Sabtu, 26 Mei 2012

My Teacher is...

Title : My Teacher is...
Author : helloimiga
Cast : Do Kyung Soo(EXO-k), and other
Rate : PG14
Genre  : Romance, AU
Length : Oneshoot
Point of  View : only Author
Backsound : Beast - You


Ada yang pernah leat filmnya dating on earthnya DBSK? Waktu itu yang main Yoochun sama Jaejong? Nah ceritanya disini hampir sama cuman versi EXO dan tentuny versi author juga.. :D ohh ya sedikit juga terinspirasi sama kdrama ‘Flower Boy Ramyun Shop’nya Jung Il woo!!

WARNING!! GAJE DAN TYPO BERTEBARAN!!


Kyungsoo.. dia menatap kedepan dengan tatapan tak percayanya. Matanya yang seperti panda itu membulat dengan sempurna. Membuat Chanyeol –teman sebangkunya terkikik geli melihat ekspresi muka Kyungsoo.
                “yaa kyung-a.. jangan bilang kau terpesona dengan guru baru itu..” bisik Chanyeol tepat didepan telinga Kyungsoo. Membuat namja panda itu bergidik ngeri.
                “anni!!”sergahnya cepat.
                “lalu kenapa sejak tadi kamu melihat Kim seongsanim?”

Kyungsoo menatap guru muda itu dengan seksama. Baru tadi pagi dia melihat guru muda yang baru saja jadi Wali kelasnya di yang sudah tiga tahun dia tempati itu.

                “bolehkah kami memanggilmu noona?” secepatnya Kyungsoo melirik namja yang baru saja berteriak itu. Byun Baekhyun. Namja sok manis itu baru saja menggoda Kim Hye Sun. Cih dasar ganjen. Pekik Kyungsoo dalam hatinya. Dia mengepalkan kedua tangannya membuat otot otot badannya mengejang. Apalagi setelah mendengar jawaban dari guru muda tersebut,…

                “noona? Hahaha.. apakah aku memang terlalu muda menjadi seorang guru? Tapi tak apalah.. itu semua bisa diatur..” Hye Sun mengembangkan senyumnya membuat seluruh kelas terpana olehnya. Bahkan Chanyeol yang sejak tadi menggoda Kyungsoo juga ikut ikut melancarkan aksinya untuk membuka sedikit mulutnya.
                “oke… tapi saat kepala sekolah ada kalian harus memanggilu songsaengnim!! Arraseo!! Aku tak mau gara gara kalian aku dipecat..” kata hye sun dengan sedikit mengerucutkan bibirnya, membuatnya tampak lebih imut sekarang.
                “nde noona!!”

Kyungsoo hanya mencibir pelan melihat Wali kelas barunya itu. Dia menopangkan kepalanya pada kedua telapak tangannya di atas meja. Sepertinya ini akan semakin berat. Pikirnya..



                “dia benar benar cantik…” kata Tao. Pemuda China itu sejak tadi tidak pernah mengalihkan perhatiannya barang sedetikpun dari Hye Sun. bahkan dia yang biasanya akan tidur saat pelajaran memilih mendengarkan setiap kalimat yang terucap dari gurunya yang baru sehari sudah menjadi primadona di kelasnya.
                “sepertinya kita benar benar beruntung bisa mendapatkan Wali kelas secantik itu..” balas chanyeol.. bahkan dia sudah lupa dia sempat menggoda –lebih tepatnya meledek kyungsoo
                “yaa dia juga benar benar masih muda…” kata Tao sekali lagi.
                “ahh tidak lupa! Dia benar benar seksi!!” timpal Xiumin membuat Kyungsoo menghadiahkan sebuah jitakan yang cukup keras dikepalanya..

                “aigoo aigoo Kyungsoo-a apa yang terjadi denganmu!!” Xiumin mengelus elus kepalanya. Sedangkan Kyungsoo hanya menjulurkan lidahnya dengan wajah innocent pastinnya.

Kyungsoo lebih memilih meninggalkan teman temannya dari pada otaknya tertular virus virus aneh mereka. Tapi sepertinya pergi keluar kelas saat ini adalah hal terbodoh yang pernah dia lakukan. Kalau saja bisa diulang. Teriaknya dalam hati.
Namja panda itu memukul mukul dadanya untuk mengurangi sakit yang di rasanya dan juga untuk sedikit mengurangi detaran hebat pada jantungnya. Apakah saat ini dia sedang cemburu? Ahh mungkin saja..

                “noona… apakah kamu sudah mempunyai pacar?”
                “ne apakah kau punya.??” Kyungsoo menghetikan langkahnya, dia memang sakit tapi dia harus mendengarkannya. Paling tidak dia hanya ingin mendengar jawaban dari guru muda itu.

                “annioo…”

#DEG



Hyesun menghentak hentakkan kakinya kesal, sesekali dia melirik jam dinding yang tepat diatasnya. Jam 12 namun seseorang yang dia tunggu tunggu belum juga pulang. Sesekali juga dia memilin milin ujung  gaun tidurnya –kebiasannya saat dia sedang panic. Namun akhirnya bibirnya melengkung keatas saat seseorang yang dia tunggu telah masuk kerumah..

                “kyung-a kenapa kamu baru pulang?” Kyungsoo, pemuda tampan itu hanya menatap wajah Hyesun sekilas lalu pergi masuk kekamarnya. Menutup pintunya dengan keras membuat suara yang tidak hanya kecil.
                “ada apa dengan bocah itu,…” gumam hyesun. Dia mengetuk ngetukkan pintu kamar Kyungsoo. Memastikan bahwa Kyungsoo baik baik saja.

                “tidak bisakah kau diam hyesun-ssi…” Kyungsoo menyembulkan kepalanya. Menampakkan sebuah wajah yang biasanya terlihat tampan itu sekarang terlihat sedikit kusut.
                “ini sudah malam dan aku besok masih harus sekolah..bukankah kau juga harus mengajar?” kata Kyungsoo dengan menekankan kata ‘mengajar’ membuat yeoja yang lebih tua beberap tahun darinya itu mengerutkan keningnya. Bahkan saat Kyungsoo memanggilnya dengan embel embel ‘ssi’ –karena biasanya Kyungsoo memanggilnya dengan ‘Sun-a’ atau ‘hyesun-a’



Mata Hyesun tidak lepas dari Kyungsoo saat namja itu sedang menikmati sarapannya. Bahkan yeoja cantik itu tidak memperdulikan makananya yang sejak tadi tidak disentuhnya itu.
                “kenapa kamu menatapku seperti itu Hyesun-ssi..?”
                “nde?”

Kyungsoo memutar bola matanya kesal. Dia tidak membenci hyesun namun keputusan yeoja itu untuk menjadi guru disekolahnya lah yang membuatnya tidak berselera untuk menanggapi setiap kalimat dari hyesun yang ditujukan kepadanya.
                “sudahlah.. sekarang aku harus berangkat.. “
                “kyung-a.. ??” Hyesun menarik nafas berat ditatapnya punggung Kyungsoo yang sebentar lagi akan hilang dari pandangannya. Secepatnya dia lari lalu memeluk kyungsoo dari belakang.

                “kyung-a apa yang terjadi denganmu… bukankah kita sudah membicarakan ini semua?” Kyungsoo melepaskan pelukan itu dengan kasar, lalu membalikan tubuhnya menghadap Hyesun. Dengan pandangan yang berkilat kilat tentu saja.
                “joseonghamnida Hyesun-ssi bila kau seperti ini terus aku akan terlambat masuk sekolah…” kyungsoo melenggang pergi meninggalkan hyesun yang sekarang sedang mencoba untuk tidak meneteskan air matanya.
                “kyung-a!!!!”



Kyungsoo cepat cepat menyalin tugas Chanyeol, dia tidak mau mempunyai masalah dengan Heechul songsaengnim. Guru killer itu tidak boleh tahu bahwa dia belom mengerjakan tugasnya barang senomor pun!!! Aisshh gara gara hyesun menggangguku tadi malam! Pekik Kyungsoo dalam hatinya. Namun naas Heechul songsaengnim sudah keburu masuk kelas dan mendapati dirinya yang sedang menyalin tugas Chanyeol.
                “aku akan mati!!” pekik kyungsoo dalam hatinya. Dan tentu saja, Heechul tidak akan mengampuni kesalahan muridnya barang sekecil pun!
                “DO KYUNG SOO CEPAT KELUAR!!”



