Minggu, 30 Juni 2013

My Plastic Surgery (Part 1)

 
Author : Anisa
Genre : Teen, 14+, romance
Cast : Kim Jong In , Son Na eun
( I hope I can post every week ^^)
And I hope First Love second marriage part 3 will finish soon so I can post it on July :D

Do you still remember, the day we’ve met for the first time?
I still remember, you’re laughing with your pretty lips
On that day I vowed that I will never let you go
– VIXX Love Letter

“Aku membencinya, sangat membencinya !!” suara teriakan masih menggema di kamar bernuansa ungu itu . Na eun, gadis berumur 16 tahun itu masih saja memukul-mukul boneka anipang-nya.
“Aku membencimu Kim Jong In !!!!”
Dia menangis, sepertinya semua sia-sia saja . Seseorang yang sangat ia harapkan selama sepuluh tahun terakhir ini telah menghancurkan hatinya hanya dalam waktu beberapa detik.
“ Apa kau tahu? Aku sangat membeci seorang gadis yang melakukan operasi plastik” Kata-katanya masih terngiang jelas ditelinganya. Perkataan yang memang bukan ditujukan untuknya, tepatnya untuk Ji Hyun sahabatnya pagi ini telah merubah semua pandangan baik ke namja itu. Namja yang selama ini ia puja-puji bahkan sampai memimpikannya di malam hari ternyata tidak akan lagi sama seperti enam tahun yang lalu kepadanya.

Jong In’s POV
Aku masih mengingat kejadian yang terjadi tadi pagi.
Kenapa gadis itu memarahiku sambil menangis? Apa aku mengenalnya? Matanya seperti seseorang yang kukenal. Tapi siapakah dia?
*Flashback on*
Aku tak tahu kenapa semua gadis disini selalu berteriak dan heboh saat melihatku. Sebenarnya aku sangat terganggu dengan teriakan mereka. Ditambah dengan puluhan surat cinta yang selalu kudapatkan setiap paginya di dalam lokerku. Aku bukanlah seorang artis, apalagi member boyband yang virusnya saat ini sedang mewabah ke seluruh dunia. Aku hanyalah seorang siswa biasa.
BRUKK~
    Tiba-tiba ada seorang yeoja yang menabrakku.
    “Mian, mianhe”katanya sambil membereskan bukunya yang tercecer.
    “Gwaencahana” jawabku lagi tanpa membantu membereskan bukunya.
    “Oppa terimalah ini” yeoja itu tiba-tiba mengeluarkan sepucuk surat yang dibungkus dengan amplop berwarna-warni dengan motif love yang besar dibagian depannya.
    “Maaf aku tidak bisa menerima ini” jawabku lagi.
    “Oppa.. sarang-hae...” kata yeoja itu lagi.
    Jinja, aku sudah terbiasa dengan hal ini. Hampir setiap hari para yeoja mengutarakan cinta mereka padaku. Aku sebenarnya tak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah ini efek dari sudah tidak adanya perbedaan gender di dunia ini? entahlah.
    “Apa kau melakukan operasi plastik?” tanyaku to the point.
    “N....nde, waeyo? ” jawabnya terbata.
    “Asal kau tahu aku paling benci dengan gadis yang melakukan operasi plastik. Jadi jauh-jauhlah dariku”
    Yeoja itu menitikkan air mata saat aku mengutarakan hal itu. Kenapa aku benci operasi plastik? Disaat akhir-akhir ini operasi plastik memang mewabah dinegaraku, aku malah membencinya. Kenapa? Karena aku tidak suka kepada orang-orang yang takpernah bersyukur apa yang telah Tuhan berikan kepadanya.Selain itu karena kejadian buruk yang baru saja menimpaku beberapa bulan yang lalu menjadikanku sangat membenci operasi plastik.
    “Kau !! Kim Jong In . Orang yang menganggap dirinya paling sempurna !! Apakah itu alasanmu menolaknya? Karena dia melakukan operasi plastik ha? Hahahaha, kau sungguh munafik!!!”Tiba-tiba seorang yeoja-yang kuduga teman dari yeoja tadi datang dan memarahiku.
    “Ne. Kenapa? Kau keberatan? Sepertinya kau juga baru saja melakukan operasi plastik, Terlihat sekali dagu dan hidungmu itu”
    “Ne , memang benar aku juga melakukan operasi plastik hampir diseluruh wajahku, but I’m fine. Dan untunglah aku bukan salah satu dari penggemar gilamu itu. Mereka sudah buta mata dan batinnya karena sudah mengidolakan seseorang yang berhati dangkal sepertimu” lanjutnya lagi sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan menghilang didepanku.
*Flashback off*
    Kenapa aku berbuat seperti itu? Ini karena kejadian yang menimpa kakak tiriku Jessica. Dia diadopsi ketika orangtuaku takkunjung mendapatkan buah hati setelah dua tahun pernikahan. Meskipun begitu , aku sangat menyayanginya. Dia lebih tua empat tahun dariku.
    Kejadian itu bermula ketika sembilan bulan yang lalu Jessica akan melakukan pembedahan plastik pada pipi dan membuat lapisan pada kelopak matanya. Sayangnya, operasi itu gagal karena malpraktek dokter bedahnya. Akibatnya Jessica koma selama satu bulan karena menderita pendarahan diwajahnya sampai akhirnya dia menutup matanya untuk selamanya.
Jong In POV ends

Naeun POV
    “Apa kau sudah bertemu dengan Jong In?” kata eomma membuyarkan lamunanku.
    “Em..belum eomma. Aku lupa bagaimana wajahnya” jawabku berbohong.
    “Oh, mungkin dia sudah tumbuh menjadi seseorang yang tampan” kata eomma lagi.
Yaps, kuakui eomma memang benar, tapi tampan mukanya tak menjamin tampan hatinya !!!
“Oiya,sekedar mengingatkan besok keluarga Kim mengundang kita untuk pergi ke rumahnya, perayaan pindah rumah baru. Kau bisa ikut kan?”
Aku tak ingin bertemu dengan namja itu lagi titik.
“Mianhe eomma ternyata aku tidak bisa.Mungkin eomma bisa mengajak Sung Jun. Aku sudah janji untuk mengerjakan tugas kelompokku” kataku berbohong lagi.
“Aduh sayang sekali, padahal ini adalah pertemuan kita setelah enam tahun yang lalu keluarga Kim pindah.
“Mianhe eomma “ jawabku lagi.
***
Pagi ini aku kembali masuk sekolah, tapi entah kenapa semua orang melihatku dengan aneh. Ahh entahlah, mungkin karena kejadian kemarin. Masa bodohlah aku sudah memutuskan untuk menjauh dari namja yang bernama Kim Jong In itu.
“Na eun-ah mianhee. Karena aku kamu jadi topik pembicaraan disekolah ini” kata Ji Hyun menyesal.
“Gwaenchana~ aku lebih kuat dari yang kau bisa pikirkan” jawabku.
Ya tentu saja. Aku bukanlah tipe yeoja yang gampang menyerah. Sejak kejadian itu dan operasi plastikku berhasil aku sudah janji pada diriku, aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi.
“Kalau kau butuh apa-apa atau ada orang yang kurang ajar kepadamu beritahulah aku” katanya lagi.
“Haha.. tenang saja aku sudah sabuk hitam dalam karate  dan jika aku memberitahumu, apakah kau bisa membantuku?” tanyaku.
“Anio.. tapi setidaknya aku bisa menyuruh sopirku” jawabnya lagi
“Hahahaha...”
Naeun POV ends

