Author : Anisa
Genre : Teen, 14+, romance
Cast : Kim Jong In , Son Na eun
( I hope I can post every week ^^)
And I hope First Love second marriage part 3 will finish soon so I can post it on July :D
Do you still remember, the day we’ve met for the first time?
I still remember, you’re laughing with your pretty lips
On that day I vowed that I will never let you go – VIXX Love Letter
“Aku membencinya, sangat membencinya !!” suara teriakan masih menggema di kamar bernuansa ungu itu . Na eun, gadis berumur 16 tahun itu masih saja memukul-mukul boneka anipang-nya.
“Aku membencimu Kim Jong In !!!!”
Dia menangis, sepertinya semua sia-sia saja . Seseorang yang sangat ia harapkan selama sepuluh tahun terakhir ini telah menghancurkan hatinya hanya dalam waktu beberapa detik.
“ Apa kau tahu? Aku sangat membeci seorang gadis yang melakukan operasi plastik” Kata-katanya masih terngiang jelas ditelinganya. Perkataan yang memang bukan ditujukan untuknya, tepatnya untuk Ji Hyun sahabatnya pagi ini telah merubah semua pandangan baik ke namja itu. Namja yang selama ini ia puja-puji bahkan sampai memimpikannya di malam hari ternyata tidak akan lagi sama seperti enam tahun yang lalu kepadanya.
Jong In’s POV
Aku masih mengingat kejadian yang terjadi tadi pagi.
Kenapa gadis itu memarahiku sambil menangis? Apa aku mengenalnya? Matanya seperti seseorang yang kukenal. Tapi siapakah dia?
*Flashback on*
Aku tak tahu kenapa semua gadis disini selalu berteriak dan heboh saat melihatku. Sebenarnya aku sangat terganggu dengan teriakan mereka. Ditambah dengan puluhan surat cinta yang selalu kudapatkan setiap paginya di dalam lokerku. Aku bukanlah seorang artis, apalagi member boyband yang virusnya saat ini sedang mewabah ke seluruh dunia. Aku hanyalah seorang siswa biasa.
BRUKK~
Tiba-tiba ada seorang yeoja yang menabrakku.
“Mian, mianhe”katanya sambil membereskan bukunya yang tercecer.
“Gwaencahana” jawabku lagi tanpa membantu membereskan bukunya.
“Oppa terimalah ini” yeoja itu tiba-tiba mengeluarkan sepucuk surat yang dibungkus dengan amplop berwarna-warni dengan motif love yang besar dibagian depannya.
“Maaf aku tidak bisa menerima ini” jawabku lagi.
“Oppa.. sarang-hae...” kata yeoja itu lagi.
Jinja, aku sudah terbiasa dengan hal ini. Hampir setiap hari para yeoja mengutarakan cinta mereka padaku. Aku sebenarnya tak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah ini efek dari sudah tidak adanya perbedaan gender di dunia ini? entahlah.
“Apa kau melakukan operasi plastik?” tanyaku to the point.
“N....nde, waeyo? ” jawabnya terbata.
“Asal kau tahu aku paling benci dengan gadis yang melakukan operasi plastik. Jadi jauh-jauhlah dariku”
Yeoja itu menitikkan air mata saat aku mengutarakan hal itu. Kenapa aku benci operasi plastik? Disaat akhir-akhir ini operasi plastik memang mewabah dinegaraku, aku malah membencinya. Kenapa? Karena aku tidak suka kepada orang-orang yang takpernah bersyukur apa yang telah Tuhan berikan kepadanya.Selain itu karena kejadian buruk yang baru saja menimpaku beberapa bulan yang lalu menjadikanku sangat membenci operasi plastik.
“Kau !! Kim Jong In . Orang yang menganggap dirinya paling sempurna !! Apakah itu alasanmu menolaknya? Karena dia melakukan operasi plastik ha? Hahahaha, kau sungguh munafik!!!”Tiba-tiba seorang yeoja-yang kuduga teman dari yeoja tadi datang dan memarahiku.
“Ne. Kenapa? Kau keberatan? Sepertinya kau juga baru saja melakukan operasi plastik, Terlihat sekali dagu dan hidungmu itu”
“Ne , memang benar aku juga melakukan operasi plastik hampir diseluruh wajahku, but I’m fine. Dan untunglah aku bukan salah satu dari penggemar gilamu itu. Mereka sudah buta mata dan batinnya karena sudah mengidolakan seseorang yang berhati dangkal sepertimu” lanjutnya lagi sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan menghilang didepanku.
*Flashback off*
Kenapa aku berbuat seperti itu? Ini karena kejadian yang menimpa kakak tiriku Jessica. Dia diadopsi ketika orangtuaku takkunjung mendapatkan buah hati setelah dua tahun pernikahan. Meskipun begitu , aku sangat menyayanginya. Dia lebih tua empat tahun dariku.
