Sabtu, 26 Mei 2012

It's Hurt Because It's Love



Title : It’s Hurt because It’s Love
Author : helloimiga
Genre : AU, mystery dan pastinya gaje ._.
Rate : PG14
Length : Oneshoot
Cast : Byun Baekhyun(EXO-K), Park Jiyeon (T-ara), Bang Minah (Girlsday)
Back sound : EXO-K Mama #gag nyambung bgt coba :p, EXO-K Angel

WARNING GAJE DAN BANYAK TYPO!!

Namja berparas tampan –dan sediikit imut tentu saja itu menghentak hentakkan kakinya kesal. Udara malam Seoul hari ini memang sangat dingin. Dan pastinya beberapa orang aahh semuanya pasti akan memilih duduk dirumah sambil meminum segelas coklat panas atau malah memilih meringkukkan dirinya diatas selimut tebal. Byun Baekhyun. Namja itu masih saja menggosok gosokkan kedua tangannya untuk mencoba menghilangkan rasa dingin di tubuhnya.

                “Aisshhh Chanyeol benar benar membuatku mati kedinginan… kenapa dia menyuruhku pulang saat dingin seperti ini?” Baekhyun menggumam tidak jelas. Sebuah suara tidak sengaja merambat masuk kegendang telinganya… suara perempuan..!!

                “aiggoo.. dan apa ini? apakah aku harus bertemu dengan ‘seseorang’ saat ini..” bulu kuduk Baekhyun meremang. Dia memang sangat tidak suka sesuatu berbau mistis.. lalu suara yang baru saja memasuki gendang telinganya itu apa.
                “aisshhh sebaiknya aku memastikan itu suara apa..” sedikit mengumpulkan beberapa keberaniannya. Suara itu makin terdengar saat dia memasuki gang gang menuju rumahnya. Dan saat itu pula dia melihat asal suara itu. Matanya membentuk sebuah bulatan besar.
                “a..aapa itu..” pekiknya pelan. Sedangkan yeoja dihadapannya itu yang ahhh… tidak menggunakan sehelai bajupun itu menahan tangissnya saat sudut matanya menangkap sosok Baekhyun. Yeoja itu merapatkan kakinya untuk menutupi dadanya. Meringkuk seperti anak kecil yang sedang menangis.

baekhyun menelan ludahnya dengan sulit. Bagaimanapun dia adalah seorang namja. Lalu bagaimana mungkin dia akan tahan saat manic matanya menangkap sesuatu yang.. ahhh… Yeoja dihadapannya itu membuat jantungnya berdetak beberapa kali lebih cepat.
Yeoja itu bahkan tidak hanya memiliki wajah yang cantik, bahkan tubuhnya yang terekspos jelas dihadapan matanya itu tidak memiliki satupun cacat dimatanya.
                “gwe…gweanchana..?” akhirnya saat Baekhyun telah kembali lagi dialam sadarnya. Dia menepis kuat kuat pikiran pikiran jeleknya itu. Yeoja dihadapannya itu mengangguk pelan. Dan saat mata baekhyun menatap mata yeoja itu. Semuanya seperti tidak jelas.. dia seperti meangkap sesuatu yang sulit dia ungkapkan. Bagaikan dia didorong dan masuk kemata indah yeoja itu.
               
                “di..dingin…” satu kata yang berhasil diucapkan yeoja itu membuat baekhyun kembali (lagi dan lagi) kealam sadarnya. Cepat cepat dia membuka jaket yang sejak tadi menempel pada badannya lalu dia lekatkan pada tubuh polos yeoja itu.
                “apa masih dingin?” yeoja cantik dihadapannya itu tetap mengangguk, sudah sejak tadi angin malam menerpa tubuhnya membuat satu jaketpun tidak akan mampu menghilangkan rasa dingin yang dia rasakan. Baru saja baekhyun akan bertanya., yeoja itu telah jatuh pingsan dipelukannya. Membuat baekhyundapat merasakan tubuh yeoja manis itu saat menempel pada tubuhnya.

                “apakah aku harus membawanya kerumahku..??”