Jong In POV
    “Apa kau sudah tahu siapa nama yeoja itu?” tanyaku kepada Yong Sik.
    “Namanya Son Na eun , dia tinggal di Grand Society” jawab Yong Sik.
    “Gangnam? “gumamku.
    “Ne, sepertinya dia anak orang kaya, pantas saja dia melakukan operasi plastic sampai diseluruh mukanya” kata Yong Sik lagi.
    Son Na eun? Aku belum pernah mendengar namanya sebelumnya. Dia , matanya terlihat seperti seseorang yang aku kenal dengan marga yang sama, Son. Tapi dia tidak bernama Na eun tetapi  Son Ji Na, yeoja yang selama ini aku tunggu.
***
    Sore ini adalah sore yang paling kunantikan. Sore ini keluarga Son akan datang kerumah. Beberapa hari yang lalu eomma bertemu dengan son ajhumma di salah satu pusat perbelanjaan. Satu bulan setelah kepindahan kami, tiba-tiba keluarga Son tidak bisa dihubungi lagi. Dan ternyata mereka pindah rumah tanpa memberitahukan kepada kita. Selain itu pada saat yang sama mobile phone milik satu keluarga hilang karena ada perampok yang menggesek habis-habisan semua perabot kami pada saat itu.
    Pesta berlangsung cukup meriah. Rumah baru ini memiliki halaman yang luas di belakang rumah. Jadi eomma membuat garden party disana. Pesta sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Keluarga, Saudara dan teman kerja eomma dan appa sudah hadir, tapi keluarga Son belum juga hadir malam ini.
    “Kenapa kau sangat gelisah sekali? Apa ada yang mengganggu pikiranmu” kata eomma menyadarkan lamunanku.
    “Ah..aniyo. Aku hanya teringat sesuatu saja eomma. Tapi tenanglah itu sama sekali tidak penting. Eomma ada yang datang lagi. Mari kita sapa” jawabku sambil melingkarkan tanganku di pinggangnya dan membawa ke kerumunan tamu yang baru saja datang.
“Keluarga Son, akhirnya kau datang juga !! Aku pikir kau lupa dengan undanganku kala itu. Saat itu aku juga lupa menyerahkan kartu namaku kepadamu” kata eomma memeluknya.
Keluarga Son? Apakah Keluarga Ji Na? Langsung saja kuamati mereka. Tapi kenapa mereka hanya bertiga? Sepasang suami istri dan anak lelaki mereka? Apakah ini keluarga Son yang lain?
“Jong In kemarilah~”kata eomma memanggilku.
“Apa kau masih ingat dengan keluarga Son ? Mereka tetangga kita saat kita tinggal di Daegu”
Aku tidak salah dengar? Tetangga yang tinggal di Daegu?Tidak salah lagi,tapi kemana Ji Na?
Aku membungkukkan badan sembari memberi salam kepada mereka dan berbasa basi menyanyakan keadaan mereka.
“Jong In sekarang sudah tumbuh sangat besar, sudah melebihi tinggimu hyung” kata Son ajhumma.
“Ne, aku juga heran kenapa anak jaman sekarang sangat cepat tingginya ya?” jawab appa disusul tanya jawab ringan antara eomma dan song ajhumma.
“Oiya, kenapa aku tidak melihat Ji na?” kata eomma tiba-tiba, dan aku langsung refleks memperhatikan percakapan mereka.
“Mianhe eonni, Ji Na sudah ada janji dengan teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas” jawab Song ajhumma.
Apa? Ji Na lebih memilih mengerjakan tugasnya daripada bertemu denganku? Ternyata yeoja yang selama ini aku tunggu sudah sama sekali tidak peduli lagi kepadaku.
Sejak tahu Ji Na tidak datang ke pesta aku memutuskan untuk masuk kekamar dan tidur. Aku sudah terlanjur bad mood karena hal itu. Tiba-tiba eomma masuk kekamarku dan langsung memegang dahiku.
“ Gwaenchana? Apa kau sakit?” kata eomma mencemaskanku.
“Ani, aku hanya pusing sedikit eomma” jawabku.
“Apa pestanya sudah selesai?” tanyaku sambil melirik kearah jam digitalku yang ada dimeja.
“Nde, oiya apa kau tidak pernah bertemu dengan Ji Na disekolah?” kata eomma tiba-tiba.
“Mwo? Ji Na satu sekolah denganku?” tanyaku kaget.
“Nde, tadi eommanya bercerita jika tahun ini Ji Na masuk sekolah denganmu. Apa kau tidak pernah sekalipun bertemu dengannya?” kata eomma lagi.
“Ani..” jawabku sambil mencoba mengingat apakah ada yeoja disekolahku yang bernama Ji Na.
“Apa eomma tahu dimana rumah tempat tinggal keluarga Son sekarang?”
“Aduhh eomma lupa, kemarin eomma hanya meminta nomer teleponnya saja tanpa meminta kartu nama atau alamat ruamahnya”
***
Paginya aku langsung mencari tahu nama Son Ji Na di daftar penerimaan siswa baru yang baru saja aku dapatkan dari Yong Sik.
“Kau aneh sekali semalam, kenapa kau tiba-tiba ingin tahu tentang daftar semua anak baru? Aishh.. jangan-jangan kau sedang mengincar seorang yeoja ya?”tanyanya menggodaku.
“Apa hanya ini yang kau dapatkan?” tanyaku lagi sambil terus membolak-balikkan lembaran kertas nama ini.
“Hanya itu. Data itu sudah lengkap. Apa kau tidak menemukan namanya?” tanyanya lagi.
Didata ini yang bernama Ji Na ada lima orang . Tapi dari kelima nama itu marga mereka bukan Son. Aku semakin bingung. Apakah ada kesalahan saat petugas administrasi mengetik nama mereka? Entalah. Tapi aku harus menyelidiki kelima nama ini.
Jong In’s POV end

Na Eun’s POV
Pagi ini entah ada kejadian apa disekolah, tapi tiba-tiba sekolah menjadi sangat ramai. Aku melangkahkan kaki ke dalam kelas dan OMO.... Kenapa Jong In berada di dalam kelas? Ada apa lagi dengannya? Dia sedang duduk di tempat duduk Ney teman sekelasku dan sepertinya sedang menunggu seseorang masuk.
“ Itu dia orangnya” kata temannya menunjuk ake arah Ney.
Seketika Jong In berjalan menuju kearah Ney dan mendekatinya. Wajahnya hanya berjarak tak kurang dari 5 inch dari wajah Ney.
“Bukan dia orangnya” dia berkata kepada temannya dan kemudian pergi dari kelasku .
Kejadian aneh itu ternyata tidak hanya terjadi di kelasku saja . Sudah lima orang di angkatanku menjadi korban keanehan Jong In. Para korban itupun tak-tahu menahu kenapa Jong In mendatanginya dan menatapnya seperti itu.
***
“Ji Na tolong bukakan pintu, tangan eomma penuh dengan tepung” kata eomma berteriak kepadaku yang sedang berada di ruang tengah yang memang tak jauh jaraknya dari dapur bersih.
Siapa yang bertamu saat liburan seperti ini? Tidak mungkin itu teman-teman tengil Sung jun yang datang karena dia sedang mengikuti study tour di Hongkong. Teman eomma? Tidak mungkin seorang psikolog sibuk sempat berkunjung. Apakah teman appa? Tidak mungkin, mereka tidak akan datang jika appa tidak dirumah. Temanku? Sampai saat ini aku belum punya teman dekat jadi tentu saja bukan temanku.
Saat aku melihat kearah layar, ternyata layar ini belum juga dibenahi. Aku mengutuk kenapa petugas itu belum juga datang padahal sudah dua hari ini sejak eomma menelfonnya.
“Mianhe, nuguya?” tanyaku.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabnya
Seorang kurir? Eomma memesan sesuatu?
“Baiklah tunggu sebentar” kataku sambil menutup intercom dan keluar rumah.
Saat-saat liburan seperti ini sangatlah menyusahkan untukku. Pembantu dan satpam rumah izin untuk merayakan Lunar bersama keluarganya, sedangkan pembantu dan satpam sementara baru akan datang kerumah sore ini untuk bekerja beberapa hari ke depan.
Saat aku membuka gerbang rumah, namja itu seketika menjatuhkan barangnya.
“K-Kau Son Ji-Na?” tanyanya
Na Eun’s POV end
Jong In’s POV
“Jong In-ah bangunlah~” kata eomma sambil menarik selimut dari tubuhku.
“Sebentar lagi eomma, aku masih ingin tidur”
“Tolong antarkan cupcake ini kerumah Son ajhumma”
Seketika aku langsung bangun saat mendengar kata “Rumah Son Ajhumma”.
“Apa eomma sudah tahu dimana rumahnya?”
“Tentu saja. Cepat mandi dan antrakan ini”
Aku langsung mengambil handukku dan mandi secepat mungkin. Aku sangat penasaran dengan Ji Na. Eomma mengatakan dia bersekolah ditempatku, tapi aku sampai saat ini belum pernah melihatnya.
Kupacu ninjaku secepat mungkin ke grand society pagi ini. Aku tidak kaget jika Ji Na tinggal disana. Orangtuanya sangat kaya. Appanya yang merupakan seorang surgeon yang sudah expert dibidangnya dan sangat terkenal diseluruh dunia, dan eommanya yang seorang psikolog yang saat ini bekerja sama dengan WHO dalam menangani masa rehabilitasi seusai menderita penyakit.
Saat aku menekan tombol interkom, terdengar suara yeoja menjawab
“Mianhe, nuguya?” tanyanya.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabku.
 “Baiklah tunggu sebentar” katanya lagi.
Saat yeoja itu keluar rumah, betapa terkejutnya aku, karena yeoja itu adalah yeoja yang tempo hari menangis dan memakiku didepan banyak orang. Refleks aku menjatuhkan cupcake buatan eomma.
“K-Kau Son Ji-Na?”tanyaku .
“Ne” jawabnya tanpa ada sedikitpun rasa gugup diwajahnya. Justru yang terlihat adalah amarah yang sangat besar dimatanya.
“Eh Jong In , mari masuk. Ji Na kenapa kau tak menyuruhnya masuk” kata son ajhumma sambil memegang tanganku dan menariknya masuk.
“Nne ajhumma”
***
Suasana di ruang tamu saat ini sangat kikuk. Ji Na menatapku dengan tajam seakan mengintimidasiku.
“Eomma , aku ada janji dengan temanku siang ini, maafkan aku meninggalkan kalian berdua” kata Ji Na meminta ijin keluar tiba-tiba.
“Ohh jinja? Padahal Jong In baru saja datang. Apa kau tidak ingin mengobrol dengannya?”
“Ani.. tak ada yang ingin kubicarakan juga dengannya” jawabnya sambil membungkuk sebentar kepadaku kemudian meninggalkan aku dan ajhumma sendirian.
“Mianhe Jong In. Dia menjadi sedikit keras kepala sekarang” kaat ajhumma meminta maaf padaku.
“Gwaencahana ajhumma, tapi apakah aku boleh bertanya, kenapa Ji Na berganti nama menjadi Na Eun? Dan maaf kenapa wajahnya berbeda?”
Song ajhumma kemudian menceritakan semua hal yang terjadi setelaha ku pindah saat itu. Dia menangis saat mengingat kejadian waktu itu.
“ Aku tak menyangka Ji Na sekuat itu, dia tumbuh menjadi anak yang kuat “ katanya sambil menangis.
Jong In’s POV end