Kejadian itu bermula ketika sembilan bulan yang lalu Jessica akan melakukan pembedahan plastik pada pipi dan membuat lapisan pada kelopak matanya. Sayangnya, operasi itu gagal karena malpraktek dokter bedahnya. Akibatnya Jessica koma selama satu bulan karena menderita pendarahan diwajahnya sampai akhirnya dia menutup matanya untuk selamanya.
Jong In POV ends
Naeun POV
“Apa kau sudah bertemu dengan Jong In?” kata eomma membuyarkan lamunanku.
“Em..belum eomma. Aku lupa bagaimana wajahnya” jawabku berbohong.
“Oh, mungkin dia sudah tumbuh menjadi seseorang yang tampan” kata eomma lagi.
Yaps, kuakui eomma memang benar, tapi tampan mukanya tak menjamin tampan hatinya !!!
“Oiya,sekedar mengingatkan besok keluarga Kim mengundang kita untuk pergi ke rumahnya, perayaan pindah rumah baru. Kau bisa ikut kan?”
Aku tak ingin bertemu dengan namja itu lagi titik.
“Mianhe eomma ternyata aku tidak bisa.Mungkin eomma bisa mengajak Sung Jun. Aku sudah janji untuk mengerjakan tugas kelompokku” kataku berbohong lagi.
“Aduh sayang sekali, padahal ini adalah pertemuan kita setelah enam tahun yang lalu keluarga Kim pindah.
“Mianhe eomma “ jawabku lagi.
***
Pagi ini aku kembali masuk sekolah, tapi entah kenapa semua orang melihatku dengan aneh. Ahh entahlah, mungkin karena kejadian kemarin. Masa bodohlah aku sudah memutuskan untuk menjauh dari namja yang bernama Kim Jong In itu.
“Na eun-ah mianhee. Karena aku kamu jadi topik pembicaraan disekolah ini” kata Ji Hyun menyesal.
“Gwaenchana~ aku lebih kuat dari yang kau bisa pikirkan” jawabku.
Ya tentu saja. Aku bukanlah tipe yeoja yang gampang menyerah. Sejak kejadian itu dan operasi plastikku berhasil aku sudah janji pada diriku, aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi.
“Kalau kau butuh apa-apa atau ada orang yang kurang ajar kepadamu beritahulah aku” katanya lagi.
“Haha.. tenang saja aku sudah sabuk hitam dalam karate dan jika aku memberitahumu, apakah kau bisa membantuku?” tanyaku.
“Anio.. tapi setidaknya aku bisa menyuruh sopirku” jawabnya lagi
“Hahahaha...”
Naeun POV ends
Jong In POV
“Apa kau sudah tahu siapa nama yeoja itu?” tanyaku kepada Yong Sik.
“Namanya Son Na eun , dia tinggal di Grand Society” jawab Yong Sik.
“Gangnam? “gumamku.
“Ne, sepertinya dia anak orang kaya, pantas saja dia melakukan operasi plastic sampai diseluruh mukanya” kata Yong Sik lagi.
Son Na eun? Aku belum pernah mendengar namanya sebelumnya. Dia , matanya terlihat seperti seseorang yang aku kenal dengan marga yang sama, Son. Tapi dia tidak bernama Na eun tetapi Son Ji Na, yeoja yang selama ini aku tunggu.
***
Sore ini adalah sore yang paling kunantikan. Sore ini keluarga Son akan datang kerumah. Beberapa hari yang lalu eomma bertemu dengan son ajhumma di salah satu pusat perbelanjaan. Satu bulan setelah kepindahan kami, tiba-tiba keluarga Son tidak bisa dihubungi lagi. Dan ternyata mereka pindah rumah tanpa memberitahukan kepada kita. Selain itu pada saat yang sama mobile phone milik satu keluarga hilang karena ada perampok yang menggesek habis-habisan semua perabot kami pada saat itu.
Pesta berlangsung cukup meriah. Rumah baru ini memiliki halaman yang luas di belakang rumah. Jadi eomma membuat garden party disana. Pesta sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Keluarga, Saudara dan teman kerja eomma dan appa sudah hadir, tapi keluarga Son belum juga hadir malam ini.
“Kenapa kau sangat gelisah sekali? Apa ada yang mengganggu pikiranmu” kata eomma menyadarkan lamunanku.
“Ah..aniyo. Aku hanya teringat sesuatu saja eomma. Tapi tenanglah itu sama sekali tidak penting. Eomma ada yang datang lagi. Mari kita sapa” jawabku sambil melingkarkan tanganku di pinggangnya dan membawa ke kerumunan tamu yang baru saja datang.