Baekhyun merebahkan yeoja itu kekasurnya. Dia harus menahan nafasnya saat kulitnya harus menempel pada kulit yeoja itu. Merasakan sebuah debaran yang luar biasa pada tubuhnya. Menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan.
                “Ani,,, aku tak boleh seperti ini. aku sudah mempunyai Minah dan aku tidak boleh mengecewakannya dengan membuatnya kecewa..” pikirnya dari tadi. minah adalah yeojachingunya dan dia tidak mau mengecewakan Minah karena dia tahu Minah sangat percaya dengannya.

Baekhyun mengambil T-shirtnya lalu dipasangkan pada yeoja yang dia tidak kenal itu. Mengambil nafasya dengan berat lalu mengeluarkan pelan-pelan.

                “Ahh sepertinya aku harus tidur di sofa malam ini..” desis Baekhyun pelan. Tapi sebelum dia pergi untuk tidur dia tempelkan telapak tangannya pada kening yeoja itu..
                “Ommoo… dia demam!!” dengan cepat dia mengambil sebuah kain dan sebuah baskom berisi air dingin. Cepat cepat dia menempelkan kain yang sudah dia celupkan itu kekening yeoja dihadapannya,,
                “apakah dia terlalu lama diluar? Panasnya tinggi sekali..”


Baekhyun menerjap nerjapkan matanya saat sinar matahari masuk mengenai matanya melalui celah celah fentilasi yang ada di kamarnya. Tidur dengan posisi duduk membuat punggungnya sangat pegal. Yeoja dihadapannya hanya tersenyum saat matanya menangkap sosok Baekhyun yang sedang merenggangkan otot ototnya
                “gomawo…”
                “che…cheonmaneyo… aigooo aggashi, kau sudah bangun?” seperti tadi malam. Yeoja manis itu hanya mengangguk pelan sambil menampakkan senyumnya yang entah dari kapan Baekhyun sangat suka senyuman itu.

                “siapa namamu..?”
                “nde…mmm Ji…ji..aahhh jiyeon!! Park Jiyeon!!” jawab yeoja itu sambil terbata. Entah apa yang sedang dipikirkannya namun Baekhyun tak terlalu memikirkannya. Hanya sebuah senyuman membuatnya tak bisa berkutik. Apakah aku mulai gila karena yeoja ini.. pikirnya ..
                “aku Byun Baekhyun.. baekhyun, kau bisa memanggilnya seperti itu..”


                “Apa yang kau masak Baekhyun-ssi?” jiyeon menggoyang goyangkan badannya menghadap Baekhyun yang sedang memasak di dapur. Pupil matanya bergoyang goyang searah dengan gerakan tangan yang dibuat Baekhyun.
                “mmm aku akan membuat sup untukkmu.. apa kau suka?” jawab baekhyun sambil mengacak acak rambut Jiyeon. Walaupun dia baru bertemu Jiyeon Kemarin malam, tetapi dia nyaman berada di dekat jiyeon. Sedangkan Jiyeon hanya menampakkan senyum manisnya lagi dan lagi. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatnya sangat suka berada dekat pada baekhyun.

                “aahh tentu saja baekhyun-ssi aku suka semua makanan… ahhh apakah kau masih ingat untuk menambahkan daging?”
                “aahh tentu saja jiyeon-a… yaaa.. sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku dengan embel embel ‘ssi’ bukankah kita sepakat untuk menjadi teman..”
                “hmmm… chingu?”
                “nde! Chingu!!”

Jiyeon mengembangkan senyumnya dengan sedikit paksaan. Chingu? Begiitukah baekhyun menganggapnyai? hanya sebatas itu? Ahhh dia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin baekhyun bisa menyukainya. Menyukai seseorang yeoja yang bahkan baru dikenal Kemarin malam.

                “yaa… kenapa kau melamun Jiyeon-a? aahh benar kau juga harus memanggilku oppa… arraseo?!” baekhyun mengedipkan sebelah matanya didepan jiyeon. Membuat yeoja itu seketika merasakan sebuah goncagan besar didadanya…
                “o..oppa…apakah harus?”
                “aisshhh tentu saja! kau mengingatkanku pada yeodongsaengku. Dongsaengku yang telah diambil oleh-Nya. Ahh maaf aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan dongsaengku..” baekhyun merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia membuka luka lamanya. Mencoba mengingatkan dirinya dengan sosok Byun Hyeyeon—dongsaengnya yang sudah pergi.
                “ahh gweancana Baekki oppa.. aku malah menyesal telah mengingatkanmu pada dongsaengmu itu..”
                “hahhahaha..nde, aku akan mengampunimu asal kau mau melihat film bersamaku nanti..” sudut bibir Baekhyun melengkung dengan sempurna. Lalu dia melanjutkan kemballi acara memasaknya. Sedikit dikit baekhyun melirik Jiyeon yang melihatnya dengan serius. Mata yeoja itu benar benar mngingatkan dengan dongsaengnya. Bahkan tingkahnya juga sedikit mirip dengan Hyeyeon.