Kyungsoo memilih untuk duduk didekat lapangan basket. Ini adalah kali pertamanya dia di hukum namun dia tak terlalu mempermasalahkannya. Dia malah bersyukur karena Heechul songsaengnim hanya menyuruhnya untuk keluar dari kelasnya lagi pula sekrang dia sedang malas melakukan apapun..

                “hyung!!!” Jongin berlari menghampiri sunbaenya itu menimbulkan keringat jatuh dari pelipisnya. Membuatnya terlihat sedikit seksi #dubrakk.. :D dan tentu saja beberaoa teman perempuannya berteriak histeris di pinggir lapangan..
                “ahh kau Jongin-a…”
                “sejak kapan Hyesun noona bekerja disini…” Hyesun lagi.. pikir Kyungsoo.. dia sedang tidak ingin membahas soal Hyesun lagi, namun Kim Jongin namja yang hanya lebih muda satu tahun darinya itu malah membicarakan soal Hyesun.
                “molla…”
                “hyung..bagaimanapun juga kau adalah….”
                “sudah aku bilang jangan membahasnya disini!!” teriak Kyungsoo memotong arah pembicaraan Jongin. Sedangkan jongin hanya mendengus kesal. Bagaimanapun juga Hyesun adalah noona kandungnya..ehhmmm… perlu diulangi lagi? Hyesun adalah noona kandungnya!!

                “hyung!!” teriak Jongin lagi namun namja yang dipanggil malah melenggang pergi meningalkannya. Bunyi bel berbunyi menandakan pelajaran Heechul songsaengnim telah usai dan secepatnya Kyungsoo kembali kekelasnya.

                “Kyung-a….!!”teriak Tao membuat namja panda itu menoleh ke kung-fu panda #ehhh?
                “wae?”
                “Hyesun noona memanggilmu!!”
                “Hyesun?”



Hyesun menatap Kyungsoo dengan matanya yang berwarna hitam kecoklatan. Sedangkan Kyungsoo hanya mengedarkan pandangannya, dia tidak suka dipandang seperti itu oleh siapapun. Membuatnya sedikit….eh ralat! Sangat amat risih!!

                “bukankah aku sudah mengatakan untuk percaya saja padaku?” Hyesun memecah keheningan diantara mereka berdua. Perempuan manis itu bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah Kyungsoo. Menjongkokkan badannya hingga sejajar dengan tinggi Kyungsoo –yang saat ini sedang duduk. Mengangkupkan wajah Kyungsoo dengan kedua telapak tangannya.
                “tapi keputusanmu ini salah Sun-a..” Hyesun sedikit lega mendengar balasan Kyungsoo. Setidaknya namja itu sudah tidak bersikap formal lagi.
                “bukankah kau akan lulus? Setidaknya aku bisa mengawasi namdongsaengku, Jongin…..dan tentu saja dirimu Kyungsoo-a..” Hyesun mencubit pipi Kyungsoo kecil, lalu menatapnya dengan tampang aegyo. Membuat namja yang lebih muda darinya itu sedikit salah tingkah.

Kyungsoo mencium bibir Hyesun kilat membuat sebuah semburat merah muncul pada pipi gadis itu. Heeii…..!!! ini sekolah dan Hyesun adalah gurunya! Namun Kyungsoo tak peduli status apa yang mereka sandang saat ini. yang dia tahu sekarang adalah bahwa Hyesun miliknya. Kim Hyesun adalah milik Do Kyung soo!!



Hyesun membawa beberapa macam makanan. Seminggu lagi Kyungsoo akan menghadapi ujian kelulusannya dan dia harus membantu namja panda itu. Bahkan dia harus ikut lembur untuk memberi beberapa soal matematika –karena dia tahu Kyungsoo lemah pada hal itu.

                “hyung!!!” teriak Jongin yang entah kenapa sudah ada didepan kyungsoo yang sedang bergelut dengan soal soal matematikanya.

                “Jongin? Kenapa kau kemari?” Hyesun datang dari dapur sambil melepas celemeknya. Menatap namdongsaengnya yang tibat iba sudah ada dirumahnya.
                “Kyungsoo hyung menyeruhku untuk membawa beberapa bukuku…seharusnya kau tahu noona, Hyung itu malas mencatat..!!” seru jongin dengan ekspresi yang dibuat buat. Sedangkan Kyungsoo yang melihatnya ingin menumpahkan sarapan paginya kemuka Jongin.

                “aishhh lalu cepatlah pergi…!!”
                “hahahaha…nde hyung!! Aku doakan semga kau berhasil!!” teriak Jongin dengan ekspresi dan nada mengejek. Dan tentu saja sedetik kemudian Kyungsoo melemparkan tempat pensilnya jatuh dengan indahnya kekepala namja yang lebih muda satu tahun darinya itu.
                “yaaa…kenapa kau segalak itu hyung!! Apa kau sedang datang bulan?” sepertinya Jongin tidak pernah melihat seorang panda marah rupanya. Dengan ekspresi mengkilat kilat Kyungsoo berlari lalu mengejar adik Hyesun itu. Namun sepertinya dia kalah cepat dari Jongin. Pemuda manis itu mengejek Kyungsoo dengan menjulurkan lidahnya…

                “yaaa!! Do Kyung Soo!! Kalau kau seperti ini terus aku tidak akan menyetujuimu dengan noonaku!!!”



                “ayolahh dia hanya bercanda Kyung-a…”
                “tidak,…moodku sudah buruk hari ini…” tolak Kyungsoo sambil terus memencet mencet remote tv-nya. Setelah Jongin pergi beberapa menit yang lalu mood Kyungsoo langsung turun drastis. Dia tidak suka saat saat belajarnya diganggu, dan saat seperti ini siapa yang repot? Tentu saja hye sun! sejak tadi juga perempuan muda itu merayu kyungsoo untuk belajar, bagaimanapun dia ingin yang tebaik untuk Kyungsoo.. untung saja Jongin adalah adiknya Hyesun, kalau tidak mungkin saja Kyungsoo sudah mengejarnya bahkan sampai rumahpun.

                “ayoolah…  Kyung-a.. aku akan memberikan apa yang kau mau saat nilai rata ratamu diatas Sembilan!!” kyungsoo menoleh cepat kearah hyesun. Apa yang dia mau… dia mengembangkan sebuah senyum yang –sangat-sulit-untuk-diartikan-
                “bahkan lebih dari ini..??” kyungsoo mendorong hyesun hingga jatuh diatas sofanya, membuat yeoja itu tersentak kaget. Tapi itu tidak berlangsung lama karena setelah itu jari jari lentik hyesun menyusuri permukaan wajah kyungsoo. Menampakkan senyum yang menggoda.
                “tentu saja…lebih dari ini…”



Chanyeol, Tao, Xiumin, dan Baekhyun terus saja mematung melihat pemandangan saat ini. ujian sudah lewat beberapa minggu yang lalu dan mereka memutuskan untuk menemui Guru mereka siapa lagi kalau bukan Hyesun. Bahkan mereka harus merengek rengek pada Jongin dimana noonanya tinggal. Apalagi Xiumin dia sampai merogoh uang sakunya lebih dalam untuk menjajakan Jongin sebuah game keluaran terbaru.

Namun apa yang mereka lihat saat baru sampai halaman depan rumah songsaengnimnya itu!! Kyungsoo sedang bermesraan dengan Hyesun! Sadar sejak tadi diamati pasangan yng sedang dimabuk cinta itu melihat segrombolan mahluk tuhan yang tidak diundang itu sudah berdiri didepan mereka.
                “ommoo…!! Kalian??”



                “mwooo!!! Jadi selama ini kalian adalah…” pekik Tao, pemuda china itu membekap mulutnya sendiri menggeleng gelengkan tidak percaya.
                “aku tidak percaya dengan ini semua…”

                “mianhae aku tidak berbicara terus terang dengan kalian..” Kyungsoo menampakkan sebuah senyum khasnya. Tapi teman temannya malah mencibirnya.
                “aahh ya soal Jongin…aku akan menyuruhnya untuk mengganti uangmu Xiumin-a…” hyesun menampakkan sebuah senyumnya yang selalu membuat empat namja didepannya itu meleleh..