“Keluarga Son, akhirnya kau datang juga !! Aku pikir kau lupa dengan undanganku kala itu. Saat itu aku juga lupa menyerahkan kartu namaku kepadamu” kata eomma memeluknya.
Keluarga Son? Apakah Keluarga Ji Na? Langsung saja kuamati mereka. Tapi kenapa mereka hanya bertiga? Sepasang suami istri dan anak lelaki mereka? Apakah ini keluarga Son yang lain?
“Jong In kemarilah~”kata eomma memanggilku.
“Apa kau masih ingat dengan keluarga Son ? Mereka tetangga kita saat kita tinggal di Daegu”
Aku tidak salah dengar? Tetangga yang tinggal di Daegu?Tidak salah lagi,tapi kemana Ji Na?
Aku membungkukkan badan sembari memberi salam kepada mereka dan berbasa basi menyanyakan keadaan mereka.
“Jong In sekarang sudah tumbuh sangat besar, sudah melebihi tinggimu hyung” kata Son ajhumma.
“Ne, aku juga heran kenapa anak jaman sekarang sangat cepat tingginya ya?” jawab appa disusul tanya jawab ringan antara eomma dan song ajhumma.
“Oiya, kenapa aku tidak melihat Ji na?” kata eomma tiba-tiba, dan aku langsung refleks memperhatikan percakapan mereka.
“Mianhe eonni, Ji Na sudah ada janji dengan teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas” jawab Song ajhumma.
Apa? Ji Na lebih memilih mengerjakan tugasnya daripada bertemu denganku? Ternyata yeoja yang selama ini aku tunggu sudah sama sekali tidak peduli lagi kepadaku.
Sejak tahu Ji Na tidak datang ke pesta aku memutuskan untuk masuk kekamar dan tidur. Aku sudah terlanjur bad mood karena hal itu. Tiba-tiba eomma masuk kekamarku dan langsung memegang dahiku.
“ Gwaenchana? Apa kau sakit?” kata eomma mencemaskanku.
“Ani, aku hanya pusing sedikit eomma” jawabku.
“Apa pestanya sudah selesai?” tanyaku sambil melirik kearah jam digitalku yang ada dimeja.
“Nde, oiya apa kau tidak pernah bertemu dengan Ji Na disekolah?” kata eomma tiba-tiba.
“Mwo? Ji Na satu sekolah denganku?” tanyaku kaget.
“Nde, tadi eommanya bercerita jika tahun ini Ji Na masuk sekolah denganmu. Apa kau tidak pernah sekalipun bertemu dengannya?” kata eomma lagi.
“Ani..” jawabku sambil mencoba mengingat apakah ada yeoja disekolahku yang bernama Ji Na.
“Apa eomma tahu dimana rumah tempat tinggal keluarga Son sekarang?”
“Aduhh eomma lupa, kemarin eomma hanya meminta nomer teleponnya saja tanpa meminta kartu nama atau alamat ruamahnya”
***
Paginya aku langsung mencari tahu nama Son Ji Na di daftar penerimaan siswa baru yang baru saja aku dapatkan dari Yong Sik.
“Kau aneh sekali semalam, kenapa kau tiba-tiba ingin tahu tentang daftar semua anak baru? Aishh.. jangan-jangan kau sedang mengincar seorang yeoja ya?”tanyanya menggodaku.
“Apa hanya ini yang kau dapatkan?” tanyaku lagi sambil terus membolak-balikkan lembaran kertas nama ini.
“Hanya itu. Data itu sudah lengkap. Apa kau tidak menemukan namanya?” tanyanya lagi.
Didata ini yang bernama Ji Na ada lima orang . Tapi dari kelima nama itu marga mereka bukan Son. Aku semakin bingung. Apakah ada kesalahan saat petugas administrasi mengetik nama mereka? Entalah. Tapi aku harus menyelidiki kelima nama ini.
Jong In’s POV end
Na Eun’s POV
Pagi ini entah ada kejadian apa disekolah, tapi tiba-tiba sekolah menjadi sangat ramai. Aku melangkahkan kaki ke dalam kelas dan OMO.... Kenapa Jong In berada di dalam kelas? Ada apa lagi dengannya? Dia sedang duduk di tempat duduk Ney teman sekelasku dan sepertinya sedang menunggu seseorang masuk.
“ Itu dia orangnya” kata temannya menunjuk ake arah Ney.
Seketika Jong In berjalan menuju kearah Ney dan mendekatinya. Wajahnya hanya berjarak tak kurang dari 5 inch dari wajah Ney.
“Bukan dia orangnya” dia berkata kepada temannya dan kemudian pergi dari kelasku .