                “ommmo oppa…. Lihatlah airnya sudah mendidih..” teriak Jiyeon membuat kesadaaran baekhyun kembali lagi. Dengan gesit namja imut itu memasukkan potongan sayur yang sudah diapotong tadi..
                “oppa!! Dagingnya oppa,..!!” teriak Jiyeon lagi.


                “huwaaaahhh massitaa!!” jiyeon menyendokkan kembali sup itu kemulutnya. Sejak tadi dia tidak berhenti memuji masakan baekhyun itu. Bahkan sesekali dia menjulurkan dua ibu jarinya dihadapan baekhyun membuat namja itu tersenyum senang.
                “oppa.. kau benar benar koki yang hebat!!” untuk kesekian kalinya Jiyeon mengacungkan ibu jarinya tepat dihadapan Baekhyun. Dengan beberapa nasi yang masih berada pada mulutnya Jiyeon terus saja berbicara.

                “yaa… Jiyeon-a.. nasimu keluar.. lihatlah!!”
                “aahh mianhaeyo.. kau tahu ini makanan terenak yang pernah aku makan!!”
                “nde? Memang selama ini kau selalu makan apa…”
                “aku hanya selalu diberi makanan ku….” Sebelu Jiyeon menyeseleaikan perkataannya dia sudah membengkap mulutnya sendiri. Memukul mukul kepalanya sendiri. Hampir saja aku keceplosan… pikirnya kemudian..

                “Jiyeon-a… neo gweanchana? Apa yang terjadi? Ha?” Baekhyun mengerutkan keningnya. Namja itu sedikit penasaran dengan kelanjutan kalimat yang baru saja yeoja dihadapannya itu katakan.
                “makanan apa? Kau sering diberi apa?” Jiyeon menggaruk garuk garuk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa.. Ya tuhan.. apa yang harus aku lakukan..

                “maksudnya… para pembantu dirumahku jarang memberiku makanan seenak ini. kau tahu.. mereka benar benar tidak becus menjadi pembantu.” Yeoja manis itu mengerucutkan bibirnya. Menampakkan sebuah tatapan yang dapat membuat orang yang melihatnya terpana.
                “jinja!! Ahhh oohh yaa.. kau tidak pulang kerumahmu?” Jiyeon menggigit bibir bawahnya. Otaknya bekerja dengan cepat saat ini juga.
                “o…oppa… apakah kau mengusirku?”
                “mwo Annnioo!! Aku tidak bermaksud seperti itu… hanya sa..” Dengan cepat Jiyeon memotong kalimat baekhyun. Dia menundukkan wajahnya kedalam

                “dua minggu.. hanya dua minggu saja oppa. biarkan aku tinggal disini. Eotthoke? Kalau oppa tak mau aku bisa pindah sekarang juga..”
                “andwae!! Arra.. oppa mengerti. Jiyeon-ah.. bukankah aku sudah bilang? Aku senang kau berada disini. Setidaknya kau menemaniku untuk sekarang. yaahh aku senang karena aku bisa mendapat yeoodongsaeng lagi…” Baekhyun mengacak acak rambut Jiyeon. Harum sampoo seketika menyeruak indra penciumannya. Seperti memabukkan dan sedikit membuat kecanduan.


Jiyeon menatap baekhyun yang terlihat sangat amat bahagia hari ini.. bahkan dia sempat melihat baekhyun yang biasanya malas membersihkan rumahnya terlihat sangat amat rajin bersih bersih. Menyemprotkan wangi wangi ruangan disetiap sudut rumahnya.
                “apa yang sedang kau lakukan baekki oppa?”
                “melakukan pembersihan” jawabnya singkat. Dia terus saja asik membersihkan setiap sudut ruangannya..