                “tidak usah noona-ya…lagi pula dia adalah adikmu, kami iklhas melakukannya..” kata Xiumin sok alim -_-
                “tunggu sebentar…..” akhirnya Baekhyun bersuara juga, dia menghembuskan nafasnya berat. Dan seprti tidak rela untuk mengucapkan kalimat setelahnya…
                “noona….aku masih belum menyangka kau  adalah istrinya Kyungsoo…dan itu bahkan sebelm kamu mengajar disekolah kami…??” Kyungsoo dan Hyesun hanya saling memandang dengan perasaan campur aduk. Mereka memang telah dijodohkan sejak kecil dan baru menikah saat Kyungsoo baru menduduki tahun kedua di sekolah akhirnya. Walaupun Hyesun memiliki umur yang lebih tua darinya namun mereka dapat menerima satu sama lain..

END!!

##EPILOG ….Our family!!

Kyungsoo melirik jam yang melingkar ditangannya dengan tatapan ‘menanti nanti’ dia melirik bocah kecil yang ada dihdapannya itu dengan prasaan takut takut. Dia paling benci mendengar suara tangis anak kecil dan sekarang dia harus menjaga seorang anak kecil!! Oh tuhan tolong aku!! Pekiknya dalam hati

                “kyungmin-a… dengarkan appa, jangan menangis oke!” bocah empat tahun itu hanya menampakkan ekspresi datarnya… ohh dia benar benar mewarisiku! Kyungsoo memekik dalam hatinya. Do Kyungmin, bocah itu adalah anaknya dengan Hyesun. memiliki wajah yang sama persis seperti ibunya dan tingkah seperti appa.
                “appa…umma eodiga…??” suara lucunya keluar dari bibir cherry itu.
                “umma? Dia pergi..” jawab kyungsoo dengan sedikit halus. Dia tidak ingin anak laki lakinya itu menangis dan membuat gendang telinganya sakit.
                “pelgi? Umma pelgi kemana appa…Kyungmin ingin umma…appa…. Ummmmaaa…ummmaaa…” namun naas bocah tampan itu malah menangis keras. Dengan suaranya yang cadel dia terus saja ingin bertemu ummanya.
                “appa…Kyungmin ingin mencali umma nde…” Kyungsoo mengelus ngelus rambut Kyungmin yang halus itu. Lalu mengembangkan senyumnya. Sedikit dikit dia menghilangkan rasa bencinya dengan suara tangisan anak. Lalu menggendong Kyungmin kepelukannya.

                “Kyungmin ingin bertemu umma?”
                “nde…Kyungmin ingin beltemu umma…”
                “kalau begitu Kyungmin diam ne?”
                “ne appa…”

Kyungsoo menepuk nepuk punggung malaikat kecilnya itu, menyanyikan sebuah lagu untuk Kyungmin agar bocah tampan itu tidur. Dan itu berhasil. Kyungsoo menatap wajah polo situ dengan lega. Akhirnya kyungmin luluh dipelukannya!! Batinnya dalam hati.

Hyesun melihat Kyungsoo dengan ekspresi lega. Lalu berjalan kearah Kyungsoo dengan sebuah senyum yang menghias wajahnya.
                “hyesun-a kau sudah pulang?” wanita cantik itu mengangguk lalu memeluk suaminya dengan perasaan senang. Inilah keluarga kecilnya..

                “Kyungsoo-a…jeongmal saranghae,…”
                “nado Kim Hye Sun…nado jeongmal saranghae…”

END


Wkwkwkwk..

NO BASH OKE!!

RCL please!!
helloimiga

(series) The Forest of Vampire Chapter 2


Title       : The Forest of Vampire Chapter 2
Genre   : Mystery (??), Fantasy, Family, little bit Romance, AU
Length  : Series (2 of?)
Rate       : PG15
Main Cast            :
·         Cho Kyuhyun (Super Junior)
·         Park Ji Yeon (T-ara)
Support Cast      :
·         Kim Hye Rin (OC)
·         Lee Gikwang (Beast)
·         Jung Eun Ji (A-pink)
·         Ahn Jaehyo (Block-B) --->Kim Jaehyo
·         Lee Sung Min (Super Junior)
·         Super Junior
Point of view     : only Park Jiyeon
Author                  : helloimiga
Back sound         :
Mblaq – It’s War
Lee Ki chan – painful Hope
2Bic – Made Yet Another Woman cry

WARNING!! GAJE DAN BANYAK TYPO!!

…..

/”lebih baik aku mati dari pada aku harus membunuhmu”/

“kenapa kau harus pergi..” orang itu membalikkan tubuhnya. Menatapku lama. Dan baru saat itu ku sadari matanya berwarna merah! Dan saat dia tersenyum, aku tau berlari menuju bukit untuk saat ini adalah kesalahan terbesar yang aku buat. Karena kalian tahu siapa yang ada di depanku saat ini? Dia adalah Vampire!!

.=.=. The Forest of Vampire Chapter 2 .=.=.

Aku tidak menggubrisnya, yang harus aku lakukan sekarang adalah cepat cepat pergi dari sini. Melarikan diri dari sini dan melupakan semua yang aku lakukan. Mahluk paling aku tidak suka di dunia ini adalah Vampire. Karena mereka telah membuat kedua orangtuaku pergi.
                “yaa yaa yaa!! Mau pergi kemana kau..!!” Vampire itu mengejarku, apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak membawa senjata apapun.

                “kenapa kau harus pergi?” Vampire itu menarik tanganku. Membuat kulit kami bersentuhhan. Membuatku merasakan dinginnya kulit itu. Apakah seperti ini kulit seorang vampire?
                “apakah kau takut padaku?” apakah itu pertanyaan terbodoh yang pernah aku dengar dari seorang Vampire?
                “apakah kau vampire yang bodoh?” kataku tiba tiba, membuatku terpaksa harus menatap wajah vampire dihadapanku ini. membuat kedua mata kami beradu untuk sesaat. Dan Tunggu!! Apa yang aku lakukan sebenarnya?
                “hahahhaha, aku bukan Vampire yang bodoh agasshi,.. tapi aku Vampire yang tampan? Bukan begitu? Kau tertarik padaku bukan?” dia menatapku dengan pandangan yang benar benar sulit aku artikan. Dan sesuatu yang aneh pada diriku terjadi saat ini juga? Mungkin biasanya aku akan takut menghadapi mereka –para Vampire. Lalu kenapa perasaan ini berbeda saat aku dekat dengan Vampire di hadapanku ini?

                “apakah semua Vampire narsis sepertimu?”
                “tidak ada Vampire setampan diriku.. jadi mungkin aku Vampire ternasis yang pernah ada agasshi.. kau harus beruntung bisa bertemu denganku..”
                “hahhahaha, hanya dalam mimpimu Tuan Vampire…”  cepat cepat aku pergi dari Vampire menyebalkan itu. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku, kenapa dia tidak menyerangku? Dan kenapa dia bisa sesuka itu berkeliaran padahal ini masih Siang?
                “Yaaa kenapa kau pergi!! Yaaaa!! Kau harus ingat namaku!! namaku cho kyuhyun, kau harus mengingatnya…. arraseo!!” Cho Kyuhyun? Begitukah namanya? Ckckckck… aku tak peduli..

#dukk!!

                “aaahhh..” teriakku saat tak sengaja aku jatuh karena kakiku kena akar akar pohon. Darah keluar begitu saja dari lututku.
                “yaaa… gweanchana..??!!” vampire itu!! Kyuhyun!! Apa yang harus aku lakukan? Bukankah Vampire akan bereaksi saat dia mencium bau darah? Cepat cepat aku tutupi lukaku yang terus berdarah itu dengan tanganku.

                “kalau kau seperti itu, tanganmu juga akan kotor Aghassi..” Kyuhyun mendekatiku lalu berlutut tepat dihadapanku. Dan yang dia lakukan berikutnya adalah mengambil sebuah kain dari saku yang ada di jubah panjangnya.
                “aku adalah vampire yang istimewa, aku tak tertarik dengan darahmu..” katanya kemudian sambil membelitkan kain itu pada lututku. “sudah selesai.. seharusnya kau bersyukur karena kau bertemu denganku, mungkin kalau kau bertemu dengan Vampire biasa kau sudah dimakannya… hahahahha” tawanya menggema, apakah aku memang harus bersyukur seperti itu?