Kejadian aneh itu ternyata tidak hanya terjadi di kelasku saja . Sudah lima orang di angkatanku menjadi korban keanehan Jong In. Para korban itupun tak-tahu menahu kenapa Jong In mendatanginya dan menatapnya seperti itu.
***
“Ji Na tolong bukakan pintu, tangan eomma penuh dengan tepung” kata eomma berteriak kepadaku yang sedang berada di ruang tengah yang memang tak jauh jaraknya dari dapur bersih.
Siapa yang bertamu saat liburan seperti ini? Tidak mungkin itu teman-teman tengil Sung jun yang datang karena dia sedang mengikuti study tour di Hongkong. Teman eomma? Tidak mungkin seorang psikolog sibuk sempat berkunjung. Apakah teman appa? Tidak mungkin, mereka tidak akan datang jika appa tidak dirumah. Temanku? Sampai saat ini aku belum punya teman dekat jadi tentu saja bukan temanku.
Saat aku melihat kearah layar, ternyata layar ini belum juga dibenahi. Aku mengutuk kenapa petugas itu belum juga datang padahal sudah dua hari ini sejak eomma menelfonnya.
“Mianhe, nuguya?” tanyaku.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabnya
Seorang kurir? Eomma memesan sesuatu?
“Baiklah tunggu sebentar” kataku sambil menutup intercom dan keluar rumah.
Saat-saat liburan seperti ini sangatlah menyusahkan untukku. Pembantu dan satpam rumah izin untuk merayakan Lunar bersama keluarganya, sedangkan pembantu dan satpam sementara baru akan datang kerumah sore ini untuk bekerja beberapa hari ke depan.
Saat aku membuka gerbang rumah, namja itu seketika menjatuhkan barangnya.
“K-Kau Son Ji-Na?” tanyanya
Na Eun’s POV end
Jong In’s POV
“Jong In-ah bangunlah~” kata eomma sambil menarik selimut dari tubuhku.
“Sebentar lagi eomma, aku masih ingin tidur”
“Tolong antarkan cupcake ini kerumah Son ajhumma”
Seketika aku langsung bangun saat mendengar kata “Rumah Son Ajhumma”.
“Apa eomma sudah tahu dimana rumahnya?”
“Tentu saja. Cepat mandi dan antrakan ini”
Aku langsung mengambil handukku dan mandi secepat mungkin. Aku sangat penasaran dengan Ji Na. Eomma mengatakan dia bersekolah ditempatku, tapi aku sampai saat ini belum pernah melihatnya.
Kupacu ninjaku secepat mungkin ke grand society pagi ini. Aku tidak kaget jika Ji Na tinggal disana. Orangtuanya sangat kaya. Appanya yang merupakan seorang surgeon yang sudah expert dibidangnya dan sangat terkenal diseluruh dunia, dan eommanya yang seorang psikolog yang saat ini bekerja sama dengan WHO dalam menangani masa rehabilitasi seusai menderita penyakit.
Saat aku menekan tombol interkom, terdengar suara yeoja menjawab
“Mianhe, nuguya?” tanyanya.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabku.
“Baiklah tunggu sebentar” katanya lagi.
Saat yeoja itu keluar rumah, betapa terkejutnya aku, karena yeoja itu adalah yeoja yang tempo hari menangis dan memakiku didepan banyak orang. Refleks aku menjatuhkan cupcake buatan eomma.
“K-Kau Son Ji-Na?”tanyaku .
“Ne” jawabnya tanpa ada sedikitpun rasa gugup diwajahnya. Justru yang terlihat adalah amarah yang sangat besar dimatanya.
“Eh Jong In , mari masuk. Ji Na kenapa kau tak menyuruhnya masuk” kata son ajhumma sambil memegang tanganku dan menariknya masuk.
“Nne ajhumma”
***
Suasana di ruang tamu saat ini sangat kikuk. Ji Na menatapku dengan tajam seakan mengintimidasiku.
“Eomma , aku ada janji dengan temanku siang ini, maafkan aku meninggalkan kalian berdua” kata Ji Na meminta ijin keluar tiba-tiba.
“Ohh jinja? Padahal Jong In baru saja datang. Apa kau tidak ingin mengobrol dengannya?”
“Ani.. tak ada yang ingin kubicarakan juga dengannya” jawabnya sambil membungkuk sebentar kepadaku kemudian meninggalkan aku dan ajhumma sendirian.
“Mianhe Jong In. Dia menjadi sedikit keras kepala sekarang” kaat ajhumma meminta maaf padaku.
“Gwaencahana ajhumma, tapi apakah aku boleh bertanya, kenapa Ji Na berganti nama menjadi Na Eun? Dan maaf kenapa wajahnya berbeda?”