                “apakah akanada yang datang?” sekilas Jiyeon melihat baekhyun memberhentikan pekerjaannya lalu melanjutkan lagi. lalu menoleh kearahnya dengan sebuah senyum yang bertengger diwajahnya yang imut..
                “tentu saja… nae yeoja chingu..”
                “mwo… yeo..yeojachingu..??” dia menganggukkan kepalanya mantap lalu berjalan kearah Jiyeon. Lalu memeluknya sekilas. Membuat jantung itu kembali berdetak tidak wajar. jiyeon menelan ludahnya sulit. Dia tidak boleh terlihat seperti ini. walaupun hatinya sakit.. tapi dia tak boleh seperti ini. Dalam hati yeoja itu menyemangati dirinya sendiri.

                “mm jiyeon-a… maukah kau errr.. berpura pura menjadi keponakanku? Maksudku… aku tidak ingin yeojachinguku salah paham jadi..??” Baekhyun menatap wajah Jiyeon was was takut takut yeoja itu akan marah atau salah paham. Namun dugaannya salah. Yeoja dihadapannya itu malah mengangguk dengan semangat.
                “tentu saja oppa!! Aku mengerti maksudmu! Aku adalah aktris terbaik!!” Jiyeon tersenyum bahagia. Walau itu sedikit dia paksakan. Hatinya hancur begitu saja.. seharusnya dia tidak memberi harapan yang lebih pada baekhyun.. pikirnya.


Jiyeon meremas ujung ujung bajunya. Dia menggigit bibir bawahnya… ohh Tuhan diakah yeojachingu baekhyun. Batinya. Terus saja dia menghentak hentakkan kakinya untuk mengurangi kegugupannya. Lebih baik dia tidak usah muncul di hadapan mereka.
                “oppa… sepertinya kau berusaha keras membersihkan rumahmu!!”
                “tentu saja.. ini adalah pekerjaan yang melelahkan”

                “hahahaha… tentu saja! aku tidak ingin datang kerumahmu kalau rumahmu saja seperti kapal pecah!” minah menggoyang goyangkan telunjuknya lalu meminum kopinya. Sedangkan Baekhyun hanya terkekeh pelan. Minah memang pernah datang kerumahnya dan saat itu rumahnya dalam keadaan tidak berbentuk. Akhirnya dia  harus mengorbankan telinganya untuk mendengarkan ocehan yeojachingunya itu.
                “tentu saja. percayakan semua padaku Bang Minah.. aku akan selalu menempati janjiku!!” baekhyun mengepalkan tangan kanannya lalu dia julurkan keatas. Membuatnya berpose seperti seorang ‘power rangers’
               
                “oppa… kau tahu Jiji? Kucing yang kau berikan padaku satu tahun yang lalu…”
                “Jiji? Nde..waeyo?”
                “dia hilang sejak seminggu yang lalu oppa…”
                “mwo jeongmal?”


                “apa yeojachingumu sudah pulang oppa?” jiyeon menyendokkan makanannya kedalam mulutnya. Kimchi buatan Baekhyun memang enak namun nafsu makannya sudah hilang sejak tadi.
                “nde.. kenapa kau tidak keluar Jiyeon-a?” Baekhyun meletakkan kedua tangannya diatas meja. Dia memang tidak makan malam ini. Tadi minah membawakan sekotak Pizza favoritnya dan langsung dia lahap sampai tersisa kotaknya saja. dan sekarang dia harus merasakan sensasi sakit perut yang tiba tiba menghantuinya.

                “oppa.. apa perutmu sakit?” Jiyeon mencoba mengalihkan arah pembicaraan baekhyun. Dia tidak ingin melanjutkan topic pembacaraan itu. Bang Minah.. dia harus menghindarinya.. bahkan mungkin dia harus merelakan Baekhyun juga.
                “nde..”
                “aisshh kau harus melihat porsi makanmu..”
                “aissh padahal aku hanya memakan satu kotak pizza..”

                “mwo?? Kau menghabiskannya? Satu kotak pizza?? Aigoo pantas saja perutmu sakit oppa..” Jiyeon mengeleng geleng prihatin. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil obat dikotak obat. Memberikan sebuah obat pereda sakit perut ke Baekhyun.
                “gomawo Jiyeon-a..”

                “yaa oppa kau harus menjaga pola makanmu. Mana mungkin kau sakit padahal besok kau ulang tahun…itu sedikit kurang elit oppa” Baekhyun menatap jiyeon. Sedangkan yeoja itu hanya menampakkan senyumnya.. dan detik berikutnya yeoja manis itu menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek.
                “dari mana kau tahu?”
                “aku melihatnya pada kalender dikamarmu oppa.”
                “owwhh..”