                “Aku tidak akan menyakitimu… kita akan menjadi teman”
                “apakah kau seorang Vampire atau pelawak Cho Kyuhyun-ssi? Vampire dan Manusia itu tak bisa menjadi teman. Karena sejak dulu mereka sudah ditakdirkan untuk bermusuhan” kataku mengikuti kata kata suster Kim.
                “begitukah? Tapi kenapa kita tak membuat itu menjadi sesuatu yang mungkin?”
                “cobalah kalau kau bisa..”
                “tentu saja, semuanya selalu mungkin di dunia ini… begitukan? Park Ji Yeon..” mataku membulat dengan sempurna, bagaimana mungkin dia mengetahui namaku?

                “mungkin sekarang kau sedang berpikir kenapa aku bisa tau namamu bukan Jiyeon-ssi?... karena kau harus tahu. setiap aku mempunyai keinginan aku akan mendapatkanny dengan cara apapun selagi aku bisa..” kata kyuhyun, mata merahnya yang terlihat jelas karena jarak kami yang tidak terlalu dekat itu terlihat mengkilat kilat
                “lalu apa yang kau inginkan dariku?”
                “Tidak ada… kau akan tahu itu bila waktunya telah tiba..”
                “lalu, apakah itu tentang desa kami? Bahwa Raja Vampire telah kembali…”
                “kenapa kau seserius ini Jiyeon-ssi?”


Vampire menyebalkan itu masih terus saja mengusik hari hariku yang indah ini. Semua pemikiranku tentang dirinya, ucapannya tempo hari, serta keanehan keanehan yang belum pernah aku lihat dari Vampire yang lainnya.
                “apa yang sedang kau pikirkan Jiyeon-a sampai sampai kau tak mendengar ketukanku?” 
                “Sus..suster Kim?” suster Kim sedikit menyunggingkan senyumnya.
                “bolehkah aku duduk disini?”
                “aahh tentu saja Suster, ada yang ingin kau bicarakan padaku?” Suster Kim duduk disampingku, di ranjangku. Memainkan jarinya. Saat ini aku benar benar melihat sisi lain dari seorang Suster Kim.

                “namaku adalah Kim Hye Rin, adakah seseorang tahu itu? Mereka pasti hanya mengenalku sebagai seorang suster kim..” katanya tiba tiba. Dari suara yang muncul dari bibirnya aku tahu saat ini dia sedang menahan semua yang ada di dalam hatinya –sedikit ingin menangis kelihatannya.
                “seseorang yang tinggal sendiri saat berumur 6 tahun, seorang anak yang masih tidak tahu apa apa itu melihat semua dengan jelas. Melihat kedua orang tuanya meninggal tepat dihadapan dengan cara yang amat tragis… seorang kakak yang benar benar buruk, membiarkan adik satu satunya pergi….” baru kali ini aku melihat Suster Kim menangis, dia menyembunyikan wajahnya dengan jubah suster itu. Badannya bergetar dengan hebat.
                “Suster kim..” akhirnya aku dapat berbicara, menepuk nepuk pundak Suster kim dengan pelan.
                “aahh maaf Jiyeon-a, sepertinya aku terlalu berlebihan..” katanya sambil beranjak dari kasurku. Mencoba membersihkan sisa sisa air mata yang membasahi kedua pipinya.

                “sebelumnya… Jiyeon-ah pernahkah kau mencintai seseorang?”
                “nde?”
                “memang seharusnya pernikahan itu didasarkan oleh cinta, tapi semuanya berubah sekarang. Sakit memang, tapi itu baru awal… kau bisa menerimanya pada akhirnya..” suster Kim melenggang pergi dari kamarku, meninggalkan sebuah pertanyaan besar dariku. Mencintai seseorang? Apakah dia sudah pernah merasakannya?

Mereka berdua –suster kim dan Cho Kyuhyun, bagaimana bisa mereka berdua ada dipikiranku saat ini? sesuatu yang selalu membuat hatiku ganjal. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku merasa semua berhubungan, tapi aku tidak mengerti siapa dan apa yang berhubungan itu. Ku garuk kepalaku dengan sedikit kasar, semua yang aku alami akhir akhir ini benar benar aneh!!


Kyuhyun mendorongku hingga aku terpental ke belakang. Punggungku membentur tembok yang tepat di belakangku. Membuat semua tulang tulangku hampir patah. Darah keluar dari bibirku menandakan betapa kerasnya dorongan itu. Aku melihatnya dia berjalan kearahku. Apakah akhir dari hidupku? Pergi didunia ini dengan cara seperti ini? apakah bumi hanya untuk mereka? Hanya untuk Vampire vampire menyebalkan itu?

Teman? Semuanya hanya omong kosongnya!! Tidak akan ada vampire berteman dengan manusia!! Dia melangkahkan kakinya menujuku dengan cepat, menjambak rambutku kasar.
                “seandainya kau tahu…” katanya kemudian. Keringat muncul dari pelipisku. Tidak! Aku tidak takut dengannya!! Lalu sebenarnya apa yang terjadi denganku dan tubuhku. Seperti ingin memberontak namun terlalu lemah dan lelah.

                “apa maksudmu..?”
                “bukankah aku sudah bilang? Kau akan tahu bila waktunya telah tiba Park ji Yeon”


Keringat dingin keluar dari seluruh badanku, Ini Mimpi? Tapi semuanya benar benar seperti kenyataan! Tidak! Apakah itu benar benar terjadi? Atau itu hanya halunasiku?


Hari ini aku putuskan untuk menemui Kyuhyun. Ide Gila? Aku memang sudah gila, jadi anggaplah aku orang gila karena saat ini aku baru saja menyerahkan diri pada musuhku sendiri.

                “kau mencariku?” Kyuhyun datang dengan tiba tiba tepat di hadapanku. Membuat jarak diantara kita hanya berjarak satu jengkal saja. sampai aku dapat menghirup udara dingin yang baru saja dia keluarkan.
                “apa maksudmu? Kau datang dalam mimpiku bukan?” kataku to the point. Dia mengerutkan alisnya menjadi satu. berpura pura tidak tahu? Cih!
                “aku tak tahu dan aku tidak berpura pura tidak tahu..” katanya cepat. Dia selalu saja bisa membaca pikiranku, ahh atau memang dia bisa membaca pikiranku
                “apa kau bisa membaca pikiranku?”
                “jauh dari itu..”
                “nde?”
                “beberapa vampire mempunyai kekuatan yang Istimewa, dan aku mempunyai kekuatan untuk dapat membaca pikiran orang..” katanya berterus terang, benarkah seperti itu? Hahahhahaha, berarti kau bisa membaca pikiranku sekarang?

                “apakah kau menemuiku hanya untuk seperti ini?” aahh aku lupa, sebenarnya apa yang ingin aku tanyakan padanya? Park Jiyeon babo!!
                “kalau begitu aku harus pergi..”
                “tunggu!! Mmm kau tahu tentang Raja Vampire? Apkah dia benar benar telah bangkit?”
               
                “apa untungnya bila aku memberitahumu? Bukankah seperti kau bilang? Vampire dan Manusia tidak bisa bersatu? Mereka adalah musuh abadi jiyeon-a”
                “kita akan menjadi teman..!!”
                “teman? Kau benar benar lucu Jiyeon-ah,… sebegitu pentingnya kau informasi itu?”


Kupukul pukul kepalaku, bagaimana bisa aku memohon pada vampire sialan itu! Cih! Aku putuskan untuk kembali lagi ke desa, melewati Ladang dengan hati hati. Terbayang cerita gikwang bagaimana dia di serang disini. Apalagi sekarang sudah hampir pukul 6 sore. Cepat cepat aku langkahkan kakiku untuk cepat sampai desa. Baru beberapa menit kemudian aku mendengar suara sirine dari arah desa! Oh damn Vampire!
Sebuah siluet hitam berlari kearahku, seorang namja. Berlari dengan cepat kearahku lalu menarik tanganku kuat. Merasakan tangannya yang dingin mengingatkanku dengan dinginnya tangan seseorang. Kyuhyun!! Aku melihat wajahnya, dia bukan Kyuhyun.. dia …dia adalah Vampire. Vampire yang berbeda.