Song ajhumma kemudian menceritakan semua hal yang terjadi setelaha ku pindah saat itu. Dia menangis saat mengingat kejadian waktu itu.
“ Aku tak menyangka Ji Na sekuat itu, dia tumbuh menjadi anak yang kuat “ katanya sambil menangis.
Jong In’s POV end
Naeun menyeka air matanya. Dia masih ingat sekali ketika Jong In memakinya dan menghinanya karena dia melakukan plastic surgery dihadapan banyak orang saat itu. Na Eun menaiki subway kearah Incheon tanpa tahu dimana dia akan berhenti nantinya.
*Flashback *
“Oppa apa kau akan pergi lama?” tanya seorang anak perempuan itu kepada temannya.
“Ne, Na eun-ah tapi jangan khawatir. Yaksok, Oppa akan menemuimu ketika oppa pulang nanti” janjinya kepada gadis itu sambil membuat simpul janji dengan jari manisnya.
“Aku tak yakin bisa mengingatmu lagi. Kau tahu kan aku sangat buruk dalam hal mengingat” jawabnya sambil memonyongkan bibirnya yang tipis itu.
Kemudian dia berlari masuk kedalam mobil sambil membawa sebuah bola sepaknya.
“Apa ini ?” tanyanya.
“Ini bolaku, aku akan menyerahkan kepadamu. Jadi kau bisa ingat terus wajahku ”
“Ha? Ini kan bola kesukaanmu oppa...”
“Iya, jadi kau harus menyimpannya arra? Jangan sampai bola itu hilang saat aku kembali nanti” potongnya sambil mengacak-acak rambut gadis kecil didepannya itu.
“Ne, arra” jawabnya sambil tersenyum lagi.
“Tapi apa kau tidak akan memberiku sesuatu? Bisa saja aku lupa dengan wajahmu itu”
“Hmm, anii. Aku yakin kamu pasti mengenaliku. Lagipula sayang sekali jika aku harus menyerahkan koleksi barbie-ku kepadamu oppa” gadis itu tertawa sambil mehrong kearah namja itu.
****
“Eomma apa kau melihat dimana bolaku yang aku letakkan di atas almari?” tanyanya sambil celingukan menyari bola itu disudut rumahnya.
“Bola berwarna merah itu? Oh , eomma melihat Sung Jun membawa bola itu keluar”
Seketika Ji na langsung berlari keluar rumah dan sedang mendapati adik laki-lakinya itu sedang bermain dengan bolanya.
“Sung Jun ! Cepat kembalikan bola nuna!” teriaknya sambil mencoba merebut bola itu dari tangan Sung Jun.
“Tidak boleeeeh” tangan Sung Jun masih memeluk bola itu.
“Itu milik nuna Sung Jun !” kata Ji Na lagi sambil mencoba merebut bola itu lagi. Alhasil terjadilah saling rebut-merebut bola di halaman itu , dan duk duk.. bola itu malah keluar pagar karena terjadi tarikan yang sama sama kuat dari kedua sisi.
Naeun langsung berlari keluar rumah untuk mengambil bola itu.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ prang...”
Ji Na tertabrak truk yang sedang lewat. Dia terluka sangat parah dan kehilangan banyak darah. Bahkan mukanya pun terluka sangat banyak. Eommanya bahkan histeris saat pertama kali melihat wajah anaknya. Sangat buruk, bahkan bisa dibilang buruk rupa!!
Setelah kejadian itu Ji Na sangat malu untuk bepergian, apalagi untuk sekolah. Setelah menderita berbulan-bulan dirumah sakit karena ada 3 tulangnya yang patah, kini dia harus menahan malu karena wajahnya sangat buruk rupa.
Karena melihat penderitaan anaknya yang berlarut-larut, eomma dan appanya memutuskan untuk menempuh jalur operasi plastik untuk memulihkan wajah Ji Na. Mungkin hasilnya tidak akan sama seperti wajah aslinya, tapi setidaknya tidak akan seburuk rupa seperti yang sekarang.
Selama dua tahun lebih Ji Na keluar-masuk ruang operasi untuk memperbaiki wajahnya. Rasa sakit jarum suntik sudah seperti makanan pokok baginya. Selain kesembuhan dia juga takmau kelak saat bertemu dengan Jong In dia tak mau melihatnya karena wajahnya yang buruk rupa.Dengan bantuan kenalan appanya, dokter yang menanganinya memang benar-benar expert dalam bidangnya sehingga hasilnya tidak usah diragukan lagi.
Setelah keluar dari rumah sakit pun Ji Na memutuskan untuk pergi ke Jepang untuk lebih memulihkan keadaannya . Orangtuanya pun memutuskan mengganti namanya menjadi Na Eun berharap anaknya akan terhindar dari malapetaka.
