saat dingin seperti ini?” Baekhyun menggumam tidak jelas. Sebuah suara tidak
sengaja merambat masuk kegendang telinganya… suara perempuan..!!
“aiggoo..
dan apa ini? apakah aku harus bertemu dengan ‘seseorang’ saat ini..” bulu kuduk
Baekhyun meremang. Dia memang sangat tidak suka sesuatu berbau mistis.. lalu
suara yang baru saja memasuki gendang telinganya itu apa.
“aisshhh
sebaiknya aku memastikan itu suara apa..” sedikit mengumpulkan beberapa
keberaniannya. Suara itu makin terdengar saat dia memasuki gang gang menuju
rumahnya. Dan saat itu pula dia melihat asal suara itu. Matanya membentuk sebuah
bulatan besar.
“a..aapa
itu..” pekiknya pelan. Sedangkan yeoja dihadapannya itu yang ahhh… tidak
menggunakan sehelai bajupun itu menahan tangissnya saat sudut matanya menangkap
sosok Baekhyun. Yeoja itu merapatkan kakinya untuk menutupi dadanya. Meringkuk
seperti anak kecil yang sedang menangis.
baekhyun menelan ludahnya dengan sulit. Bagaimanapun dia
adalah seorang namja. Lalu bagaimana mungkin dia akan tahan saat manic matanya
menangkap sesuatu yang.. ahhh… Yeoja dihadapannya itu membuat jantungnya berdetak
beberapa kali lebih cepat.
Yeoja itu bahkan tidak hanya memiliki wajah yang cantik,
bahkan tubuhnya yang terekspos jelas dihadapan matanya itu tidak memiliki
satupun cacat dimatanya.
“gwe…gweanchana..?”
akhirnya saat Baekhyun telah kembali lagi dialam sadarnya. Dia menepis kuat
kuat pikiran pikiran jeleknya itu. Yeoja dihadapannya itu mengangguk pelan. Dan
saat mata baekhyun menatap mata yeoja itu. Semuanya seperti tidak jelas.. dia
seperti meangkap sesuatu yang sulit dia ungkapkan. Bagaikan dia didorong dan
masuk kemata indah yeoja itu.
“di..dingin…”
satu kata yang berhasil diucapkan yeoja itu membuat baekhyun kembali (lagi dan lagi) kealam sadarnya. Cepat
cepat dia membuka jaket yang sejak tadi menempel pada badannya lalu dia
lekatkan pada tubuh polos yeoja itu.
“apa
masih dingin?” yeoja cantik dihadapannya itu tetap mengangguk, sudah sejak tadi
angin malam menerpa tubuhnya membuat satu jaketpun tidak akan mampu
menghilangkan rasa dingin yang dia rasakan. Baru saja baekhyun akan bertanya.,
yeoja itu telah jatuh pingsan dipelukannya. Membuat baekhyundapat merasakan
tubuh yeoja manis itu saat menempel pada tubuhnya.
“apakah
aku harus membawanya kerumahku..??”
…
Baekhyun merebahkan yeoja itu kekasurnya. Dia harus menahan
nafasnya saat kulitnya harus menempel pada kulit yeoja itu. Merasakan sebuah
debaran yang luar biasa pada tubuhnya. Menginginkan sesuatu yang lebih dari
sekedar sentuhan.
“Ani,,,
aku tak boleh seperti ini. aku sudah mempunyai Minah dan aku tidak boleh
mengecewakannya dengan membuatnya kecewa..” pikirnya dari tadi. minah adalah
yeojachingunya dan dia tidak mau mengecewakan Minah karena dia tahu Minah sangat percaya dengannya.
Baekhyun mengambil T-shirtnya lalu dipasangkan pada yeoja
yang dia tidak kenal itu. Mengambil nafasya dengan berat lalu mengeluarkan
pelan-pelan.
“Ahh
sepertinya aku harus tidur di sofa malam ini..” desis Baekhyun pelan. Tapi
sebelum dia pergi untuk tidur dia tempelkan telapak tangannya pada kening yeoja
itu..
“Ommoo…
dia demam!!” dengan cepat dia mengambil sebuah kain dan sebuah baskom berisi
air dingin. Cepat cepat dia menempelkan kain yang sudah dia celupkan itu
kekening yeoja dihadapannya,,
“apakah
dia terlalu lama diluar? Panasnya tinggi sekali..”