Naeun menyeka air matanya. Dia masih ingat sekali ketika Jong In memakinya dan menghinanya karena dia melakukan plastic surgery dihadapan banyak orang saat itu. Na Eun menaiki subway kearah Incheon tanpa tahu dimana dia akan berhenti nantinya.
*Flashback *
“Oppa apa kau akan pergi lama?” tanya seorang anak perempuan itu kepada temannya.
“Ne, Na eun-ah tapi jangan khawatir. Yaksok, Oppa akan menemuimu ketika oppa pulang nanti” janjinya kepada gadis itu sambil membuat simpul janji dengan jari manisnya.
“Aku tak yakin bisa mengingatmu lagi. Kau tahu kan aku sangat buruk dalam hal mengingat” jawabnya sambil memonyongkan bibirnya yang tipis itu.
Kemudian dia berlari masuk kedalam mobil sambil membawa sebuah bola sepaknya.
“Apa ini ?” tanyanya.
“Ini bolaku, aku akan menyerahkan kepadamu. Jadi kau bisa ingat terus wajahku ”
“Ha? Ini kan bola kesukaanmu oppa...”
“Iya, jadi kau harus menyimpannya arra? Jangan sampai bola itu hilang saat aku kembali nanti” potongnya sambil mengacak-acak rambut gadis kecil didepannya itu.
“Ne, arra” jawabnya sambil tersenyum lagi.
“Tapi apa kau tidak akan memberiku sesuatu? Bisa saja aku lupa dengan wajahmu itu”
“Hmm, anii. Aku yakin kamu pasti mengenaliku. Lagipula sayang sekali jika aku harus menyerahkan koleksi barbie-ku kepadamu oppa” gadis itu tertawa sambil mehrong kearah namja itu.
****
“Eomma apa kau melihat dimana bolaku yang aku letakkan di atas almari?” tanyanya sambil celingukan menyari bola itu disudut rumahnya.
“Bola berwarna merah itu? Oh , eomma melihat Sung Jun membawa bola itu keluar”
Seketika Ji na langsung berlari keluar rumah dan sedang mendapati adik laki-lakinya itu sedang bermain dengan bolanya.
“Sung Jun ! Cepat kembalikan bola nuna!” teriaknya sambil mencoba merebut bola itu dari tangan Sung Jun.
“Tidak boleeeeh” tangan Sung Jun masih memeluk bola itu.
“Itu milik nuna Sung Jun !” kata Ji Na lagi sambil mencoba merebut bola itu lagi. Alhasil terjadilah saling rebut-merebut bola di halaman itu , dan duk duk.. bola itu malah keluar pagar karena terjadi tarikan yang sama sama kuat dari kedua sisi.
Naeun langsung berlari keluar rumah untuk mengambil bola itu.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ prang...”
Ji Na tertabrak truk yang sedang lewat. Dia terluka sangat parah dan kehilangan banyak darah. Bahkan mukanya pun terluka sangat banyak. Eommanya bahkan histeris saat pertama kali melihat wajah anaknya. Sangat buruk, bahkan bisa dibilang buruk rupa!!
Setelah kejadian itu Ji Na sangat malu untuk bepergian, apalagi untuk sekolah. Setelah menderita berbulan-bulan dirumah sakit karena ada 3 tulangnya yang patah, kini dia harus menahan malu karena wajahnya sangat buruk rupa.
Karena melihat penderitaan anaknya yang berlarut-larut, eomma dan appanya memutuskan untuk menempuh jalur operasi plastik untuk memulihkan wajah Ji Na. Mungkin hasilnya tidak akan sama seperti wajah aslinya, tapi setidaknya tidak akan seburuk rupa seperti yang sekarang.
Selama dua tahun lebih Ji Na keluar-masuk ruang operasi untuk memperbaiki wajahnya. Rasa sakit jarum suntik sudah seperti makanan pokok baginya. Selain kesembuhan dia juga takmau kelak saat bertemu dengan Jong In dia tak mau melihatnya karena wajahnya yang buruk rupa.Dengan bantuan kenalan appanya, dokter yang menanganinya memang benar-benar expert dalam bidangnya sehingga hasilnya tidak usah diragukan lagi.
Setelah keluar dari rumah sakit pun Ji Na memutuskan untuk pergi ke Jepang untuk lebih memulihkan keadaannya . Orangtuanya pun memutuskan mengganti namanya menjadi Na Eun berharap anaknya akan terhindar dari malapetaka.
*flashback end*
 

Sabtu, 29 Juni 2013

[Oneshoot] Bloody Mary



 
Dia bukanlah bayangan..
Dia adalah refleksi dari sebuah bayangan..
Dia bukanlah kegelapan..
Kegelapanlah yang menciptakannya..

Dia yang berada di sana..
Sedang menunggu..

Menunggu seseorang menyebut namanya..

Bloody Mary
Bloody Mary
Bloody Mary
.
.
.

Title : Bloody Mary
Genre : Horror
Rate : 15+
Main Cast : B2ST’s Hyunseung

Seandainya pagi itu ia tidak menemukan Ibunya yang tergeletak di Kamar Mandi dengan kedua bola matanya yang hilang, hingga sekarang…ia tidak akan percaya tentang adanya Mary Worth.

                Jang Hyunseung, begitulah orang-orang memanggil namanya. Laki-laki yang selalu murung, begitulah juga orang-orang menyebutnya. Tidak ada yang tahu kenapa anak laki-laki dari keluarga Jang itu menjadi seperti saat ini. Dia tidak pernah berbicara, diam dan tatapannya selalu menatap kosong ke depan. Tidak ada yang tahu, kecuali dirinya sendiri.
                Hyunseung telah lama tinggal dengan keluarganya yang terlalu percaya dengan mitos dan legenda. Jika anak-anak yang lain selalu diceritakan kisah-kisah indah pangeran dan putri, anak-anak keluarga Jang selalu diceritakan berbagai macam mitos dan legenda.
                Mungkin, keluarganya tahu apa yang terjadi pada Ibunya hari itu. Hyunseung yang baru berumur Tigabelas tahun saat itu, sudah terlalu mengerti tentang apa yang terjadi pada Ibunya. Bahkan jika para dokter hanya dapat memprediksi mungkin itu hanya stroke, Hyunseung tahu, ibunya telah mengucapkan dua kata terkutuk itu selama tiga kali.

Dia adalah gadis yang cantik,
Jika kau melihat bulan, kau akan teringat dengan senyumnya..
Jika kau melihat bunga nan indah, kau akan teringat dengan wajah manisnya,
Jika kau melihat matahari, kau akan teringat dengan kelembutan hatinya..
Dia..
Mary Worth

                Hyunseung bahkan selalu ingat dengan kalimat pembuka cerita itu. Bahkan cerita selanjutnya. Dia bukanlah tipe orang yang mudah mengingat. Tapi cerita panjang memilukan itu selalu melekat di otaknya, dimana  setiap menitnya selalu berputar secara otomatis pada otaknya.
                “Oppa..kau sudah pulang?” Jang Geurim tersenyum melihat kakaknya sudah pulang. Perempuan itu setidaknya selalu tersenyum, walaupun senyumnya tak seindah dulu.
                “Mau pergi ke mana?”
                “Aku mendengar malam ini, listrik seluruh kota akan dipadamkan. Oppa, aku mau pergi membeli lilin.”
                “Baiklah.” Geurim melambaikan tangannya ke arah Hyunseung.

                Pintu bewarna coklat itu tertutup beberapa detik kemudian. Menyisakan kesunyian. Hyunseung merebahkan pantatnya pada sofa bewarna merah marun itu. Mengusap wajahnya yang penuh dengan gurat-gurat kelelahan.

Banyak orang yang cemburu dengan kecantikan Mary..
Mary tidak tahu kecantikannya membawa petaka..
Suatu malam ia mengalami kecelakaan..
Kecelakaan yang disebabkan oleh kedengkian..

                Lalu suara indah itu kembali bergema pada telinganya, suara ibunya saat sedang menceritakan cerita memilukan itu. Saat angin menyelinap masuk dan menusuk tulang-tulangnya, Hyunseung cepat melangkah menuju Jendela yang terbuka.
                Matanya tertuju pada hujan yang tiba-tiba turun. Menatap pada tembok-tembok rumah tetangganya. Setahunya listrik belum juga dipadamkan, tetapi kenapa hari ini sungguh gelap? Bulu kuduknya meremang.
Hujan tiba-tiba turun dengan deras, membuat angin bertiup kencang. Dengan cepat ia menutup jendela. Dia tidak takut dengan hujan di malam hari. Dia hanya benci dingin, dia benci hujan, dan juga dengan gelap…
Karena kegelapanlah yang menciptakannya…

Kecelakaan itu..
Menghilangkan sesuatu yang selalu menjadi pujaan Mary Worth.
Mary kehilangan wajah cantiknya…

                Kembali, suara ibunya menggema bercampur hujan yang turun di luar sana. Menghidupkan televisinya, mencoba mengenyahkan kesunyian.
                Bukan namanya Hyunseung jika ia tetap diam dan menghiraukan suara yang berada disekitarnya. Bahkan saat orang-orang berbicara padanya, terkadang ia mengabaikannya, apalagi televisi?
                Hujan tetap turun dengan deras. Lampu ruang tamunya sudah beberapa kali mati lalu hidup kembali, berkalap-kelip bagaikan lampu disko. Hyunseung mencoba bernafas, namun sesak terasa di dalam dadanya. Dia merasakan sesuatu yang buruk, sangat buruk. Oh Tuhan, kenapa Geurim belum pulang juga? Pikirnya.

Mary Worth bingung..
Semua orang menjahuinya..
Ia tidak tahu mengapa,
Apa karena wajahnya?
Bagaimana bisa ia melihat wajahnya?
Jika kedua orangtuanya melarang Mary untuk bercermin…

                Hari itu adalah hari paling basah yang pernah Hyunseung rasakan dalam hidupnya. Tidak lupa juga, itu adalah hari terbasah dan tergelap dalam hidupnya.
                Pada hari biasa, Hyunseung akan menemukan Ibunya yang sedang bernyanyi sembari menyiapkan sarapan di dapur. Tapi hari itu bukanlah hari biasa, Hyunseung tidak menemukan Ibunya di dapur, di kamarnya, di ruang tengah, Ibunya tidak ada—menghilang.
                Hingga teriakan adik perempuannya membuat Hyunseung kembali berlari, ke kamar Ibunya, Geurim berteriak tepat di depan pintu kamar mandi ibunya, Hyunseung melihat Ibunya sudah tergeletak.
                Hyunseung baru tiga belas tahun saat itu, apalagi adiknya yang tiga tahun lebih muda dari pada dirinya—mereka harus melihat Ibu mereka tergeletak tak bernyawa. Hyunseung juga hampir memekik tatkala melihat wajah Ibunya, mata Ibunya yang menghilang—lebih terlihat seperti meleleh, wajahnya yang penuh cakaran—penuh siksa.