                “Jaehyo kau kah itu? Apakah kau tak mengingatku?” Suara yeoja terdengar dari arah kegelapan. Suster Kim?
                “kenapa kau melakukan ini semua?” Suster Kim melangkahkan kakinya mendekat kearahku. Vampire itu masih mengeratkan tangannya pada pergelanganku. Membuatku tak bisa bergerak karena kekuatannya yang luar biasa.

                “mengapa kau harus memegang yeoja itu? Kenapa kau tak menangkapku saja? kita akan hidup bahagia walau tanpa ayah dan Ibu..”
                “nunna..” walau suara sirine yang keras itu, aku tetap masih bisa mendengar suara dari Vampire ini. dia menundukkan kepalanya. Apa yang terjadi dengan suster kim dengan Vampire ini? dan apa yang baru saja Vampire ini katakan. Nunna?
                “apakah kau sekasihan ini sekarang? dimana kim Hye rin yang dulu?” sambung Vampire yang Suster kim panggil tadi dengan sebutan ‘Jaehyo’
               
                “jaehyo… nunna merindukanmu…”
                “kita sudah berbeda nunna… seharusnya kau tahu itu. Manusia dan Vampire tidak ditakdirkan untuk bersama..”
                “haruskah seperti itu?”  Suster kim mencoba mendekat kearah kami. Berusaha untuk menggapai Vampire itu. Sebuah pertanyaan kembali muncul dalam pikiranku. Apakah mereka adalah seorang adik dan Kakak? Suster Kim hyerin dan Vampire bernama Jaehyo ini?
                “jangan mendekat nunna, atau kau akan melihat seseorang mati hari ini…” Jaehyo menarik tanganku kuat. Dan sedetik kemudian aku baru menyadari sebuah sayap muncul dari punggungnya.
                “Jaehyo, lepaskan wanita itu…” Suster Kim berlari kearah kami. Membuat jaehyo malah menarikku untuk terbang bersamanya. Membawaku terbang meninggalkan Desa.

Aku sedikit meronta karena Jaehyo tidak menurunkanku atau melepaskanku. Dia malah membwaku di atas Bukit –dekat ladang. Menghempaskanku pada tumpukan salju putih. Sedetik kemudian dia berteriak keras. Meremas rambutnya kasar. Lalu menatapku dengan mata elangnya. Memperlihatkan gigi taringnya.

                “a..aapaa yang akan ka..kau la..kukan pa..padaku?” kataku sedikit tergagap. Membayangkan bagaimana caranya aku mati terlalu cepat seperti ini adalah sesuatu yang membuatku sangat amat takut. Sinar bulan yang menyinari vampire itu memang membuat wajahnya –yang akui sangat tampan membuatnya terlihat menawan –dan tentu saja terlihat lebih menakutkan.
                “sesuatu yang tak pernah kau bayangkan dalam hidupmu..”
                “nde..?” dia tersenyum sinis kearahku, berjalan kearahku. Kututup kedua mataku. Tak mampu membayangkan kejadian yang akan terjadi setelah ini.

#Bruuk!

Itu bukan suara dariku. Aku bahkan tak merasa ada bagian tubuhku yang sakit. Atau inikah yang dinamakan surga? Tidak! Aku bahkan masih bisa merasakan dinginnya salju yang menembus telapak tanganku. Lalu suara apa itu? Kubuka mataku perlahan, membuatku dapat melihat vampire itu—Jaehyo terhempas menjahuiku. Siapa yang menolongku?
                “apakah kau baik baik saja?” kutolehkan kepalaku kesamping. Aku melihatnya, dia memang vampire. Tapi saat aku melihatnya sekarang, dia bukan hanya seorang Vampire… dia terlihat seperti seorang malaikat yang terbang turun dari surga untuk menolongku. Cho Kyuhyun..

Lidahku kaku dan kelu. Bahkan seluruh tubuhku benar benar kaku sekarang. Jaehyo menatap Kyuhyun sekilas. Mengepakkan sayapnya lalu pergi kearah hutan, meninggalkan kami berdua.


Kyuhyun berlari kearahku, menempelkan telapak tangannya kepipiku. Melihat keseluruh tubuhku memastikan apa ada yang luka atau tidak, lalu tersenyum. Memperlihatkan sebuah senyuman yang menawan. Bahkan untuk sekarang aku tak peduli apakah dia dapat membaca pikiranku atau tidak. Tapi dia memang sangat tampan.

                “syukurlah kau baik baik saja. dan jangan memujiku berlebihan seperti itu park jiYeon..” aku terkekeh pelan. Sikap dinginnya tadi sore membuatku sedikit takut dengannya. Kejadian yang selanjutnya adalah sesuatu yang tak bisa aku bayangan seumur hidupku. Aku memang membenci Vampire. Tapi saat bersamanya (Kyuhyun) itu semua berbeda, bahkan sekarang aku sedang memeluknya.

Sepertinya dia juga sedikit terkejut dengan apa yang aku lakukan, tapi kemudian dia juga membalas pelukanku. Membuatku merasa lebih nyaman saat berada dengannya. Dia melepaskan pelukan kami, membuat beberapa organ ditubuhku mengejang tidak rela.

                “kenapa kau memelukku..??”
                “itu yang namanya gerak reflek…” kataku mencoba menyembunyikan kegugupanku.
                “benarkah?”
                “yaaa… apakah kau tak membayangkan bagaimana perasaanku tadi? aku benar benar takut..” kataku lirih di akhir akhir kalimat. Aku rasakan sekarang Kyuhyun menepuk nepuk pundakku lembut
                “bagaimana bisa kau bersama Jaehyo?” dia bertanya kearahku, menautkan alisnya hingga menjadi satu garis lurus.

                “aku tidak tahu,….” Dia menatapku nanar, Tatapan matanya yang teduh membuatku nyaman dekat dengannya. Membuat seluruh tubuhku berdesir aneh. Membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya
                “begitukah…. Yang penting kau baik baik saja sekarang..”
                “Kyuhyun..”
                “nde?”
                “kenapa kau menolongku…….? Jangan menyuruhku untuk mengetahuinya saat waktunya telah tiba..” kataku sambil mengerucutkan bibirku. Dia terkekeh pelan lalu mengacak acak rambutku. Lalu tersenyum.

                “apakau kau memang ingin mengetahuinya?”
                “nde? Aisshh tentu saja cho kyuhyun..”                                                Dia menampakkan senyumnya (lagi) dan itu juga membuat jantungku berdetak kencang lebih daripada tadi. hanya tinggal menunggu meledak saja.

Dia mendekatkan tubuhnya kearahku. Sangat dekat hingga hidung kami bersentuhan. Aku dapat melihat matanya yang merah itu. Memang pertama terlihat mengerikan. Namun sekarang aku mengerti warna merahnya malah membuat Kyuhyun tampak lebih tampan.

Aku merasakan benda kenyal itu menyentuh bibirku, pertama memang lembut namun kemudian aku dapat merasakan lidah kyuhyun masuk kemulutku. Membuat lidahku dapat merasakan gigi taringnya. Membuat salju salju diantara kita kini terasa mencair. Dia melepaskan ciuman kami dengan perlahan. Seolah olah bibirnya sama dengan bibirku –tidak rela harus melepaskan ciuman ini.
                “kau harus tahu… ini memang salah, namun inilah kenyataannya Park Ji Yeon… karena aku mencintaimu.. Jeongmal saranghae Jiyeon-a…”

TBC

*preview next part
                “sebenarnya apa yang terjadi dengan jaehyo?”
                “yang terjadi dengannya? … itu adalah masa terberatnya…”
                “aku memang sudah terikat dengan eunji, tapi inilah perasaanku…saranghae Jiyeon-a..”
                “kau tahu Jiyeon… kau akan segera keluar dari biara ini. karena baru saja Sungmin melamarmu..”

It's Hurt Because It's Love



Title : It’s Hurt because It’s Love
Author : helloimiga
Genre : AU, mystery dan pastinya gaje ._.
Rate : PG14
Length : Oneshoot
Cast : Byun Baekhyun(EXO-K), Park Jiyeon (T-ara), Bang Minah (Girlsday)
Back sound : EXO-K Mama #gag nyambung bgt coba :p, EXO-K Angel

WARNING GAJE DAN BANYAK TYPO!!