…
Baekhyun menerjap nerjapkan matanya saat sinar matahari
masuk mengenai matanya melalui celah celah fentilasi yang ada di kamarnya.
Tidur dengan posisi duduk membuat punggungnya sangat pegal. Yeoja dihadapannya
hanya tersenyum saat matanya menangkap sosok Baekhyun yang sedang merenggangkan
otot ototnya
“gomawo…”
“che…cheonmaneyo…
aigooo aggashi, kau sudah bangun?” seperti tadi malam. Yeoja manis itu hanya
mengangguk pelan sambil menampakkan senyumnya yang entah dari kapan Baekhyun
sangat suka senyuman itu.
“siapa
namamu..?”
“nde…mmm
Ji…ji..aahhh jiyeon!! Park Jiyeon!!” jawab yeoja itu sambil terbata. Entah apa
yang sedang dipikirkannya namun Baekhyun tak terlalu memikirkannya. Hanya sebuah
senyuman membuatnya tak bisa berkutik. Apakah aku mulai gila karena yeoja ini..
pikirnya ..
“aku
Byun Baekhyun.. baekhyun, kau bisa memanggilnya seperti itu..”
…
“Apa
yang kau masak Baekhyun-ssi?” jiyeon menggoyang goyangkan badannya menghadap
Baekhyun yang sedang memasak di dapur. Pupil matanya bergoyang goyang searah
dengan gerakan tangan yang dibuat Baekhyun.
“mmm
aku akan membuat sup untukkmu.. apa kau suka?” jawab baekhyun sambil mengacak
acak rambut Jiyeon. Walaupun dia baru bertemu Jiyeon Kemarin malam, tetapi dia
nyaman berada di dekat jiyeon. Sedangkan Jiyeon hanya menampakkan senyum
manisnya lagi dan lagi. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatnya sangat suka
berada dekat pada baekhyun.
“aahh
tentu saja baekhyun-ssi aku suka semua makanan… ahhh apakah kau masih ingat
untuk menambahkan daging?”
“aahh
tentu saja jiyeon-a… yaaa.. sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku
dengan embel embel ‘ssi’ bukankah kita sepakat untuk menjadi teman..”
“hmmm…
chingu?”
“nde!
Chingu!!”
Jiyeon mengembangkan senyumnya dengan sedikit paksaan.
Chingu? Begiitukah baekhyun menganggapnyai? hanya sebatas itu? Ahhh dia
merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin baekhyun bisa menyukainya. Menyukai
seseorang yeoja yang bahkan baru dikenal Kemarin malam.
“yaa…
kenapa kau melamun Jiyeon-a? aahh benar kau juga harus memanggilku oppa…
arraseo?!” baekhyun mengedipkan sebelah matanya didepan jiyeon. Membuat yeoja
itu seketika merasakan sebuah goncagan besar didadanya…
“o..oppa…apakah
harus?”
“aisshhh
tentu saja! kau mengingatkanku pada yeodongsaengku. Dongsaengku yang telah
diambil oleh-Nya. Ahh maaf aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan
dongsaengku..” baekhyun merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia membuka
luka lamanya. Mencoba mengingatkan dirinya dengan sosok Byun
Hyeyeon—dongsaengnya yang sudah pergi.
“ahh
gweancana Baekki oppa.. aku malah menyesal telah mengingatkanmu pada
dongsaengmu itu..”
“hahhahaha..nde,
aku akan mengampunimu asal kau mau melihat film bersamaku nanti..” sudut bibir
Baekhyun melengkung dengan sempurna. Lalu dia melanjutkan kemballi acara
memasaknya. Sedikit dikit baekhyun melirik Jiyeon yang melihatnya dengan
serius. Mata yeoja itu benar benar mngingatkan dengan dongsaengnya. Bahkan
tingkahnya juga sedikit mirip dengan Hyeyeon.
“ommmo
oppa…. Lihatlah airnya sudah mendidih..” teriak Jiyeon membuat kesadaaran
baekhyun kembali lagi. Dengan gesit namja imut itu memasukkan potongan sayur
yang sudah diapotong tadi..
“oppa!!
Dagingnya oppa,..!!” teriak Jiyeon lagi.