Mary terdiam..
Semua orang menjauhinya..
Ayah dan Ibunya juga..
Sekarang ia sendiri..
Melewati malam-malam yang dingin dan gelap..

                Hujan sudah mulai mereda, Hyunseung bangkit dari sofa, mematikan televisi lalu berjalan menuju kamarnya. Geurim belum juga pulang, mungkin ia terjebak hujan, gumam Hyunseung pelan. Mengenyahkan pikirian-pikiran buruknya.
                Hyunseung berjalan menuju kamar mandinya—bermaksud membasuh wajahnya. Nafasnya tercekat tatkala lampu neon putihnya meredup dan akhirnya mati. Benar kata Geurim, listrik kota dipadamkan hari ini.
                Dengan mengandalkan indra perabanya, Hyunseung mencoba mencari lilin yang mungkin saja masih tersisa pada lemari kamar mandinya. Menghembuskan nafasnya lega tatkala menemukan sesuatu yang ia cari sedari tadi. Lalu menghidupkannya dan memasangkannya pada sebuah tempat lilin.
                Seketika Hyunseung terpaku menatap pantulan dirinya. Bukan main rasa kagetnya, tidak, ini bukan rasa takut yang hyunseung rasakan. Hanya kaget. Bulu kuduknya meremang, bibirnya bergetar. Rongga dadanya terasa ditekan secara paksa.
                Apakah akal sehat akan mengalahkan perasaan gejolak dalam hatinya?

Suatu malam Mary berjalan menuju kamar mandinya..
Dengan sebatang lilin pada tangan kanannya..
Penasaran bagaimana rupanya..

                Hyunseung melangkah mundur, meletakkan lilin itu pada wastafel depannya. Ia masih ingat dengan sepenggal bagian itu. Salah satu ritual memanggil Mary Worth. Hyunseung dengan tidak sengaja melaksanakannya—berdiri di depan kamar mandi dengan sebatang lilin.
                Dia bukan seperti keluarga Jang yang lain, yang pecaya tentang mitos dan legenda. Dia berbeda, tapi sesuatu dalam hatinya juga bergejolak. Lalu siapa yang membunuh Ibunya? Menggelengkan kepalanya cepat. Mencoba melawan kata hatinya dengan akal sehat yang masih ia miliki.
                “Oppa!!” samar-samar Hyunseung mendengar teriakan Geurim yang memanggil namanya. “Oppa! Kau dimana!!”
                Bukannya membalas sahutan Geurim, Hyunseung malah mendekat kembali pada cermin di depannya. Membuktikan sesuatu yang sejak dulu ia pendam..


Mary terkejut, kemudian menangis.
Dia tidak pernah menyangka..
Melempar lilin yang dipegangnya pada cermin..
Pecahan kaca terlempar kemana-mana..
Teriakan
Tangisan
Makian
Menggema lalu menghilang tiba-tiba..

                “Oppa!! Kau berada di dalam bukan?? Oppa, apa yang terjadi?” Geurim mengetuk pintu kamar mandi dengan keras. Namun Hyunseung mengacuhkannya. Dia hanya ingin membuktikan sesuatu. Sekali ini saja, lalu jika benar, itu sudah takdirnya.
                Hyunseung mengambil kembali lilinnya, kembali menatap kedepan—menatap pantulan dirinya. Bibirnya terbuka, antara ingin dan enggan. Menghembuskan nafasnya pelan. Angin tiba-tiba berhembus membuat bulu kuduknya meremang, bagaimana bisa angin masuk padahal tidak ada jendela satu pun di kamar mandinya?
                “Oppa..kenapa kau mengunci pintunya?!” teriak Geurim, seperti sadar ada yang tidak beres dengan kakak laki-lakinya.
                Tidak ada yang mengunci pintu, bahkan Hyunseung tidak menutup pintunya tadi. Bagaimana bisa tertutup dan terkunci?
                Hyunseung menghembuskan nafasnya lagi, entah sudah keberapa kalinya. Namun keputusannya sudah bulat. Setidaknya ia tidak akan mati penasaran apa yang terjadi dengan Ibunya hari itu.
                “Oppa!!”
Benar, keputusannya memang  sudah bulat. Dia sudah maju dan malas untuk mundur.  Sadar akan tangannya yang sudah berkeringat sejak tadi, jantungnya yang sudah berdetak tak normal, Hyunseung tersenyum samar. Jika ini adalah kematiannya, ia sudah siap..
                Bloody Mary..” ucap Hyunseung.
“Oppa..apa yang kau lakukan!!” Geurim mendengar apa yang Hyunseung lakukan, mencoba mengetuk pintu kamar mandi lebih kencang, berusaha menghentikan Hyunseung.
Bloody Mary…” Satu kata lagi, dan semua telah usai.
“Oppa…Oppa!!”
“Bloody Mary”
                “OPPPAAAAAA!!!”

Tidak ada yang tahu akan hari itu..
Akan menghilangnya Mary Worth
Tapi penduduk kota percaya..
Mary Worth..
Dia tidak menghilang, tidak juga mati
Dia terperangkap pada kaca..
Selamanya…
.
.
.
.
Namaku Mary Worth,
Mereka dulu memujiku, memujaku
Lalu mereka pergi, menganggapku bagaikan sampah..
Apa yang aku lakukan?

Aku membalas pada mereka yang membuangku..
Pada mereka yang tak mau lagi menatapku..
Pada mereka yang mengejekku..
Mengolok-olokku..
.
.
                Hyunseung membuka matanya, tak ada yang terjadi padanya. Dia tertawa kecil. Bagaimana bisa ia percaya dengan dongeng anak kecil seperti itu? Mary Worth tidak ada, ia hanya legenda untuk tidak bermain lilin di kamar mandi, seharusnya Hyunseung tahu tentang itu.
                Lalu ia berbalik, mencoba membuka pintu kamar mandinya. Terkunci. Seakan ingat dengan keganjalan yang satu ini. Siapa yang menguncinya… Oh Tuhan
                “Oppa!! Kau di dalam?? Oppa!!” Geurim kembali berteriak sedangkan Hyunseung hanya berdiri kaku. Kembali menatap cermin yang berada di belakangnya.
                Dia berteriak, tapi tak ada suara yang keluar. Tepat di depannya, bayangan tubuhnya… matanya berdarah. Nyeri juga ia rasakan pada kepalanya. A-apa yang terjadi? Pikirnya..
                “Oppa!! Kenapa kau tidak menjawabku..!! Oppaa!!”
                Hyunseung berdiri kaku. Sekarang sudut matanya menatap dia. Sesosok perempuan dengan pakaian penuh darah dan sobekan. Wajahnya yang tertutup rambut yang terurai tidak rapi. Tapi Hyunseung tahu pasti, wajah perempuan itu terkoyak, matanya hitam bercampur merah darah. Daging pipinya mengelupas.. bau anyir semerbak pada indra penciumannya.
                Kepalanya sakit bagaikan ditusuk jarum, penglihatannya murai buram. Bau anyir itu semakin mendekat. Dia tahu, Geurim berteriak sejak tadi, tapi sekarang ia malah tidak dapat mendengar apapun kecuali detak jantungnya yang bergemuruh.
                Hingga ia merasakan jemari-jemari kasar itu menyentuh kulit lehernya. Kukunya yang tajam menembus kulit lehernya. Lalu mencakar wajahnya. Perih sakit.
                Ibu apakah ini yang kau rasakan saat itu?

Aku tidak menyakiti kalian..
Aku hanya datang dan mampir sebentar..
Mencari teman agar aku tak kesepian..
Jangan menyalahkanku..
Itu bukan salahku..
Karena kalian yang memanggilku..
.
.
.
Bloody Mary
Bloody Mary
Bloody Mary

THE END

Holllaaaaa~~~ Iga is Back!! Dengan semua typo bertebaran akhirnya saya bisa menyelesaikan semua dengan hidup (?) ehh.. Diambil dari salah satu mitos terkenal di Amerika, Bloody Mary akhirnya Fanfiction ini tercipta.
Enggak terlalu horror sih. Karena notabenya saya juga penakut. Hahahah :D Tapi lumayanlah saya beranikan diri, mencoba genre baru :3
Don’t be a  silent readers! I hate it!!

Helloimiga
June 29th, 2013

NEW SERIES !!

Annyeong, happy satnite readers ^^ setelah sekian lama vakum dari blog. Akhirnya gue punya wangsit juga buat nulis ff :D
buat yang udah nunggu kelanjutan ff series mungkin bulan depan udah mulai bisa diposting. Untuk saat ini sedang dalam proses editing :)

Nunggu sebentar lagi ya readers, soalnya author lagi kebentrok ujian semester yang ada di depan mata, oiya untuk The Forest of Vampirenya sudah diselesaikan ^^ Happy Reading ya ^^

Selain itu authors juga punya project ff kedepan yang bakal di posting, 
teaser poster FF:

1. I'm Sorry
Main Cast : Park Jiyeon, Wu Yi Fan , Park Chanyeol
"The person you love the most is mostly the one who hurts you the most "
Jiyeon seorang yeoja berumur tujuhbelas tahun yang trauma dengan masa kecilnya saat dia tahu ternyata namja yang dia sukai meninggalkannya dengan temannya dalam keadaan luka parah di ayunan dekat sekolahnya.Sejak saat itu nyeri luka yang kadang muncul dikepalanya juga membuat nyeri hatinya....