Jiyeon mengembangkan senyumnya sekali lagi. Tidak oppa... aku sudah tahu itu dari dulu... sejak aku memutuskan untuk mengagumimu bahkan sekarang sampai aku mencintaimu..kata Jiyeon dalam hatinya, tidak mungkin dia mengungkapkan itu semuanya kepada Baekhyun.


Yeoja manis itu menarik selimutnya. Menutupi seluruh tubuhnya. Hari ini memang tidak dingin bahkan terkesan panas karena memang sekarang sedang musim panas. Namun dia memilih menutupi seluruh badannya untuk menutupi isakan tangisnya.
Aku tidak boleh menyesal. Kalimat itu terus saja dia katakan. Menggeleng gelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Dia tidak pernah sesakit ini sebelumnya rasa sakitnya membuat dia sulit bernafas padahal oksigen disekelilingnya melayang layang dengan bebasnya.

                “apakah ini saatnya aku pergi. Meninggalkan dirinya…??”
                “bodoh!! Bahkan dia bisa hidup sendiri tanpa diriku..” hanya makian yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Air mata yang sejak tadi mengalir dari matanya membuat matanya sedikit bengkak. Bahkan lingkaran hitam muncul disekitar matanya.

                “empat hari lagi? Tidak! Aku tidak akan sanggup sampai waktu itu selesai. Lebih baik aku pergi daripada aku terus saja seperti ini” gumamnya kemudian. Cepat cepat yeoja manis itu bangkit dari tidurnya, mengambil selembar kertas dan menuliskan sebuah tulisan disana.
                “mianhae Baekhyun oppa…”


Bakhyun membolak balikkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Mencoba posisi seenak mungkin. Sebuah perasaan yang membuatnya tidak bisa tidur malam ini tiba tiba datang menghampirinya. Berbagai posisi sudah dia coba.. tapi tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya untuk melancong kealam mimpinya.

                “apa yang terjadi padaku? Dann apa yang trjadi..??” Baekhyun memukul mukul kepalanya sendiri. Lalu dia beranjak dari tidurnya. Melangkahkan kakinya menuju dapur. Mengambil segelas air.

                “aigooo.. aku benar benar haus..” gumamnya sambil menuang air yang dia ambil dari lemari dinginnya. Tunggu. Apakah jiyeon sudah tidur? Pikirnya lagi.
                “cihh.. kenapa aku memikirkannya!!” teriaknya sambil menggaruk garuk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. Baekhyun melirik jam dinding yang terpasang dekat dengan lemari esnya.
                “aisshh tentu saja dia sudah tidur. Ini sudah hampir jam 12…” dia mengembangkan senyumnya lalu melangkahkan kakinya menuju sofa. Merebahkan pantatnya. Suara ponselnya membuat dia kembali berdiri dan mengambil ponselnya tersebut.

                “Minah…??” dia mengerutkan keningnya lalu megetuk ponselnya. Lalu sedetik kemudian sebaris kalimat muncul dari ponselnya. Sebuah senyum mengembang dari bibir namja manis itu. Sebaris ucapan selamat ulang tahun itu muncul dari ponselnya. Dia tersenyum masam, bahkan dia melupakan hari ulang tahunnya..

Baekhyun melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tapi kakinya berhenti saat melewati kamar adiknya yang sekarang ditempati jiyeon. Baekhyun membuka kamar itu pelan takut takut akan membangunkan Jiyeon yang sedang tidur. Matanya membulat saat itu juga karena tak ada Jiyeon disana. Dan bukannya Jiyeon yang dia temukan dia malah menemukan sepucuk surat diatas tempat tidur..
               
                “eungg...? apa ini?” cepat cepat dia buka surat bersampul merah jambu itu. Jantungnya bergemuruh saat itu juga. Bagaikan sebuah jarum yang menusuk nusuk dadanya. Sangat sakit..

Oppa... sebelumnya aku akan mengucapkan selamat ulang tahun untukmu! Mianhae aku tidak bisa menyanyikan lagu ulang tahun untukmu. Mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah pergi kerumahku. Jangan tanya kenapa aku pergi sekarang.. karena sepertinya inilah waktunya aku pergi. Terimakasih karena kamu mau menjagaku selama ini dan aku sangat minta maaf karena membuatmu repot...