…
“huwaaaahhh
massitaa!!” jiyeon menyendokkan kembali sup itu kemulutnya. Sejak tadi dia
tidak berhenti memuji masakan baekhyun itu. Bahkan sesekali dia menjulurkan dua
ibu jarinya dihadapan baekhyun membuat namja itu tersenyum senang.
“oppa..
kau benar benar koki yang hebat!!” untuk kesekian kalinya Jiyeon mengacungkan ibu jarinya tepat
dihadapan Baekhyun. Dengan beberapa nasi yang masih berada pada mulutnya Jiyeon
terus saja berbicara.
“yaa…
Jiyeon-a.. nasimu keluar.. lihatlah!!”
“aahh
mianhaeyo.. kau tahu ini makanan terenak yang pernah aku makan!!”
“nde?
Memang selama ini kau selalu makan apa…”
“aku
hanya selalu diberi makanan ku….” Sebelu Jiyeon menyeseleaikan perkataannya dia
sudah membengkap mulutnya sendiri. Memukul mukul kepalanya sendiri. Hampir saja
aku keceplosan… pikirnya kemudian..
“Jiyeon-a…
neo gweanchana? Apa yang terjadi? Ha?” Baekhyun mengerutkan keningnya. Namja
itu sedikit penasaran dengan kelanjutan kalimat yang baru saja yeoja
dihadapannya itu katakan.
“makanan
apa? Kau sering diberi apa?” Jiyeon menggaruk garuk garuk tengkuknya yang sama
sekali tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa.. Ya tuhan.. apa yang harus
aku lakukan..
“maksudnya…
para pembantu dirumahku jarang memberiku makanan seenak ini. kau tahu.. mereka benar benar
tidak becus menjadi pembantu.” Yeoja manis itu mengerucutkan bibirnya.
Menampakkan sebuah tatapan yang dapat membuat orang yang melihatnya terpana.
“jinja!!
Ahhh oohh yaa.. kau tidak pulang kerumahmu?” Jiyeon menggigit bibir bawahnya.
Otaknya bekerja dengan cepat saat ini juga.
“o…oppa…
apakah kau mengusirku?”
“mwo
Annnioo!! Aku tidak bermaksud seperti itu… hanya sa..” Dengan cepat Jiyeon
memotong kalimat baekhyun. Dia menundukkan wajahnya kedalam
“dua
minggu.. hanya dua minggu saja oppa. biarkan aku tinggal disini. Eotthoke?
Kalau oppa tak mau aku bisa pindah sekarang juga..”
“andwae!!
Arra.. oppa mengerti. Jiyeon-ah.. bukankah aku sudah bilang? Aku senang kau
berada disini. Setidaknya kau menemaniku untuk sekarang. yaahh aku senang
karena aku bisa mendapat yeoodongsaeng lagi…” Baekhyun mengacak acak rambut
Jiyeon. Harum sampoo seketika menyeruak indra penciumannya. Seperti memabukkan
dan sedikit membuat kecanduan.
…
Jiyeon menatap baekhyun yang terlihat sangat amat bahagia
hari ini.. bahkan dia sempat melihat baekhyun yang biasanya malas membersihkan
rumahnya terlihat sangat amat rajin bersih bersih. Menyemprotkan wangi wangi ruangan disetiap sudut rumahnya.
“apa
yang sedang kau lakukan baekki oppa?”
“melakukan
pembersihan” jawabnya singkat. Dia terus saja asik membersihkan setiap sudut
ruangannya..
“apakah
akanada yang datang?” sekilas Jiyeon melihat baekhyun memberhentikan
pekerjaannya lalu melanjutkan lagi. lalu menoleh kearahnya dengan sebuah senyum
yang bertengger diwajahnya yang imut..
“tentu
saja… nae yeoja chingu..”
“mwo…
yeo..yeojachingu..??” dia menganggukkan kepalanya mantap lalu berjalan kearah
Jiyeon. Lalu memeluknya sekilas. Membuat jantung itu kembali berdetak tidak
wajar. jiyeon menelan ludahnya sulit. Dia tidak boleh terlihat seperti ini.
walaupun hatinya sakit.. tapi dia tak boleh seperti ini. Dalam hati yeoja itu
menyemangati dirinya sendiri.