Namja berparas tampan –dan sediikit imut tentu saja itu menghentak hentakkan kakinya kesal. Udara malam Seoul hari ini memang sangat dingin. Dan pastinya beberapa orang aahh semuanya pasti akan memilih duduk dirumah sambil meminum segelas coklat panas atau malah memilih meringkukkan dirinya diatas selimut tebal. Byun Baekhyun. Namja itu masih saja menggosok gosokkan kedua tangannya untuk mencoba menghilangkan rasa dingin di tubuhnya.

                “Aisshhh Chanyeol benar benar membuatku mati kedinginan… kenapa dia menyuruhku pulang saat dingin seperti ini?” Baekhyun menggumam tidak jelas. Sebuah suara tidak sengaja merambat masuk kegendang telinganya… suara perempuan..!!

                “aiggoo.. dan apa ini? apakah aku harus bertemu dengan ‘seseorang’ saat ini..” bulu kuduk Baekhyun meremang. Dia memang sangat tidak suka sesuatu berbau mistis.. lalu suara yang baru saja memasuki gendang telinganya itu apa.
                “aisshhh sebaiknya aku memastikan itu suara apa..” sedikit mengumpulkan beberapa keberaniannya. Suara itu makin terdengar saat dia memasuki gang gang menuju rumahnya. Dan saat itu pula dia melihat asal suara itu. Matanya membentuk sebuah bulatan besar.
                “a..aapa itu..” pekiknya pelan. Sedangkan yeoja dihadapannya itu yang ahhh… tidak menggunakan sehelai bajupun itu menahan tangissnya saat sudut matanya menangkap sosok Baekhyun. Yeoja itu merapatkan kakinya untuk menutupi dadanya. Meringkuk seperti anak kecil yang sedang menangis.

baekhyun menelan ludahnya dengan sulit. Bagaimanapun dia adalah seorang namja. Lalu bagaimana mungkin dia akan tahan saat manic matanya menangkap sesuatu yang.. ahhh… Yeoja dihadapannya itu membuat jantungnya berdetak beberapa kali lebih cepat.
Yeoja itu bahkan tidak hanya memiliki wajah yang cantik, bahkan tubuhnya yang terekspos jelas dihadapan matanya itu tidak memiliki satupun cacat dimatanya.
                “gwe…gweanchana..?” akhirnya saat Baekhyun telah kembali lagi dialam sadarnya. Dia menepis kuat kuat pikiran pikiran jeleknya itu. Yeoja dihadapannya itu mengangguk pelan. Dan saat mata baekhyun menatap mata yeoja itu. Semuanya seperti tidak jelas.. dia seperti meangkap sesuatu yang sulit dia ungkapkan. Bagaikan dia didorong dan masuk kemata indah yeoja itu.
               
                “di..dingin…” satu kata yang berhasil diucapkan yeoja itu membuat baekhyun kembali (lagi dan lagi) kealam sadarnya. Cepat cepat dia membuka jaket yang sejak tadi menempel pada badannya lalu dia lekatkan pada tubuh polos yeoja itu.
                “apa masih dingin?” yeoja cantik dihadapannya itu tetap mengangguk, sudah sejak tadi angin malam menerpa tubuhnya membuat satu jaketpun tidak akan mampu menghilangkan rasa dingin yang dia rasakan. Baru saja baekhyun akan bertanya., yeoja itu telah jatuh pingsan dipelukannya. Membuat baekhyundapat merasakan tubuh yeoja manis itu saat menempel pada tubuhnya.

                “apakah aku harus membawanya kerumahku..??”


Baekhyun merebahkan yeoja itu kekasurnya. Dia harus menahan nafasnya saat kulitnya harus menempel pada kulit yeoja itu. Merasakan sebuah debaran yang luar biasa pada tubuhnya. Menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan.
                “Ani,,, aku tak boleh seperti ini. aku sudah mempunyai Minah dan aku tidak boleh mengecewakannya dengan membuatnya kecewa..” pikirnya dari tadi. minah adalah yeojachingunya dan dia tidak mau mengecewakan Minah karena dia tahu Minah sangat percaya dengannya.

Baekhyun mengambil T-shirtnya lalu dipasangkan pada yeoja yang dia tidak kenal itu. Mengambil nafasya dengan berat lalu mengeluarkan pelan-pelan.

                “Ahh sepertinya aku harus tidur di sofa malam ini..” desis Baekhyun pelan. Tapi sebelum dia pergi untuk tidur dia tempelkan telapak tangannya pada kening yeoja itu..
                “Ommoo… dia demam!!” dengan cepat dia mengambil sebuah kain dan sebuah baskom berisi air dingin. Cepat cepat dia menempelkan kain yang sudah dia celupkan itu kekening yeoja dihadapannya,,
                “apakah dia terlalu lama diluar? Panasnya tinggi sekali..”


Baekhyun menerjap nerjapkan matanya saat sinar matahari masuk mengenai matanya melalui celah celah fentilasi yang ada di kamarnya. Tidur dengan posisi duduk membuat punggungnya sangat pegal. Yeoja dihadapannya hanya tersenyum saat matanya menangkap sosok Baekhyun yang sedang merenggangkan otot ototnya
                “gomawo…”
                “che…cheonmaneyo… aigooo aggashi, kau sudah bangun?” seperti tadi malam. Yeoja manis itu hanya mengangguk pelan sambil menampakkan senyumnya yang entah dari kapan Baekhyun sangat suka senyuman itu.

                “siapa namamu..?”
                “nde…mmm Ji…ji..aahhh jiyeon!! Park Jiyeon!!” jawab yeoja itu sambil terbata. Entah apa yang sedang dipikirkannya namun Baekhyun tak terlalu memikirkannya. Hanya sebuah senyuman membuatnya tak bisa berkutik. Apakah aku mulai gila karena yeoja ini.. pikirnya ..
                “aku Byun Baekhyun.. baekhyun, kau bisa memanggilnya seperti itu..”


                “Apa yang kau masak Baekhyun-ssi?” jiyeon menggoyang goyangkan badannya menghadap Baekhyun yang sedang memasak di dapur. Pupil matanya bergoyang goyang searah dengan gerakan tangan yang dibuat Baekhyun.
                “mmm aku akan membuat sup untukkmu.. apa kau suka?” jawab baekhyun sambil mengacak acak rambut Jiyeon. Walaupun dia baru bertemu Jiyeon Kemarin malam, tetapi dia nyaman berada di dekat jiyeon. Sedangkan Jiyeon hanya menampakkan senyum manisnya lagi dan lagi. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatnya sangat suka berada dekat pada baekhyun.

                “aahh tentu saja baekhyun-ssi aku suka semua makanan… ahhh apakah kau masih ingat untuk menambahkan daging?”
                “aahh tentu saja jiyeon-a… yaaa.. sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku dengan embel embel ‘ssi’ bukankah kita sepakat untuk menjadi teman..”
                “hmmm… chingu?”
                “nde! Chingu!!”

Jiyeon mengembangkan senyumnya dengan sedikit paksaan. Chingu? Begiitukah baekhyun menganggapnyai? hanya sebatas itu? Ahhh dia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin baekhyun bisa menyukainya. Menyukai seseorang yeoja yang bahkan baru dikenal Kemarin malam.

                “yaa… kenapa kau melamun Jiyeon-a? aahh benar kau juga harus memanggilku oppa… arraseo?!” baekhyun mengedipkan sebelah matanya didepan jiyeon. Membuat yeoja itu seketika merasakan sebuah goncagan besar didadanya…
                “o..oppa…apakah harus?”
                “aisshhh tentu saja! kau mengingatkanku pada yeodongsaengku. Dongsaengku yang telah diambil oleh-Nya. Ahh maaf aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan dongsaengku..” baekhyun merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia membuka luka lamanya. Mencoba mengingatkan dirinya dengan sosok Byun Hyeyeon—dongsaengnya yang sudah pergi.
                “ahh gweancana Baekki oppa.. aku malah menyesal telah mengingatkanmu pada dongsaengmu itu..”
                “hahhahaha..nde, aku akan mengampunimu asal kau mau melihat film bersamaku nanti..” sudut bibir Baekhyun melengkung dengan sempurna. Lalu dia melanjutkan kemballi acara memasaknya. Sedikit dikit baekhyun melirik Jiyeon yang melihatnya dengan serius. Mata yeoja itu benar benar mngingatkan dengan dongsaengnya. Bahkan tingkahnya juga sedikit mirip dengan Hyeyeon.