*flashback end*
Genre : Teen, 14+, romance
Cast : Kim Jong In , Son Na eun
( I hope I can post every week ^^)
And I hope First Love second marriage part 3 will finish soon so I can post it on July :D
Do you still remember, the day we’ve met for the first time?
I still remember, you’re laughing with your pretty lips
On that day I vowed that I will never let you go – VIXX Love Letter
“Aku membencinya, sangat membencinya !!” suara teriakan masih menggema di kamar bernuansa ungu itu . Na eun, gadis berumur 16 tahun itu masih saja memukul-mukul boneka anipang-nya.
“Aku membencimu Kim Jong In !!!!”
Dia menangis, sepertinya semua sia-sia saja . Seseorang yang sangat ia harapkan selama sepuluh tahun terakhir ini telah menghancurkan hatinya hanya dalam waktu beberapa detik.
“ Apa kau tahu? Aku sangat membeci seorang gadis yang melakukan operasi plastik” Kata-katanya masih terngiang jelas ditelinganya. Perkataan yang memang bukan ditujukan untuknya, tepatnya untuk Ji Hyun sahabatnya pagi ini telah merubah semua pandangan baik ke namja itu. Namja yang selama ini ia puja-puji bahkan sampai memimpikannya di malam hari ternyata tidak akan lagi sama seperti enam tahun yang lalu kepadanya.
Jong In’s POV
Aku masih mengingat kejadian yang terjadi tadi pagi.
Kenapa gadis itu memarahiku sambil menangis? Apa aku mengenalnya? Matanya seperti seseorang yang kukenal. Tapi siapakah dia?
*Flashback on*
Aku tak tahu kenapa semua gadis disini selalu berteriak dan heboh saat melihatku. Sebenarnya aku sangat terganggu dengan teriakan mereka. Ditambah dengan puluhan surat cinta yang selalu kudapatkan setiap paginya di dalam lokerku. Aku bukanlah seorang artis, apalagi member boyband yang virusnya saat ini sedang mewabah ke seluruh dunia. Aku hanyalah seorang siswa biasa.
BRUKK~
Tiba-tiba ada seorang yeoja yang menabrakku.
“Mian, mianhe”katanya sambil membereskan bukunya yang tercecer.
“Gwaencahana” jawabku lagi tanpa membantu membereskan bukunya.
“Oppa terimalah ini” yeoja itu tiba-tiba mengeluarkan sepucuk surat yang dibungkus dengan amplop berwarna-warni dengan motif love yang besar dibagian depannya.
“Maaf aku tidak bisa menerima ini” jawabku lagi.
“Oppa.. sarang-hae...” kata yeoja itu lagi.
Jinja, aku sudah terbiasa dengan hal ini. Hampir setiap hari para yeoja mengutarakan cinta mereka padaku. Aku sebenarnya tak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah ini efek dari sudah tidak adanya perbedaan gender di dunia ini? entahlah.
“Apa kau melakukan operasi plastik?” tanyaku to the point.
“N....nde, waeyo? ” jawabnya terbata.
“Asal kau tahu aku paling benci dengan gadis yang melakukan operasi plastik. Jadi jauh-jauhlah dariku”
Yeoja itu menitikkan air mata saat aku mengutarakan hal itu. Kenapa aku benci operasi plastik? Disaat akhir-akhir ini operasi plastik memang mewabah dinegaraku, aku malah membencinya. Kenapa? Karena aku tidak suka kepada orang-orang yang takpernah bersyukur apa yang telah Tuhan berikan kepadanya.Selain itu karena kejadian buruk yang baru saja menimpaku beberapa bulan yang lalu menjadikanku sangat membenci operasi plastik.
“Kau !! Kim Jong In . Orang yang menganggap dirinya paling sempurna !! Apakah itu alasanmu menolaknya? Karena dia melakukan operasi plastik ha? Hahahaha, kau sungguh munafik!!!”Tiba-tiba seorang yeoja-yang kuduga teman dari yeoja tadi datang dan memarahiku.
“Ne. Kenapa? Kau keberatan? Sepertinya kau juga baru saja melakukan operasi plastik, Terlihat sekali dagu dan hidungmu itu”
“Ne , memang benar aku juga melakukan operasi plastik hampir diseluruh wajahku, but I’m fine. Dan untunglah aku bukan salah satu dari penggemar gilamu itu. Mereka sudah buta mata dan batinnya karena sudah mengidolakan seseorang yang berhati dangkal sepertimu” lanjutnya lagi sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan menghilang didepanku.