2.My Plastic Surgery 
Cast : Kim Jong In , Son Naeun
"your past can't hurt you anymore – not unless you let it"
 
Apa operasi plastik terlalu menjijikkan bagimu? -Naeun
Aku sangat membenci seorang yeoja melakukan operasi plastik - Jong In



3.  Bloody Mary
Cast : Hyunseung 
She is waiting someone calling her name



4. Scarecrow
 Cast : Yoon Bomi, Hongbin
 (mian untuk posternya belum selesai editnya ^^)


so look forward for it ^^

Kamis, 27 Juni 2013

The Forest of Vampire Chapter 7 (END)


Title    : The Forest of Vampire Chapter 7
Genre    : Mystery , Fantasy, Family, Romance, AU
Length    : Series (chapter 7)
Rate    : PG14
 Cast    :
•    Cho Kyuhyun (Super Junior)
•    Park Ji Yeon (T-ara)
•    Lee Gikwang (Beast)
•    Park Jung Soo (Super Junior)
Point of view    : mix (Cho Kyuhyun, Park jiyeon)
Author        : helloimiga
Back sound    :
Lee Ki chan – painful Hope (Dream High 2’s ost)   
Tiffany – Because It’s you (Love Rain’s ost)


WARNING!! GAJE DAN BANYAK TYPO BERTEBARAN!!

…..

/”lebih baik aku mati dari pada aku harus membunuhmu”/

“lebih baik aku mati dari pada aku membunuhmu…..dan terima kasih karena telah membunuhku..” 

Kata kata terakhir itu?? Kenapa kau harus mengungkapkannya?? Kenapa kau harus berbicara seperti itu?? Kenapa kau membuatku bersalah seperti ini?? Kyuhyun-a. untuk apa kau mengaku kalau kau membunuh ayah, Ibu, Sungmin, bahkan Eunji kalaupun pada akhirnya kau harus berkata seperti itu. Kyuhyun-a…waeyo?? Wae???

.=.=. The Forest of Vampire Chapter  7.=.=.

Kyuhyun’s POV

“lebih baik aku mati dari pada aku membunuhmu…..dan terima kasih karena telah membunuhku..” 
Aku tersenyum, setidaknya hanya itu yang bisa aku katakan sekarang, setidaknya untuk sekarang aku tidak membohongi diriku sendiri. Setidaknya aku bisa mengungkapkan semuanya sebelum aku tidak bisa bertemu Jiyeon lagi.
Semua memori tentangnya berputar bagaikan sebuah film pada otakku. Bagaimana saat pertama kali kita bertemu. Bagaimana saat rasa itu tumbuh semakin besar. bagaimana saat aku harus berpura pura benci padanya… dan sekarang yang aku tahu, aku memang tidak pantas untukmu Jiyeon-a..

….

“Yaaa kenapa kau pergi!! Yaaaa!! Kau harus ingat namaku!! namaku cho kyuhyun, kau harus mengingatnya…. arraseo!!”

Aku bahkan masih ingat betul bagaimana aku bertemu dengannya saat pertama kali. Bagaimana ekspresi wajahnya yang kaget saat melihatku itu. Hahahaha…aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa lawanku adalah seseorang secantik dirimu Park jiyeon.

    “aku adalah vampire yang istimewa, aku tak tertarik dengan darahmu..”
Kamu tahu?? Itu adalah kebohongan yang besar yang telah aku buat. Bagaimana bisa aku tak tertarik dengan darahmu?? Bahkan aku harus menahan diriku sendiri. Bertahan bahwa aku tidak boleh menyerangmu saat ini juga, padahal kalau kau tahu darahmu sungguh membuatku mabuk. Membuatku ingin menghisapnya ..




Aku melihatnya hampir diserang Jaehyo. Menahan diriku kuat kuat agar aku tidak beranjak dari tempatku saat ini. Aku tidak bisa…ini tidak bisa terjadi. Kalian tahu? Terkadang hati akan lebih peka dari pada akal sehat kita. Kyuhyun babo!! Pekikku. Aku dan jiyeon adalah seseorang yang berbeda dan aku tidak bisa seperti ini dengannya!!

Kalian lihat? Aku menolongnya! Jaehyo menatapku tidak percaya. Kumohon jaehyo sekali ini saja!!!

Aku berlari kearahnya, memastikan bahwa dia tidak apa apa. Badanku mengejang saat merasakan tubuhnya menempel ke tubuhku –dia memelukku.

Aku menciumnya!! Oh apakah yang terjadi padaku? Kenapa aku seperti ini!! Perasaan ini? Kenapa aku merasakan jantungku berdetak seratus kali lebih cepat. Lidahku kelu, tapi aku harus mengungkapkannya sekarang. Aku tidak berbohong!! Kalian harus menjadi saksi kalau aku mengungkapkan ini dengan hatiku yang paling dalam…

    “kau harus tahu… ini memang salah, namun inilah kenyataannya Park Ji Yeon… karena aku mencintaimu.. Jeongmal saranghae Jiyeon-a…”



“Apa yang kau lakukan? Kau menahanku untuk menyerangnya!!” Jaehyo mendobrak pintu kamarku. Beberapa pengawal kerajaan mengekor dibelakangnya.
“Jaehyo-ssi…dia adalah raja! Kau harus hormat padanya!!” teriak menteri perang. Aku tersenyum. Jaehyo memang tidak memiliki darah Vampire asli. Dia tergigit. Perlu banyak alasan kenapa dia yang notabenya manusia direkrut kami oleh para Vampire untuk menjadi seorang Vampire. Dia…Jaehyo adalah seseorang yang ‘terpilih’ dia memiliki kekuatan untuk menyerang kami hanya dengan satu tangannya saja. Dan daripada membunuhnya, kami lebih memilih untuk menjadikannya seorang Vampire.

“kau menyukainya!! Tidak! Bukan!! Kau mencintai Park jiyeon!! Bukankah begitu rajaku??” senyum liciknya tergambar jelas diwajahnya.
“Itu bukan urusanmu bahkan kalau aku mencintainya atau tidak…” balasku. Dengan wajah sedatar yang aku bisa. Sungguh!! Hatiku baru saja tergoncang oleh perkataannya. Dia adalah satu satunya orang yang tidak bisa aku baca pikirannya. Walaupun dia sudah menjadi sekutu kami. Seharusnya aku tidak meremehkannya.

    “aku mengawasimu rajaku…” Dia berlalu pergi. Tersenyum samar padaku….



    “sepertinya ada sesuatu hal yang membuatmu tergesa gesa datang kemari Park jiyeon..” Dia tersenyum kikuk.
    “mmm…. Kyuhyun-a.. aku… na..nado johae…” Aku tahu, kau tidak hanya menyukaiku bukan?
    “joha? Bukankah aku tak mengungkapkan aku menyukaimu?” dia kaget, kenapa kau harus berbica berbelit belit seperti ini? Aku ahu apa yang akan kau bicarakan? Kenapa kau malah seperti ini? Membuatku tahu seperti inikah rasanya saat hatimu terasa ditonjok. Seperti lehermu dicekik.
    “sarang…. Bukankah aku mengungkapkan kalau aku mencintaimu. Saranghaeyo park jiyeon. Jeongmal saranghaeyo…”

    “bukankah kau mau meninggalkanku dan menikah bersama manusia itu.. Lee Sungmin? Kau mau meninggalkanku bukan Jiyeon-a..” kupelankan suaraku. Kau kaget bukan? Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau tidak tinggal bersamaku? Ini gila!! Sungguh!! Aku tidak berniat menyukainya bahkan mencintainya. Aku pikir aku akan baik baik saja tanpanya! Tapi tidak!! Ini bahkan lebih sulit daripada kau harus melenyapkan semua manusia di muka bumi ini.

    “aku tak mungkin melepaskan dirimu. Seharusnya kau tahu itu jiyeon-a… sekali kau memasuki kehidupanku. Kau akan sulit untuk keluar.”
Itu benar! Kau harus tahu Jiyeon! Kau milikku. Dan sekali kau masuk kecengkramanku. Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Bahkan hingga aku menghembuskan nafasku yang terakhir.
Kau tahu apa yang aku pikirkan tentangmu?? Aku juga tidak tahu? Takdir mengatakan bahwa kita harus bertarung. Aku yang mati atau kau yang mati. Tapi kau salah. Kenapa kau harus memasuki hatiku terlalu dalam?? Kenapa kau selalu membuatku tidak tega bahkan untuk meninggalkanmu saja??



    “Kau Kyuhyun? Vampire itu? Ah aku salah bicara! Bukankah begitu Raja Vampire?” Lee Sungmin, dia menemuiku malam ini. Kau mau menyerangku? Kau ingin membunuhku? Ckck!! Sebelum kau lakukan itu aku akan mengantarmu dulu menghadap Tuhanmu.
    “apakah aku harus menyangkalnya??”
    “jauhi Jiyeon…!!”
    “itu tidak akan mungkin aku lakukan…!!”
    “jauhi Jiyeon!!”
    “walaupun kau mengatakannya ratusan kali hingga lehermu tercekik pun aku tidak pernah melepasi perempuan itu.!!”

Dia berlari kearahku. Mencoba menusukkan pedang peraknya ke arahku. Namun secepat apa dia mencoba dia tidak akan bisa menangkapku. Sekali dorongan dan laki laki itu jatuh terlempar hingga badannya terhempas ke sebuah pohon besar. Aku pikir tulang tulangnya telah remuk hingga aku melihat dia mencoba untuk bangkit.
    “Kau hanya seorang raja Vampire yang tak tau arti cinta…” dia menggerang.. berlari lagi ke arahku. Apa dia ingin mati sekonyol ini? Mana mungkin dia menang melawanku.
Aku menghempaskan tubuhnya lagi hingga aku tahu, kepalanya membentur sebuah batu besar. Suara erangan manusia bernama sungmin itu mengelegar lalu semakin lama semakin mengecil…

Bukankah aku sudah bilang? Sebelum kau membunuhku aku akan membunuhmu lebih dahulu..