                “ommmo oppa…. Lihatlah airnya sudah mendidih..” teriak Jiyeon membuat kesadaaran baekhyun kembali lagi. Dengan gesit namja imut itu memasukkan potongan sayur yang sudah diapotong tadi..
                “oppa!! Dagingnya oppa,..!!” teriak Jiyeon lagi.


                “huwaaaahhh massitaa!!” jiyeon menyendokkan kembali sup itu kemulutnya. Sejak tadi dia tidak berhenti memuji masakan baekhyun itu. Bahkan sesekali dia menjulurkan dua ibu jarinya dihadapan baekhyun membuat namja itu tersenyum senang.
                “oppa.. kau benar benar koki yang hebat!!” untuk kesekian kalinya Jiyeon mengacungkan ibu jarinya tepat dihadapan Baekhyun. Dengan beberapa nasi yang masih berada pada mulutnya Jiyeon terus saja berbicara.

                “yaa… Jiyeon-a.. nasimu keluar.. lihatlah!!”
                “aahh mianhaeyo.. kau tahu ini makanan terenak yang pernah aku makan!!”
                “nde? Memang selama ini kau selalu makan apa…”
                “aku hanya selalu diberi makanan ku….” Sebelu Jiyeon menyeseleaikan perkataannya dia sudah membengkap mulutnya sendiri. Memukul mukul kepalanya sendiri. Hampir saja aku keceplosan… pikirnya kemudian..

                “Jiyeon-a… neo gweanchana? Apa yang terjadi? Ha?” Baekhyun mengerutkan keningnya. Namja itu sedikit penasaran dengan kelanjutan kalimat yang baru saja yeoja dihadapannya itu katakan.
                “makanan apa? Kau sering diberi apa?” Jiyeon menggaruk garuk garuk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa.. Ya tuhan.. apa yang harus aku lakukan..

                “maksudnya… para pembantu dirumahku jarang memberiku makanan seenak ini. kau tahu.. mereka benar benar tidak becus menjadi pembantu.” Yeoja manis itu mengerucutkan bibirnya. Menampakkan sebuah tatapan yang dapat membuat orang yang melihatnya terpana.
                “jinja!! Ahhh oohh yaa.. kau tidak pulang kerumahmu?” Jiyeon menggigit bibir bawahnya. Otaknya bekerja dengan cepat saat ini juga.
                “o…oppa… apakah kau mengusirku?”
                “mwo Annnioo!! Aku tidak bermaksud seperti itu… hanya sa..” Dengan cepat Jiyeon memotong kalimat baekhyun. Dia menundukkan wajahnya kedalam

                “dua minggu.. hanya dua minggu saja oppa. biarkan aku tinggal disini. Eotthoke? Kalau oppa tak mau aku bisa pindah sekarang juga..”
                “andwae!! Arra.. oppa mengerti. Jiyeon-ah.. bukankah aku sudah bilang? Aku senang kau berada disini. Setidaknya kau menemaniku untuk sekarang. yaahh aku senang karena aku bisa mendapat yeoodongsaeng lagi…” Baekhyun mengacak acak rambut Jiyeon. Harum sampoo seketika menyeruak indra penciumannya. Seperti memabukkan dan sedikit membuat kecanduan.


Jiyeon menatap baekhyun yang terlihat sangat amat bahagia hari ini.. bahkan dia sempat melihat baekhyun yang biasanya malas membersihkan rumahnya terlihat sangat amat rajin bersih bersih. Menyemprotkan wangi wangi ruangan disetiap sudut rumahnya.
                “apa yang sedang kau lakukan baekki oppa?”
                “melakukan pembersihan” jawabnya singkat. Dia terus saja asik membersihkan setiap sudut ruangannya..

                “apakah akanada yang datang?” sekilas Jiyeon melihat baekhyun memberhentikan pekerjaannya lalu melanjutkan lagi. lalu menoleh kearahnya dengan sebuah senyum yang bertengger diwajahnya yang imut..
                “tentu saja… nae yeoja chingu..”
                “mwo… yeo..yeojachingu..??” dia menganggukkan kepalanya mantap lalu berjalan kearah Jiyeon. Lalu memeluknya sekilas. Membuat jantung itu kembali berdetak tidak wajar. jiyeon menelan ludahnya sulit. Dia tidak boleh terlihat seperti ini. walaupun hatinya sakit.. tapi dia tak boleh seperti ini. Dalam hati yeoja itu menyemangati dirinya sendiri.

                “mm jiyeon-a… maukah kau errr.. berpura pura menjadi keponakanku? Maksudku… aku tidak ingin yeojachinguku salah paham jadi..??” Baekhyun menatap wajah Jiyeon was was takut takut yeoja itu akan marah atau salah paham. Namun dugaannya salah. Yeoja dihadapannya itu malah mengangguk dengan semangat.
                “tentu saja oppa!! Aku mengerti maksudmu! Aku adalah aktris terbaik!!” Jiyeon tersenyum bahagia. Walau itu sedikit dia paksakan. Hatinya hancur begitu saja.. seharusnya dia tidak memberi harapan yang lebih pada baekhyun.. pikirnya.


Jiyeon meremas ujung ujung bajunya. Dia menggigit bibir bawahnya… ohh Tuhan diakah yeojachingu baekhyun. Batinya. Terus saja dia menghentak hentakkan kakinya untuk mengurangi kegugupannya. Lebih baik dia tidak usah muncul di hadapan mereka.
                “oppa… sepertinya kau berusaha keras membersihkan rumahmu!!”
                “tentu saja.. ini adalah pekerjaan yang melelahkan”

                “hahahaha… tentu saja! aku tidak ingin datang kerumahmu kalau rumahmu saja seperti kapal pecah!” minah menggoyang goyangkan telunjuknya lalu meminum kopinya. Sedangkan Baekhyun hanya terkekeh pelan. Minah memang pernah datang kerumahnya dan saat itu rumahnya dalam keadaan tidak berbentuk. Akhirnya dia  harus mengorbankan telinganya untuk mendengarkan ocehan yeojachingunya itu.
                “tentu saja. percayakan semua padaku Bang Minah.. aku akan selalu menempati janjiku!!” baekhyun mengepalkan tangan kanannya lalu dia julurkan keatas. Membuatnya berpose seperti seorang ‘power rangers’
               
                “oppa… kau tahu Jiji? Kucing yang kau berikan padaku satu tahun yang lalu…”
                “Jiji? Nde..waeyo?”
                “dia hilang sejak seminggu yang lalu oppa…”
                “mwo jeongmal?”


                “apa yeojachingumu sudah pulang oppa?” jiyeon menyendokkan makanannya kedalam mulutnya. Kimchi buatan Baekhyun memang enak namun nafsu makannya sudah hilang sejak tadi.
                “nde.. kenapa kau tidak keluar Jiyeon-a?” Baekhyun meletakkan kedua tangannya diatas meja. Dia memang tidak makan malam ini. Tadi minah membawakan sekotak Pizza favoritnya dan langsung dia lahap sampai tersisa kotaknya saja. dan sekarang dia harus merasakan sensasi sakit perut yang tiba tiba menghantuinya.

                “oppa.. apa perutmu sakit?” Jiyeon mencoba mengalihkan arah pembicaraan baekhyun. Dia tidak ingin melanjutkan topic pembacaraan itu. Bang Minah.. dia harus menghindarinya.. bahkan mungkin dia harus merelakan Baekhyun juga.
                “nde..”
                “aisshh kau harus melihat porsi makanmu..”
                “aissh padahal aku hanya memakan satu kotak pizza..”

                “mwo?? Kau menghabiskannya? Satu kotak pizza?? Aigoo pantas saja perutmu sakit oppa..” Jiyeon mengeleng geleng prihatin. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil obat dikotak obat. Memberikan sebuah obat pereda sakit perut ke Baekhyun.
                “gomawo Jiyeon-a..”