*Flashback off*
Kenapa aku berbuat seperti itu? Ini karena kejadian yang menimpa kakak tiriku Jessica. Dia diadopsi ketika orangtuaku takkunjung mendapatkan buah hati setelah dua tahun pernikahan. Meskipun begitu , aku sangat menyayanginya. Dia lebih tua empat tahun dariku.
Kejadian itu bermula ketika sembilan bulan yang lalu Jessica akan melakukan pembedahan plastik pada pipi dan membuat lapisan pada kelopak matanya. Sayangnya, operasi itu gagal karena malpraktek dokter bedahnya. Akibatnya Jessica koma selama satu bulan karena menderita pendarahan diwajahnya sampai akhirnya dia menutup matanya untuk selamanya.
Jong In POV ends
Naeun POV
“Apa kau sudah bertemu dengan Jong In?” kata eomma membuyarkan lamunanku.
“Em..belum eomma. Aku lupa bagaimana wajahnya” jawabku berbohong.
“Oh, mungkin dia sudah tumbuh menjadi seseorang yang tampan” kata eomma lagi.
Yaps, kuakui eomma memang benar, tapi tampan mukanya tak menjamin tampan hatinya !!!
“Oiya,sekedar mengingatkan besok keluarga Kim mengundang kita untuk pergi ke rumahnya, perayaan pindah rumah baru. Kau bisa ikut kan?”
Aku tak ingin bertemu dengan namja itu lagi titik.
“Mianhe eomma ternyata aku tidak bisa.Mungkin eomma bisa mengajak Sung Jun. Aku sudah janji untuk mengerjakan tugas kelompokku” kataku berbohong lagi.
“Aduh sayang sekali, padahal ini adalah pertemuan kita setelah enam tahun yang lalu keluarga Kim pindah.
“Mianhe eomma “ jawabku lagi.
***
Pagi ini aku kembali masuk sekolah, tapi entah kenapa semua orang melihatku dengan aneh. Ahh entahlah, mungkin karena kejadian kemarin. Masa bodohlah aku sudah memutuskan untuk menjauh dari namja yang bernama Kim Jong In itu.
“Na eun-ah mianhee. Karena aku kamu jadi topik pembicaraan disekolah ini” kata Ji Hyun menyesal.
“Gwaenchana~ aku lebih kuat dari yang kau bisa pikirkan” jawabku.
Ya tentu saja. Aku bukanlah tipe yeoja yang gampang menyerah. Sejak kejadian itu dan operasi plastikku berhasil aku sudah janji pada diriku, aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi.
“Kalau kau butuh apa-apa atau ada orang yang kurang ajar kepadamu beritahulah aku” katanya lagi.
“Haha.. tenang saja aku sudah sabuk hitam dalam karate dan jika aku memberitahumu, apakah kau bisa membantuku?” tanyaku.
“Anio.. tapi setidaknya aku bisa menyuruh sopirku” jawabnya lagi
“Hahahaha...”
Naeun POV ends
Jong In POV
“Apa kau sudah tahu siapa nama yeoja itu?” tanyaku kepada Yong Sik.
“Namanya Son Na eun , dia tinggal di Grand Society” jawab Yong Sik.
“Gangnam? “gumamku.
“Ne, sepertinya dia anak orang kaya, pantas saja dia melakukan operasi plastic sampai diseluruh mukanya” kata Yong Sik lagi.
Son Na eun? Aku belum pernah mendengar namanya sebelumnya. Dia , matanya terlihat seperti seseorang yang aku kenal dengan marga yang sama, Son. Tapi dia tidak bernama Na eun tetapi Son Ji Na, yeoja yang selama ini aku tunggu.
***
Sore ini adalah sore yang paling kunantikan. Sore ini keluarga Son akan datang kerumah. Beberapa hari yang lalu eomma bertemu dengan son ajhumma di salah satu pusat perbelanjaan. Satu bulan setelah kepindahan kami, tiba-tiba keluarga Son tidak bisa dihubungi lagi. Dan ternyata mereka pindah rumah tanpa memberitahukan kepada kita. Selain itu pada saat yang sama mobile phone milik satu keluarga hilang karena ada perampok yang menggesek habis-habisan semua perabot kami pada saat itu.
Pesta berlangsung cukup meriah. Rumah baru ini memiliki halaman yang luas di belakang rumah. Jadi eomma membuat garden party disana. Pesta sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Keluarga, Saudara dan teman kerja eomma dan appa sudah hadir, tapi keluarga Son belum juga hadir malam ini.
“Kenapa kau sangat gelisah sekali? Apa ada yang mengganggu pikiranmu” kata eomma menyadarkan lamunanku.