“mm
jiyeon-a… maukah kau errr.. berpura pura menjadi keponakanku? Maksudku… aku
tidak ingin yeojachinguku salah paham jadi..??” Baekhyun menatap wajah Jiyeon
was was takut takut yeoja itu akan marah atau salah paham. Namun dugaannya
salah. Yeoja dihadapannya itu malah mengangguk dengan semangat.
“tentu
saja oppa!! Aku mengerti maksudmu! Aku adalah aktris terbaik!!” Jiyeon
tersenyum bahagia. Walau itu sedikit dia paksakan. Hatinya hancur begitu saja..
seharusnya dia tidak memberi harapan yang lebih pada baekhyun.. pikirnya.
…
Jiyeon meremas ujung ujung bajunya. Dia menggigit bibir
bawahnya… ohh Tuhan diakah yeojachingu baekhyun. Batinya. Terus saja dia
menghentak hentakkan kakinya untuk mengurangi kegugupannya. Lebih baik dia
tidak usah muncul di hadapan mereka.
“oppa…
sepertinya kau berusaha keras membersihkan rumahmu!!”
“tentu
saja.. ini adalah pekerjaan yang melelahkan”
“hahahaha…
tentu saja! aku tidak ingin datang kerumahmu kalau rumahmu saja seperti kapal
pecah!” minah menggoyang goyangkan telunjuknya lalu meminum kopinya. Sedangkan
Baekhyun hanya terkekeh pelan. Minah memang pernah datang kerumahnya dan saat
itu rumahnya dalam keadaan tidak berbentuk. Akhirnya dia harus mengorbankan telinganya untuk
mendengarkan ocehan yeojachingunya itu.
“tentu
saja. percayakan semua padaku Bang Minah.. aku akan selalu menempati janjiku!!”
baekhyun mengepalkan tangan kanannya lalu dia julurkan keatas. Membuatnya
berpose seperti seorang ‘power rangers’
“oppa…
kau tahu Jiji? Kucing yang kau berikan padaku satu tahun yang lalu…”
“Jiji?
Nde..waeyo?”
“dia
hilang sejak seminggu yang lalu oppa…”
“mwo
jeongmal?”
…
“apa
yeojachingumu sudah pulang oppa?” jiyeon menyendokkan makanannya kedalam
mulutnya. Kimchi buatan Baekhyun memang enak namun nafsu makannya sudah hilang
sejak tadi.
“nde..
kenapa kau tidak keluar Jiyeon-a?” Baekhyun meletakkan kedua tangannya diatas
meja. Dia memang tidak makan malam ini. Tadi minah membawakan sekotak Pizza
favoritnya dan langsung dia lahap sampai tersisa kotaknya saja. dan sekarang
dia harus merasakan sensasi sakit perut yang tiba tiba menghantuinya.
“oppa..
apa perutmu sakit?” Jiyeon mencoba mengalihkan arah pembicaraan baekhyun. Dia
tidak ingin melanjutkan topic pembacaraan itu. Bang Minah.. dia harus
menghindarinya.. bahkan mungkin dia harus merelakan Baekhyun juga.
“nde..”
“aisshh
kau harus melihat porsi makanmu..”
“aissh
padahal aku hanya memakan satu kotak pizza..”
“mwo??
Kau menghabiskannya? Satu kotak pizza?? Aigoo pantas saja perutmu sakit oppa..”
Jiyeon mengeleng geleng prihatin. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu
mengambil obat dikotak obat. Memberikan sebuah obat pereda sakit perut ke
Baekhyun.
“gomawo
Jiyeon-a..”
“yaa
oppa kau harus menjaga pola makanmu. Mana mungkin kau sakit padahal besok kau
ulang tahun…itu sedikit kurang elit
oppa” Baekhyun menatap jiyeon. Sedangkan yeoja itu hanya menampakkan
senyumnya.. dan detik berikutnya
yeoja manis itu menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek.
“dari mana kau tahu?”
“aku
melihatnya pada kalender dikamarmu oppa.”
“owwhh..”
Jiyeon
mengembangkan senyumnya sekali lagi. Tidak oppa... aku sudah tahu itu dari
dulu... sejak aku memutuskan untuk mengagumimu bahkan sekarang sampai aku
mencintaimu..kata Jiyeon dalam hatinya, tidak mungkin dia mengungkapkan itu
semuanya kepada Baekhyun.