                “yaa oppa kau harus menjaga pola makanmu. Mana mungkin kau sakit padahal besok kau ulang tahun…itu sedikit kurang elit oppa” Baekhyun menatap jiyeon. Sedangkan yeoja itu hanya menampakkan senyumnya.. dan detik berikutnya yeoja manis itu menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek.
                “dari mana kau tahu?”
                “aku melihatnya pada kalender dikamarmu oppa.”
                “owwhh..”

Jiyeon mengembangkan senyumnya sekali lagi. Tidak oppa... aku sudah tahu itu dari dulu... sejak aku memutuskan untuk mengagumimu bahkan sekarang sampai aku mencintaimu..kata Jiyeon dalam hatinya, tidak mungkin dia mengungkapkan itu semuanya kepada Baekhyun.


Yeoja manis itu menarik selimutnya. Menutupi seluruh tubuhnya. Hari ini memang tidak dingin bahkan terkesan panas karena memang sekarang sedang musim panas. Namun dia memilih menutupi seluruh badannya untuk menutupi isakan tangisnya.
Aku tidak boleh menyesal. Kalimat itu terus saja dia katakan. Menggeleng gelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Dia tidak pernah sesakit ini sebelumnya rasa sakitnya membuat dia sulit bernafas padahal oksigen disekelilingnya melayang layang dengan bebasnya.

                “apakah ini saatnya aku pergi. Meninggalkan dirinya…??”
                “bodoh!! Bahkan dia bisa hidup sendiri tanpa diriku..” hanya makian yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Air mata yang sejak tadi mengalir dari matanya membuat matanya sedikit bengkak. Bahkan lingkaran hitam muncul disekitar matanya.

                “empat hari lagi? Tidak! Aku tidak akan sanggup sampai waktu itu selesai. Lebih baik aku pergi daripada aku terus saja seperti ini” gumamnya kemudian. Cepat cepat yeoja manis itu bangkit dari tidurnya, mengambil selembar kertas dan menuliskan sebuah tulisan disana.
                “mianhae Baekhyun oppa…”


Bakhyun membolak balikkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Mencoba posisi seenak mungkin. Sebuah perasaan yang membuatnya tidak bisa tidur malam ini tiba tiba datang menghampirinya. Berbagai posisi sudah dia coba.. tapi tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya untuk melancong kealam mimpinya.

                “apa yang terjadi padaku? Dann apa yang trjadi..??” Baekhyun memukul mukul kepalanya sendiri. Lalu dia beranjak dari tidurnya. Melangkahkan kakinya menuju dapur. Mengambil segelas air.

                “aigooo.. aku benar benar haus..” gumamnya sambil menuang air yang dia ambil dari lemari dinginnya. Tunggu. Apakah jiyeon sudah tidur? Pikirnya lagi.
                “cihh.. kenapa aku memikirkannya!!” teriaknya sambil menggaruk garuk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. Baekhyun melirik jam dinding yang terpasang dekat dengan lemari esnya.
                “aisshh tentu saja dia sudah tidur. Ini sudah hampir jam 12…” dia mengembangkan senyumnya lalu melangkahkan kakinya menuju sofa. Merebahkan pantatnya. Suara ponselnya membuat dia kembali berdiri dan mengambil ponselnya tersebut.

                “Minah…??” dia mengerutkan keningnya lalu megetuk ponselnya. Lalu sedetik kemudian sebaris kalimat muncul dari ponselnya. Sebuah senyum mengembang dari bibir namja manis itu. Sebaris ucapan selamat ulang tahun itu muncul dari ponselnya. Dia tersenyum masam, bahkan dia melupakan hari ulang tahunnya..

Baekhyun melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tapi kakinya berhenti saat melewati kamar adiknya yang sekarang ditempati jiyeon. Baekhyun membuka kamar itu pelan takut takut akan membangunkan Jiyeon yang sedang tidur. Matanya membulat saat itu juga karena tak ada Jiyeon disana. Dan bukannya Jiyeon yang dia temukan dia malah menemukan sepucuk surat diatas tempat tidur..
               
                “eungg...? apa ini?” cepat cepat dia buka surat bersampul merah jambu itu. Jantungnya bergemuruh saat itu juga. Bagaikan sebuah jarum yang menusuk nusuk dadanya. Sangat sakit..

Oppa... sebelumnya aku akan mengucapkan selamat ulang tahun untukmu! Mianhae aku tidak bisa menyanyikan lagu ulang tahun untukmu. Mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah pergi kerumahku. Jangan tanya kenapa aku pergi sekarang.. karena sepertinya inilah waktunya aku pergi. Terimakasih karena kamu mau menjagaku selama ini dan aku sangat minta maaf karena membuatmu repot...

Seangil Chukka Hamnida Byun Baekhyun!!

Park Jiyeon

Baekhyun meremas surat merah muda itu. Secepat kilat dia berlari keluar rumahnya. Mencari cari apakah Jiyeon masih ada disekitar rumahnya atau tidak. Namun usaha yang dia hasilkan tidak berbuah apa apa. Dia tidak menemukan Jiyeon dimanapun.
Jiyeon-a dimana kau. Berulang ulang dia meneriakkan nama Jiyeon. Membuat tenggorokkannya sakit. Namun sekeras apapun dia berteriak Jiyeon tidak muncul juga dihadapannya...

                “kenapa sesakit ini?” katanya sambil meremas dadanya sendiri

...

Baekhyun memandang kamar yeodongsaengnya. satu bulan lalu Jiyeon meniggalkannya namun wangi shampoo yang selalu dipakai Jiyeon masih saja menggelitik hidungnya. Baekhyun memejamkan matanya merasakan bagaimana namja itu merindukan Jiyeon. Suara bel rumahnya menyadarkan dia dari halunasinya.

                “oppa!!” suara Minah langsung saja menggema ditelinganya..yeoja cantik itu langsung saja memeluk Baekhyun yang menyambutnya dengan senyum khasnya.
                “aigoo.. sepertinya kau bahagia sekali hari ini..”
                “tentu saja!” Minah mencubit kecil hidung Baekhyun membuat namja manis itu malah mengacak acak rambutnya. Dan tentu saja Minah tidak suka, bagaimanapun dia baru saja kesalon.

                “aigoo.. aigoo... lihatlah bila kau marah kau benar benar jelek Min-ya..”
                “oppa!! Awas saja kau...oohhh aku membawa Jiji!!” Seketika wajah Minah berubah ceria kembali. Dia memanggil kucing kesayangannya itu dan semenit kemudian kucing berbulu putih itu sudah ada didepannya. Tak tanggung tanggung yeoja itu langsung menggendong kucing yang dia panggil Jiji itu.

                “bukannya kau bilang dia hilang?”
                “nde! Dia datang kembali kerumah beberapa minggu yang lalu. huwaaa,,, Jiji-ya aku sangat merindukanmu...” teriaknya girang. Baekhyun tersenyum lalu mengamati kucing yang pernah dia berikan kepada yeojachingunya itu. Dan saat matanya beradu dengan mata kucing yang juga sedang melihatnya itu. Sesuatu yang sulit dijelaskanpun terjadi..
Mata itu, mengingatkannya dengan seseorang.. seseorang yang dia rindukan...
                “Jiyeon..??”

END

Other story...
Point of View... Park Jiyeon.

Dia memang baik... aku memang tak salah untuk memutuskan menyukainya. Hanya sebuah kekaguman yang akhirnya menjadi sebuah rasa cinta... aneh namun itu nyata. Apalagi meningat aku hanya sebuah kucing yang dijual disebuah toko hewan. Bahkan aku memutuskan untuk menjadi manusia hanya untuk dekat dengannya. Melakukan sebuah perjanjian untuk menjadi seorang manusia. Kucing yang bodoh hanya untuk mengejar cintanya yang seorang manusia.

Namun itu benar benar sudah tidak berarti lagi sekarang. Dia....orang yang dia cintai –Byun Baekhyun sudah memiliki Minah. Seseorang yang aku sayangi juga.... bagaimana tidak? Dia adalah majikanku sendiri.

Sekitar satu tahun yang lalu dia memberikanku kepada Minah.. yang setahuku dia adalah sahabatnya –hanya pada saat itu. Minah benar benar baik padaku bahkan aku sangat menyukainya juga. Namun setelah aku tahu dia adalah yeoja chingunya Baekhyun? Aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku harus merelakan semuanya.. merelakan Baekhyun dengan Minah..

...

RCL Please!! :D
helloimiga