Aku sudah tau pada akhirnya dia akan menemuiku. Cih…apa maksudnya. Apakah dia ingin protes?? Tidak memaafkanku?? Kita lihat Park Jiyeon bagaimana perasaan cintamu itu mengalahkan akal sehatmu..

    “wae….aahhh apa kamu ingin balas dendam atas temanmu itu…..siapa Lee Sungmin?” dia terlihat shock. Hahaha…jangan bertanya kenapa aku tahu…
    “apakah kau dibalik ini semua…?”   
“bagaimana menurutmu…??”
    “siapa sebenarnya dirimu Cho Kyuhyun…??”
    “Vampire…seharusnya kau dapat melihatnya…aku adalah Vampire….”
    “kenapa kau melakukan ini semua dengan Sungmin!!!”
    “dia yang menantangku bagaimana mungkin aku tidak meladeninya? Ya Park jiyeon…dia sudah mati. Tak bisakah kau bersamaku lagi..”
Apa yang dia pikirkan?? Ingin mengulang Masa sebelum kita bertemu?? Ayolah jiyeon ini semua adalah takdir kita.
    “Kyuhyun…..kau gila…”
    “aku gila karenamu Jiyeon-a…”



Hari ini adalah hari sebelum penyerangan yang sudah kita rencanakan beberapa tahun yang lalu. Penyerangan yang tidak bisa disebut penyerangan mendadak. Apa kalian tahu apa yang aku rasakan? Apakah yang harus aku pilih? Memenangkan pertarungan ini untuk menyelamatkan klanku tapi harus membunuh perempuan satu-satunya yang berada dalam hatiku atau merelakan seluruh klanku dan mati ditangan Park Jiyeon?
Dilema.
Itu yang Aku rasakan.

...

Aku sudah banyak berdusta, mengatakan bahwa aku tidak mencintaimu. Mengatakan bahwa itu semua hanyalah kejujuran yang aku buat-buat. Jiyeon-a, maafkanlah diriku..
Seandainya aku bukan Vampire mungkin aku sudah mengungkapkan semuanya. Mengungkapkan bahwa aku sungguh menicntaimu.
Seandainya aku bukan Vampire mungkin aku sudah bersama disampingmu untuk saat ini dan selamanya
Dan seandainya aku bukan Vampire dank au bukan Manusia mungkin kita adalah pasangan terindah dibumi ini…

Jiyeon melesat cepat ke arahku, menusukkan pedang peraknya tepat pada jantungku. Waktu bagaikan berhenti saat itu juga. Maafkanlah diriku, klanku, aku memanglah raja paling bodoh. Raja yang memilih tidak membunuh lawannya, cintanya dari pada menyelamatkan rakyatnya sendiri.
Sebelum menghilang menjadi abu, Aku masih sempat tersenyum padanya—pada Jiyeon yang menatapku dengan marah. Akhirnya kau membenciku, bukankah dengan begini akan mudah bagimu untuk melupakanmu?
“lebih baik aku mati dari pada aku membunuhmu…..dan terima kasih karena telah membunuhku..” 
“Apa yang kau katakan Kyuhyun??” dia menangis, mulai menggerang.
“Tidak apa-apa Jiyeon-a”
“Mana yang benar? Kyuhyun? Kenapa kau selalu membohongiku?”
“Kyuhyun..” Jiyeon menangis. Mengerti bahwa apa yang aku katakan terakhir adalah sebuah dusta.
“Kau akan meninggalkanku?”
“Aku tidak akan meninggalkanmu, karena aku selalu berada disampingmu…”
Bohong. Pikirnya, aku tersenyum.
Seandainya kita tidak pernah bertemu. Jiyeon kenapa kau selalu berpikir seperti itu? Tak taukah itu membuatku sakit, membuatku merasa bersalah kenapa dulu kita harus bertemu. Jiyeon-a, taukah kau aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu? Mencintaimu?
    “tidak perlu kau kembali ke masa lalu, karena masa depan sudah menantimu..”
    “Aku tidak bisa melupakanmu..” gumamnya.
“kau memang tidak harus melupakanku karena kau seharusnya mengenangku sebagai salah satu sejarah dalam kehidupanmu…”
Jiyeon menatapku, air matanya tak juga berhenti. Kumohon Jiyeon-a, jangan membuatku menjadi kenangan yang sedih. Tapi aku tak dapat mengeluarkan kata kata lagi. Semuanya berputar pada kepalaku. Takdir, mungkin inilah takdirku, karena takdir tidak dapat dihindari, sama seperti perasaanku padamu—perasaan yang tak dapat dihindarkan.
Kakiku mulai menghilang, tubuhku meringan. Mungkin kita akan bertemu lagi. Di waktu yang lain, di masa yang lain, dan pada masa itu mungkin kau tidak akan mengenaliku, tapi yang aku tahu aku akan mempertahankanmu untuk menjadi milikku.

THE END

LOL. Setelah satu tahun lamanya, akhirnya selesai...
Maaf buat yang udah nunggu laaammmaaaa banget. Duh saking lamanya mungkin >< makasih banget yang uda repot-repot ngeinbox, DM, mention berulang-ulang dan baru aku selesai-in sekarang. Maaf banget..

Yah, cinta Kyuhyun dan Jiyeon memang harus berakhir sampe sini...
Dan akhirnya The Forest of Vampire selesa juga di chapter 7.. :D
Terimakasih buat Allah SWT yang telah memberi kesempatan hingga aku dapat menyelesaikannya, kedua orang tua, readers tersayang, dan tak lupa untuk salah satu couple tersayangku, Kyuhyun-Jiyeon yang juga harus berhenti cuman sampe chapter 7... hahahha
See you next time :D

helloimiga :D

Jumat, 07 Desember 2012

[FREE REQUEST] poster for your fanfics ^^

Annyeonghaseyo ^^
kali ini blog hellotomyfanfiction mau membuka request pembuatan free poster ^^
maksudnya, jika ada yang punya ff tapi gaada/gabisa bikin/edit poster bisa langsung request kesini :)
Don't worry , It's free ^^

caranya :
Nama :
Judul fanfic:
Main casts +supported casts :
Tema fanfic:
Quote :
Resume singkat tentang ff yang pengen dibuat posternya (bukan full story):

kemudian kirim ke nurrul.anisah@yahoo.com
subject : request
email yang masuk hanya akan di cek seminggu sekali pada hari Jum'at saja
jika sudah mengirim silahkan komentar dibawah ^^

ini dia beberapa poster ff yang udah pernah dibuat oleh autor HTMF :)
klik pada gambar untuk memperbesar

(series) The Forest of Vampire Chapter 6

Title       : The Forest of Vampire Chapter 6
Genre   : Mystery (??), Fantasy, Family, little bit Romance, AU
Length  : Series (6 of?)
Rate       : PG14
Main Cast            :
·         Cho Kyuhyun (Super Junior)
·         Park Ji Yeon (T-ara)
Support Cast      :
·         Kim Hye Rin (OC)
·         Lee Gikwang (Beast)
·         Jung Eun Ji (A-pink)
·         Ahn Jaehyo (Block-B)
·         Lee Sung Min (Super Junior)
·         Super Junior
Point of view     : Park ji yeon, Author
Author                  : helloimiga
Back sound         : Lee Ki chan – painful Hope

Yaaa ampunn…author galau. Sulit banget nulis part ini dan mungkin part selanjutnya. Takut fellnya gak nyampe. Pesan moralnya juga. Yaahh dan semoga para readers sekalian dapat menemukan sebuah ‘pesan moral’ yang kalian dapat dari FF ini. walaupun hanya sekedar FF, seenggaknya kita dapat belajar. Bukan hanya kesenangan yang kita dapat tapi kita juga bisa dapet lebih dari itu… #tumben author ngomong bener.
Untuk yang mau di tag dari part awal. Bisa konsultasi(??) dulu ke twitter author @helloimiga atau enggak kirim pesan dulu ke fb author ‘Iga Nur Azizah’ (http://www.facebook.com/helloimiga) karena kalo mau nge-add sulit banget author confirm karna pada dasarnya author jarang buka permintaan temann…


WARNING!! GAJE DAN BANYAK TYPO BERTEBARAN!!

…..

/”lebih baik aku mati dari pada aku harus membunuhmu”/

 Aku melihat beberapa petinggi desa , biarawati dan kepala pengawas sedang mendiskusikan sesuatu. Sepertinya sesuatu yang penting terlihat dari wajah mereka yang kusut dan dan banyak pikiran. Suster Kim melihatku lalu memelukku. Menangkupkan wajahku dengan kedua tangannya.
                “Jiyeon-a….saatnya dimulai. Raja Vampire telah bergerak…”

.=.=. The Forest of Vampire Chapter  6.=.=.

                “apa maksudmu suster?”
                “peranmu, sekarang giliranmu…” Suster kim menepuk bahuku. Mencoba menyemangatiku. Hahahaha…sekarang aku ingin tertawa, bagaimana mungkin aku dapat melawannya? Aku bahkan tidak mahir menggunakan pedang, Tidak bisa menunggang kuda, tidak tahu apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin aku bisa melawan mereka atau bahkan raja Vampire…?