…
Yeoja manis itu menarik selimutnya. Menutupi seluruh
tubuhnya. Hari ini memang tidak dingin bahkan terkesan panas karena memang
sekarang sedang musim panas. Namun dia memilih menutupi seluruh badannya untuk
menutupi isakan tangisnya.
Aku tidak boleh menyesal. Kalimat itu terus saja dia
katakan. Menggeleng gelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Dia tidak pernah
sesakit ini sebelumnya rasa sakitnya membuat dia sulit bernafas padahal oksigen
disekelilingnya melayang layang dengan bebasnya.
“apakah
ini saatnya aku pergi.
Meninggalkan dirinya…??”
“bodoh!!
Bahkan dia bisa hidup sendiri tanpa diriku..” hanya makian yang ditujukan untuk
dirinya sendiri. Air mata yang sejak tadi mengalir dari matanya membuat matanya
sedikit bengkak. Bahkan lingkaran hitam muncul disekitar matanya.
“empat
hari lagi? Tidak! Aku tidak akan sanggup sampai waktu itu selesai. Lebih baik
aku pergi daripada aku terus saja seperti ini” gumamnya kemudian. Cepat cepat
yeoja manis itu bangkit dari tidurnya, mengambil selembar kertas dan menuliskan
sebuah tulisan disana.
“mianhae
Baekhyun oppa…”
…
Bakhyun membolak balikkan tubuhnya diatas tempat
tidurnya. Mencoba posisi seenak mungkin. Sebuah perasaan yang membuatnya tidak
bisa tidur malam ini tiba tiba datang menghampirinya. Berbagai posisi sudah dia
coba.. tapi tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya untuk melancong kealam
mimpinya.
“apa
yang terjadi padaku? Dann apa yang trjadi..??” Baekhyun memukul mukul kepalanya
sendiri. Lalu dia beranjak dari tidurnya. Melangkahkan kakinya menuju dapur.
Mengambil segelas air.
“aigooo..
aku benar benar haus..” gumamnya sambil menuang air yang dia ambil dari lemari
dinginnya. Tunggu. Apakah jiyeon sudah tidur? Pikirnya lagi.
“cihh..
kenapa aku memikirkannya!!” teriaknya sambil menggaruk garuk rambutnya yang
sama sekali tidak gatal. Baekhyun melirik jam dinding yang terpasang dekat
dengan lemari esnya.
“aisshh
tentu saja dia sudah tidur. Ini sudah hampir jam 12…” dia mengembangkan
senyumnya lalu melangkahkan kakinya menuju sofa. Merebahkan pantatnya. Suara
ponselnya membuat dia kembali berdiri dan mengambil ponselnya tersebut.
“Minah…??”
dia mengerutkan keningnya lalu megetuk ponselnya. Lalu sedetik kemudian sebaris
kalimat muncul dari
ponselnya. Sebuah senyum mengembang dari bibir namja manis itu. Sebaris ucapan
selamat ulang tahun itu muncul dari ponselnya. Dia tersenyum masam, bahkan dia
melupakan hari ulang tahunnya..
Baekhyun
melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tapi kakinya berhenti saat melewati kamar
adiknya yang sekarang ditempati jiyeon. Baekhyun membuka kamar itu pelan takut takut akan membangunkan
Jiyeon yang sedang tidur. Matanya membulat saat itu juga karena tak ada Jiyeon
disana. Dan bukannya Jiyeon yang dia temukan dia malah menemukan sepucuk surat
diatas tempat tidur..
“eungg...? apa ini?” cepat cepat
dia buka surat bersampul merah jambu itu. Jantungnya bergemuruh saat itu juga.
Bagaikan sebuah jarum yang menusuk nusuk dadanya. Sangat sakit..
Oppa...
sebelumnya aku akan mengucapkan selamat ulang tahun untukmu! Mianhae aku tidak
bisa menyanyikan lagu ulang tahun untukmu. Mungkin saat kau membaca surat ini
aku sudah pergi kerumahku. Jangan tanya kenapa aku pergi sekarang.. karena
sepertinya inilah waktunya aku pergi. Terimakasih karena kamu mau menjagaku
selama ini dan aku sangat minta maaf karena membuatmu repot...