Seangil Chukka Hamnida Byun Baekhyun!!

Park Jiyeon

Baekhyun meremas surat merah muda itu. Secepat kilat dia berlari keluar rumahnya. Mencari cari apakah Jiyeon masih ada disekitar rumahnya atau tidak. Namun usaha yang dia hasilkan tidak berbuah apa apa. Dia tidak menemukan Jiyeon dimanapun.
Jiyeon-a dimana kau. Berulang ulang dia meneriakkan nama Jiyeon. Membuat tenggorokkannya sakit. Namun sekeras apapun dia berteriak Jiyeon tidak muncul juga dihadapannya...

                “kenapa sesakit ini?” katanya sambil meremas dadanya sendiri

...

Baekhyun memandang kamar yeodongsaengnya. satu bulan lalu Jiyeon meniggalkannya namun wangi shampoo yang selalu dipakai Jiyeon masih saja menggelitik hidungnya. Baekhyun memejamkan matanya merasakan bagaimana namja itu merindukan Jiyeon. Suara bel rumahnya menyadarkan dia dari halunasinya.

                “oppa!!” suara Minah langsung saja menggema ditelinganya..yeoja cantik itu langsung saja memeluk Baekhyun yang menyambutnya dengan senyum khasnya.
                “aigoo.. sepertinya kau bahagia sekali hari ini..”
                “tentu saja!” Minah mencubit kecil hidung Baekhyun membuat namja manis itu malah mengacak acak rambutnya. Dan tentu saja Minah tidak suka, bagaimanapun dia baru saja kesalon.

                “aigoo.. aigoo... lihatlah bila kau marah kau benar benar jelek Min-ya..”
                “oppa!! Awas saja kau...oohhh aku membawa Jiji!!” Seketika wajah Minah berubah ceria kembali. Dia memanggil kucing kesayangannya itu dan semenit kemudian kucing berbulu putih itu sudah ada didepannya. Tak tanggung tanggung yeoja itu langsung menggendong kucing yang dia panggil Jiji itu.

                “bukannya kau bilang dia hilang?”
                “nde! Dia datang kembali kerumah beberapa minggu yang lalu. huwaaa,,, Jiji-ya aku sangat merindukanmu...” teriaknya girang. Baekhyun tersenyum lalu mengamati kucing yang pernah dia berikan kepada yeojachingunya itu. Dan saat matanya beradu dengan mata kucing yang juga sedang melihatnya itu. Sesuatu yang sulit dijelaskanpun terjadi..
Mata itu, mengingatkannya dengan seseorang.. seseorang yang dia rindukan...
                “Jiyeon..??”

END

Other story...
Point of View... Park Jiyeon.

Dia memang baik... aku memang tak salah untuk memutuskan menyukainya. Hanya sebuah kekaguman yang akhirnya menjadi sebuah rasa cinta... aneh namun itu nyata. Apalagi meningat aku hanya sebuah kucing yang dijual disebuah toko hewan. Bahkan aku memutuskan untuk menjadi manusia hanya untuk dekat dengannya. Melakukan sebuah perjanjian untuk menjadi seorang manusia. Kucing yang bodoh hanya untuk mengejar cintanya yang seorang manusia.

Namun itu benar benar sudah tidak berarti lagi sekarang. Dia....orang yang dia cintai –Byun Baekhyun sudah memiliki Minah. Seseorang yang aku sayangi juga.... bagaimana tidak? Dia adalah majikanku sendiri.

Sekitar satu tahun yang lalu dia memberikanku kepada Minah.. yang setahuku dia adalah sahabatnya –hanya pada saat itu. Minah benar benar baik padaku bahkan aku sangat menyukainya juga. Namun setelah aku tahu dia adalah yeoja chingunya Baekhyun? Aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku harus merelakan semuanya.. merelakan Baekhyun dengan Minah..

...

RCL Please!! :D
helloimiga

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah chingu ternyata Jiyeon itu dulunya Kucing nde??
Daebak FFnya kekekeke :3 pantesan aja dia POLOS
Ternyata Jiji itu Jiyeon
Sip chingu bagus ditunggu FF BaekMin yg lainnya :)
Jjang and Keep Writing >o<

Posting Komentar