                “kami akan selalu dibelakangmu….” Sambung Suster Kim kemudian. Hanya dibelakang? Tak bisakah kalian dan tentu saja aku maju bersama sama?
                “tapi…aku tak bisa…”
                “Jiyeon-a percayalah pada dirimu sendiri, karena aku yakin kau pasti bisa…” aku menarik nafas berat. Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa aku memilik tanggung jawab yang besar seperti ini. Aku berpikir bahwa semua yang dilakukan mereka kepadaku karena ayahku adalah kepala pengawas saat itu. Mereka yang selalu mengajariku memanah, menunggang kuda, menggunakan pedang, bela diri. Dan aku berpikir itu sungguh tidak adil mengingat aku hanya seorang yeoja!! Namun sekarang? Yahh aku memang berbeda.


Aku berdiri didepan barisan. Menunggu mereka –Para Vampire muncul dari pintu pagar yang sepertinya akan mereka dobrak. Suara sirine sejak tadi masih berbunyi karena sejak tadi pula beberapa Vampire bersayap telah masuk kedesa.
Rasa rasanya kakiku lemas. Apalagi saat beberapa pengawas menggotong eunji yang sudah tidak bernafas lagi. Diam diam juga aku melirik Gikwang saat itu, dia hanya bisa meremas bajunya dan menutup matanya. Apakah kau juga sakit Gikwang??

                “kau harus percaya pada dirimu sendiri Jiyeon-a…” bisik Jungsoo oppa. Dia memberikan pedang perak milik –ayah-kandungku-itu-.
                “aku yakin semua akan berjalan mulus…” lanjunya kemudian. Tak ada kata yang terucap dari bibirku. Hanya anggukan kepala yang menurutku bisa mewakili perkataan Jungsoo oppa tadi. walaupun sebenarnya aku ingin memeluknya, lalu mengatakan bahwa aku tak ingin seperti ini, aku ingin seperti dulu, berkumpul bersama Ayah Ibu dan juga dirimu oppa..

                “oppa..kau akan selalu disampingku sampai semuanya selesai bukan?”
                “tentu saja Jiyeon-a…karena kau adalah dongsaengku”
                “gomawo oppa…”


Bulu kudukku meremang. Kukuatkan pegangan jari jari tanganku pada pedang perak yang diberikan jungsoo oppa tadi, bahkan aku yakin kuku kuku jariku sudah memutih saking kuatnya aku menggenggam. Aku melihatnya…melihat seseorang yang berdiri kokoh dihadapanku. Baru saja mereka –Para Vampireberhasil menerobos pintu pagar. Dan sekarang. manic mataku melihatnya….sang Raja Vampire..

Hampir saja aku menjatuhkan pedang yang aku bawa saat aku melihatnya. Wajahnya yang benar benar tidak asing lagi untukku. Wajah yang selalu bertengger manis dipikaranku. Wajah tampan itu..
                “hai Jiyeon-a…” kupejamkan mataku. Merasakan suaranya yang masuk kegendang telingaku. Suara yang aku rindukan.
               
                “hai Park Jiyeon…senang bertemu denganmu lagi…” Mulutku bergetar hebat, dia? Apakah dia yang harus aku lawan? Apakah dia adalah Raja vampire itu? Apakah dia.
                “jangan menatapku terlalu lama jiyeon-a… kita adalah musuh bukan begitu??” aku menelan ludahku dengan sulit. Mataku panas! OH tidak!aku tidak boleh menangis! Kau harus kuat jiyeon-a!! Kau harus memilih Jiyeon-a!

Dia berjalan kearahku. Dengan jubah yang sama, dengan senyum yang sama, dengan tatapan mata yang sama. Semua yang ada diwajahnya benar benar sempurna!! Oh kenapa dia harus menatapku seperti itu?  Kenapa matanya yang indah itu harus menatap intens kepadaku. Yaaa…Cho Kyuhyun!! Kenapa kau harus seperti itu!! Kenapa kau Raja Vampirenya??

                “wae? Jiyeon-a..kau kaget kenapa aku Raja Vampirenya? Yaahh memang tak ada seorangpun yang tahan dengan pesona Raja Vampire yang tampan ini..” ucap kyuhyun disambut dengan kekehannya. Masih bisakah dia tertawa seperti itu setelah berhasil membuat hatiku mencelos seperti ini?

Mungkin semua hanya mmandang kami bingung, entah bagaimanapun dia adalah raja vampire. Dan dengan semua pesona yang melekat dalam tubuhnya itu tak akan mampu membuat sepasang matapun tidak akan melewatkan sebuah wajah yang tampan!

                “aahhh..aku sungguh bosan jiyeon-a. tak bisakah kau melawanku sekarang juga. Aku ingin merasakan kekuatan seorang vampire Hunter.” Ohh kenapa mata itu harus menatapku dengan intens? Kenapa aku harus bertatapan dengan wajah itu. Waeyo??
Aku berusaha menggerakkan pedangku menghadap kearahnya. Dan apa yang dia lakukan sekarang? hanya tersenyum sinis. Ada apa kyuhyun-a? apa yang terjadi denganmu??

                “Jiyeon-a…pernahkah kau mendengarkan pelajaran Sejarahmu?” pertanyaan yang sama seperti apa yang ditanya Gikwang tempo hari.
                “Vampire dan Manusia tidak akan pernah bisa bersatu. Walaupun keduanya saling mencintai ataupun hanya salah satu saja….dan seharusnya kau tahu Jiyeon. Kau mencintai seseorang yang salah”

Kalian tahu apa yang aku rasakan setelah mendengar ucapan kyuhyun itu? Rasa rasanya bukan aku ingin menancapkan pedangku ini kejantungnya tapi malah ingin menancapkannya ke jantungku sendiri. Sekarang aku tahu,..dia benar benar seorang Vampire yang sungguh ….!!! Aarrgggghhhhh!!!!

Aku menatap kebelakang, tepat saat itu sepasang mata indah menatapk. Kita saling bertatapan! Mata itu! Dia bahkan menyorotkan sebuah kekecewaan yang luar biasa. Mungkin saat ini dia mengerti apa yang diucapkan sungmin pada sisa sisa hidupnya. Gikwangie…kumohon maafkan aku.


Aku tertunduk lemas. Kyuhyun memang tidak melangkahkan kakinya barang sejengkalpun. Padahal yang aku tahu sekarang Vampire yang lainnya sedang menyerang desa. Ternyata dia ingin berhadapan denganku saja.
Sejak tadi Kyuhyun terus saja menyeranku dengan pikiran pikirannya. Entah apa yang dilakukan dengannya dia bisa dengan mudahnya masuk dan keluar dari pikiranku. Kedua tanganku meremas rambutku kasar. Walaupun aku tahu sekuat apa aku menjambak semua rasa sakit ini tidak akan pernah hilang.

                “appoo…” ringisku. Dan pada akhirnya Kyuhyun berjalan kearahku. Menarik tanganku hingga aku dapat merasakan bahwa dia menarik kuat lenganku. Merasakan sebuah rasa nyeri yang luar biasa. Hanya satu sentuhan dank au dapat merasakan tanganmu seperti dibakar. Sebesar apa kekuatannya?
                “boleh aku ulangi kata kata yang aku ucapkan tadi? kau salah mencintai Jiyeon-a…”

Kupejamkan mataku rapat rapat. Tidak ingin menatapnya walau hanya sekilas saja. melihatnya sama saja membuat luka pada hatiku semakin menganga. Seperti luka yang baru saja digoreskan dan masih saja ditaburkan satu kilogram garam.
                “kau mau tahu?? Aku adalah actor yang hebat…”
Dan kau mau tahu Kyuhyun-a…tak bisakah kau menyimpan kata katamu itu? Membayangkan bagaimana aku mati ditangan orang yang sangat aku cintai saja sudah membuat hati dan pikiranku beku. Kalau seperti ini kau tidak usah buang buang kekuatanmu. Kau sudah membuatku mati perlahan lahan…

                “seandainya aku tahu…” akhirnya aku dapat mengendalikan pikiranku walau kalimat yang aku lontarkan hanya terlihat seperti gumaman kecil, dan aku yakin dia masih dapat mendengarnya.
                “tahu bahwa mencintaimu adalah sebuah keputusan yang salah…”

Kyuhyun masih berdiri diam didepanku. Memasang sebuah wajah yang dingin dan datar. Sepertinya dia masih ingin mendengar kalimat yang keluar dari bibirku selanjutnya.
                “tapi aku tidak menyesal. Kau tahu kenapa?? Karena disaat aku mencintaimu aku dapat merasakan sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Aku ingin sekali membunuhmu, tapi kau tahu semua yang aku rasakan mengalahkan semuanya. Bagaimana aku dapat melihat ibuku meninggal seperti itu karena sebuah Vampire. Bagaimana aku melihat Sungmin seseorang yang sangat mencintaiku mati seperti itu. Dan bagaimana aku melihat Eunji, sahabatku terbaring tak berdaya dengan aku yang berjalan kearahnya saja tidak bisa. Tapi kau harus tahu. Aku tidak bisa membunuhmu…”

Sebuah kalimat yang panjang, bukan begitu? Walau aku harus melawan semua rasa sakit pada kepalaku. Tapi untungnya aku bisa mengucapkannya. Dan disaat aku mati hari ini juga aku tidak akan pernah menyesal seumur hidupku.

                “aku tahu sekarang, manusia itu lemah…terlalu menurut kata hati mereka, terlalu lemah! Egois!! Mmmm padahal kalau kau tahu? Semua yang kau kobarkan itu tidak selamanya baik untuk hatimu aahh…atau bahkan orang lain. Bagaimana bisa kau yang diberi wewenang untuk membunuhku mernyerah bahkan sebelum aku mengeluarkan separuh dari kekuatanku?”
                “Jiyeon…mudah saja aku membunuhmu, bahkan keadaanmu sekarang bagaikan kerikil kecil yang gampang sekali disingkirkan. Tapi kau tahu? Aku tidak akan membiarkan diriku menang hanya karena lawanku sudah menyerah duluan bahkan sebelum mengeluarkan kekuatannya.