Seangil Chukka
Hamnida Byun Baekhyun!!
Park Jiyeon
Baekhyun meremas
surat merah muda itu. Secepat kilat dia berlari keluar rumahnya. Mencari cari
apakah Jiyeon masih ada disekitar rumahnya atau tidak. Namun usaha yang dia
hasilkan tidak berbuah apa apa. Dia tidak menemukan Jiyeon dimanapun.
Jiyeon-a dimana
kau. Berulang ulang dia meneriakkan nama Jiyeon. Membuat tenggorokkannya sakit.
Namun sekeras apapun dia berteriak Jiyeon tidak muncul juga dihadapannya...
“kenapa sesakit ini?” katanya
sambil meremas dadanya sendiri
...
Baekhyun
memandang kamar yeodongsaengnya. satu bulan lalu Jiyeon meniggalkannya namun
wangi shampoo yang selalu dipakai Jiyeon masih saja menggelitik hidungnya.
Baekhyun memejamkan matanya merasakan bagaimana namja itu merindukan Jiyeon.
Suara bel rumahnya menyadarkan dia dari halunasinya.
“oppa!!” suara Minah langsung
saja menggema ditelinganya..yeoja cantik itu langsung saja memeluk Baekhyun
yang menyambutnya dengan senyum khasnya.
“aigoo.. sepertinya kau bahagia
sekali hari ini..”
“tentu saja!” Minah mencubit
kecil hidung Baekhyun membuat namja manis itu malah mengacak acak rambutnya.
Dan tentu saja Minah tidak suka, bagaimanapun dia baru saja kesalon.
“aigoo.. aigoo... lihatlah bila
kau marah kau benar benar jelek Min-ya..”
“oppa!! Awas saja kau...oohhh
aku membawa Jiji!!” Seketika wajah Minah berubah ceria kembali. Dia memanggil
kucing kesayangannya itu dan semenit kemudian kucing berbulu putih itu sudah
ada didepannya. Tak tanggung tanggung yeoja itu langsung menggendong kucing
yang dia panggil Jiji itu.
“bukannya kau bilang dia
hilang?”
“nde! Dia datang kembali kerumah
beberapa minggu yang lalu. huwaaa,,, Jiji-ya aku sangat merindukanmu...”
teriaknya girang. Baekhyun tersenyum lalu mengamati kucing yang pernah dia
berikan kepada yeojachingunya itu. Dan saat matanya beradu dengan mata kucing
yang juga sedang melihatnya itu. Sesuatu yang sulit dijelaskanpun terjadi..
Mata itu,
mengingatkannya dengan seseorang.. seseorang yang dia rindukan...
“Jiyeon..??”
END
Other story...
Point of
View... Park Jiyeon.
Dia memang baik...
aku memang tak salah untuk memutuskan menyukainya. Hanya sebuah kekaguman yang
akhirnya menjadi sebuah rasa cinta... aneh namun itu nyata. Apalagi meningat
aku hanya sebuah kucing yang dijual disebuah toko hewan. Bahkan aku memutuskan
untuk menjadi manusia hanya untuk dekat dengannya. Melakukan sebuah perjanjian
untuk menjadi seorang manusia. Kucing yang bodoh hanya untuk mengejar cintanya
yang seorang manusia.
Namun itu benar
benar sudah tidak berarti lagi sekarang. Dia....orang yang dia cintai –Byun
Baekhyun sudah memiliki Minah. Seseorang yang aku sayangi juga.... bagaimana
tidak? Dia adalah majikanku sendiri.
Sekitar satu
tahun yang lalu dia memberikanku kepada Minah.. yang setahuku dia adalah
sahabatnya –hanya pada saat itu. Minah benar benar baik padaku bahkan aku
sangat menyukainya juga. Namun setelah aku tahu dia adalah yeoja chingunya
Baekhyun? Aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku harus merelakan semuanya..
merelakan Baekhyun dengan Minah..
...
RCL Please!! :D
helloimiga
1 komentar:
Wah chingu ternyata Jiyeon itu dulunya Kucing nde??
Daebak FFnya kekekeke :3 pantesan aja dia POLOS
Ternyata Jiji itu Jiyeon
Sip chingu bagus ditunggu FF BaekMin yg lainnya :)
Jjang and Keep Writing >o<
Posting Komentar