Aku mendongak. Menatap wajahnya. Ingin rasanya aku menangis namun sepertinya air mataku telah habis hingga sekarang rasa perih yang kurasakan pada bawah mataku. Hidupmu benar benar miris Jiyeon!!

                “Bangkit dan lawanlah, bagaimana kau bisa menyerah bahkan sebelum kau berusaha??”


Untuk kesekian kalinya aku terpental kebelakang. Dan untuk kesekian kalinya aku bangun dan berlari kearahnya. Sejak kapan aku bisa berlari secepat ini bahkan aku hampir bisa menyerangnya dengan pedang? Padahal yang kutahu aku tak bisa mengayunkan pedang dengan benar barang sekalipun.
                “bolehkah aku bertanya.” Kataku tanpa melepaskan seranganku. Bahkan sekali kali aku gunakan kesempatanku untuk menendang perutnya.
                “mmm…”
                “kau benar benar tak pernah mencintaiku??”

Dia menghentikan serangannya tiba tiba, lalu menendang perutku kuat hingga tubuhku terpental beberapa meter jauhnya. Dan saat aku membuka mataku dia, Kyuhyun sudah berada tepat didepanku. Menyunggingkan sebuah senyum yang indah dan juga mengerikan.
                “tidak pernah..”
                “barang sekecilpun?”
                “semua yang aku katakana tidak pernah tulus kecuali sekarang….sekarang kau hars tahu bahwa aku tidak pernah….”

                “cukup!!!” teriakku. Bahkan hatiku masih tidak dapat menerima kenyataannya, seberapa bisa mengusahakan untuk tegar menghadapi semua kenyataannya namun semuanya tetap sama saja, Kyuhyun dia telah masuk kedalam hatiku terlalu dalam.
                “kau tahu? Aku bahkan tidak mengerti bagaimana bisa kau mencintaiku sedalam itu?? Aku bahkan baru tahu ada manusia selemah dirimu. Mencintai musuhmu sendiri? Bukankah itu sungguh lucu bahkan hanya sekedar dibayangkan??”

Hatiku tertohok, ku bahkan tidak memungkiri semua perasaanku dengannya itu sungguh salah. Aku tidak bisa berbalik dan meninggalkan ini semua. Bagaimanapun juga aku harus membenahi semuanya. Walau bagaimanapun juga untuk menghempaskan pedang kearahnya butuh sebuah keberanian yang cukup.

                “bagaimana bisa kau melawan musuhmu dengan perasaan seperti itu?”
                “ayolah Jiyeon-a…huaahh…apakah aku harus membunuh semua keluargamu??”

Aku menghadapnya. Meminta penjelasan dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
                “mwo? Kau tak tahu?? Waktu masa pemberontakan pertama, aku harus melawan seseorang yang dikenal sebagai…eummmm pemimpin Vampire Hunter dan istrinya? Yaahhh seandainya aku tahu aku akan berhadapan dengan anaknya sekarang seharusnya aku telah membuunuhnya dari dulu”
                “hahaha…jangan menatapku seperti itu Jiyeon-a….kau tahu…….”

                “JAAAAEEEHHHYYYOOOOO” samar samar aku mendengar teriakan suster Kim. Dia berlari kearah Jaehyo yang setelah aku sadari dia sedang memojokkan jungsoo oppa!!! Ohh andwae!! Apa yang akan dia lakukan dengan Jungsoo oppa!!! Dan sebelum aku ingin berlari ketempat Jungsoo oppa, kyuhyun sudah menghadangku. Memandangku dengan sinis.
                “yaaa…..mau melarikan diri kau Park Jiyeon?? Lawanmu ada disini..”


Aku bahkan tak sanggup memandang mereka. Adik dan kakak itu masih bertarung dengan sengit. Aku melihat Suster kim Hye rin melesat kesana kemari menghempaskan pedangnya namun secepat itu pula Jaehyo meloncat menhindari serangan itu.
                “Jaehyo ku mohon..”karena jarakku dan mereka tidak terlalu jauh aku masih dapat mendengar percakapan mereka. Dan itu kulakukan sambil menyerang Kyuhyun yang sepertinya tenaga yang dia keluarkan tidak aka nada habisnya. Kyuhyun! Kapan kau akan capek!!
                “noona..kenapa kau masih melindungi namja babo itu??” kata jaehyo membuat Suster Kim menghentikan serangannya lalu berdiri mematung. Dan kalian tahu selanjutnya? Dengan cepat Jaehyo menusukkan pedangnya tepat pada perut Suster kim!!!

                “AANNNDDWAAAEE!!!” teriakku. Dan detik berikutnya aku melihat Jungsoo oppa berlari kearah Jaehyo dan menusukkan pedangnya pada dada Jaehyo. Membuat Vampire tampan itu berteriak kesakitan. Dan selanjutnya hilang menjadi abu.

                “aaaahhhh!!” teriakku saat tak sadar Kyuhyun akan menyerangku. Namun untungnya aku masih dapat menghindar. Hanya sedikit sakit karena aku jatuh tiba tiba.
                “kalau kau tak focus, kau juga akan seperti itu Jiyeon-a…”

                “kenapa kau masih saja mencintaiku? Kau tahu? Padahal aku sudah membunuh ayahmu beberapa tahun yang lalu. Aku yang mebunuh Ibumu waktu itu. Aku yang membunuh kedua sahabat baikmu Sungmin dan Eunji. apakah setelah kau tahu semuanya kau masih mencintaiku dengan perasaan sebesar itu??”

Pedangku jatuh dari gemgamanku. Semua kata kata Kyuhyun bagaikan sebuah Petir yang menyambar tiba tiba. Bagaikan sebuah recorder yang disetel berulang ulang. Bagaikan sebuah duri yang akan membuat hatimu sakit. Dan semuanya terjadi secara bersama sama. Membuat tanah yang kau pijak sekarang seperti berputar putar cepat….

                “hahahahaha…dan sekarang kau tidak ingin membunuhku?? Kau mencintaiku??...kau ti…”
                “kumohon kyuhyun-a…tak bisakah kau diam??”
                “diam?? Tidak… kalau kau tidak ingin membunuhku sebenarnya itu adalah sesuatu yang tidak penting untuk hidupku. Tapi sama sa….”
                “TAK BISAKAH KAU DIAM KYUHYUN!!!”                aku berlari kearahnya. Menganyunkan pedangku berulang kali. Membuat keringat jatuh dari rambutku cepat. Dan saat ada celah kutendang perutnya hingga dia terpental jatuh dan terhempas pada pohon yang jaraknya berbelas belas meter dari pertama aku menenangnya.
Dan selanjutnya aku berlari dengan cepat dan menendang pada kepalanya membuat sebuah darah meluncur dari pelipisnya. Kalian tahu apa yang aku lakukan?? Aku bahkan tidak tahu. Yang aku tahu adalah aku membencinya. Aku membencinya, CHO KYUHYUN AKU MEMBENCIMU!!!

Dan pada akhirnya aku melayangkan serangan terakhirku. Aku tusukkan pedang perak itu tepat pada jantungnya. Kyuhyun-a selamat tinggal…


Mataku perih. Mengingat semuanya. Aku hanya bisa meringkuk pada kasurku. Bahkan tanpa mengganti baju yang telah penuh dengan darahnya, kenapa bisa dia berbicara itu semua?? Kenapa dia membohongiku?? Wae kyuhyun-a.

Kupejamkan mataku rapat rapat, tidak ingin mengingat kejadian tadi. namun seberapa besar aku mencoba untuk tidak melupakannya namun nyatanya kejadian itu malah semakin brutal memutar mutar dikepalaku.

“lebih baik aku mati dari pada aku membunuhmu…..dan terima kasih karena telah membunuhku..” 

Kata kata terakhir itu?? Kenapa kau harus mengungkapkannya?? Kenapa kau harus berbicara seperti itu?? Kenapa kau membuatku bersalah seperti ini?? Kyuhyun-a. untuk apa kau mengaku kalau kau membunuh ayah, Ibu, Sungmin, bahkan Eunji kalaupun pada akhirnya kau harus berkata seperti itu. Kyuhyun-a…waeyo?? Wae???

To Be Continued

*preview next part

Kau tahu apa yang aku pikirkan tentangmu?? Aku juga tidak tahu? Takdir mengatakan bahwa kita harus bertarung. Aku yang mati atau kau yang mati. Tapi kau salah. Kenapa kau harus memasuki hatiku terlalu dalam?? Kenapa kau selalu membuatku tidak tega bahkan untuk meninggalkanmu saja??
                “Aku tidak akan meninggalkanmu, karena aku selalu berada disampingmu…”
                “tidak perlu kau kembali ke masa lalu, karena masa depan sudah menantimu..”
                “kau memang tidak harus melupakanku karena kau seharusnya mengenangku sebagai salah satu sejarah dalam kehidupanmu…”

Seandainya aku bukan Vampire mungkin aku sudah mengungkapkan semuanya. Mengungkapkan bahwa aku sungguh menicntaimu.
Seandainya aku bukan Vampire mungkin aku sudah bersama disampingmu untuk saat ini dan selamanya
Dan seandainya aku bukan Vampire dank au bukan Manusia mungkin kita adalah pasangan terindah dibumi ini…


Huweee…part terpanjang saya #ngelap keringet. Mianhae kalau gak memuaskan. Abang kyuhyunnya mati gak papa ya.. T_T part paling menguras batin dan pikiran saya. Mianhae kalau gak dapet fellnya sudah author usahakan semampu author…
Ohh ya walapun part ending, tetep banyak yang Read, Comment, and Like yah ^^. Ntar author tebar bias masing masing deh… #apalah. Ohhh Gomawo buat min Jea yang uda mau ngepublish. Buat readers yang ngikutin dari part awal, dan semuanya ^^
God always blest you :D

Please Read, Comment, and Like
@helloimiga ^^