“Ah..aniyo. Aku hanya teringat sesuatu saja eomma. Tapi tenanglah itu sama sekali tidak penting. Eomma ada yang datang lagi. Mari kita sapa” jawabku sambil melingkarkan tanganku di pinggangnya dan membawa ke kerumunan tamu yang baru saja datang.
“Keluarga Son, akhirnya kau datang juga !! Aku pikir kau lupa dengan undanganku kala itu. Saat itu aku juga lupa menyerahkan kartu namaku kepadamu” kata eomma memeluknya.
Keluarga Son? Apakah Keluarga Ji Na? Langsung saja kuamati mereka. Tapi kenapa mereka hanya bertiga? Sepasang suami istri dan anak lelaki mereka? Apakah ini keluarga Son yang lain?
“Jong In kemarilah~”kata eomma memanggilku.
“Apa kau masih ingat dengan keluarga Son ? Mereka tetangga kita saat kita tinggal di Daegu”
Aku tidak salah dengar? Tetangga yang tinggal di Daegu?Tidak salah lagi,tapi kemana Ji Na?
Aku membungkukkan badan sembari memberi salam kepada mereka dan berbasa basi menyanyakan keadaan mereka.
“Jong In sekarang sudah tumbuh sangat besar, sudah melebihi tinggimu hyung” kata Son ajhumma.
“Ne, aku juga heran kenapa anak jaman sekarang sangat cepat tingginya ya?” jawab appa disusul tanya jawab ringan antara eomma dan song ajhumma.
“Oiya, kenapa aku tidak melihat Ji na?” kata eomma tiba-tiba, dan aku langsung refleks memperhatikan percakapan mereka.
“Mianhe eonni, Ji Na sudah ada janji dengan teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas” jawab Song ajhumma.
Apa? Ji Na lebih memilih mengerjakan tugasnya daripada bertemu denganku? Ternyata yeoja yang selama ini aku tunggu sudah sama sekali tidak peduli lagi kepadaku.
Sejak tahu Ji Na tidak datang ke pesta aku memutuskan untuk masuk kekamar dan tidur. Aku sudah terlanjur bad mood karena hal itu. Tiba-tiba eomma masuk kekamarku dan langsung memegang dahiku.
“ Gwaenchana? Apa kau sakit?” kata eomma mencemaskanku.
“Ani, aku hanya pusing sedikit eomma” jawabku.
“Apa pestanya sudah selesai?” tanyaku sambil melirik kearah jam digitalku yang ada dimeja.
“Nde, oiya apa kau tidak pernah bertemu dengan Ji Na disekolah?” kata eomma tiba-tiba.
“Mwo? Ji Na satu sekolah denganku?” tanyaku kaget.
“Nde, tadi eommanya bercerita jika tahun ini Ji Na masuk sekolah denganmu. Apa kau tidak pernah sekalipun bertemu dengannya?” kata eomma lagi.
“Ani..” jawabku sambil mencoba mengingat apakah ada yeoja disekolahku yang bernama Ji Na.
“Apa eomma tahu dimana rumah tempat tinggal keluarga Son sekarang?”
“Aduhh eomma lupa, kemarin eomma hanya meminta nomer teleponnya saja tanpa meminta kartu nama atau alamat ruamahnya”
***
Paginya aku langsung mencari tahu nama Son Ji Na di daftar penerimaan siswa baru yang baru saja aku dapatkan dari Yong Sik.
“Kau aneh sekali semalam, kenapa kau tiba-tiba ingin tahu tentang daftar semua anak baru? Aishh.. jangan-jangan kau sedang mengincar seorang yeoja ya?”tanyanya menggodaku.
“Apa hanya ini yang kau dapatkan?” tanyaku lagi sambil terus membolak-balikkan lembaran kertas nama ini.
“Hanya itu. Data itu sudah lengkap. Apa kau tidak menemukan namanya?” tanyanya lagi.
Didata ini yang bernama Ji Na ada lima orang . Tapi dari kelima nama itu marga mereka bukan Son. Aku semakin bingung. Apakah ada kesalahan saat petugas administrasi mengetik nama mereka? Entalah. Tapi aku harus menyelidiki kelima nama ini.
Jong In’s POV end
Na Eun’s POV
Pagi ini entah ada kejadian apa disekolah, tapi tiba-tiba sekolah menjadi sangat ramai. Aku melangkahkan kaki ke dalam kelas dan OMO.... Kenapa Jong In berada di dalam kelas? Ada apa lagi dengannya? Dia sedang duduk di tempat duduk Ney teman sekelasku dan sepertinya sedang menunggu seseorang masuk.
“ Itu dia orangnya” kata temannya menunjuk ake arah Ney.
Seketika Jong In berjalan menuju kearah Ney dan mendekatinya. Wajahnya hanya berjarak tak kurang dari 5 inch dari wajah Ney.
“Bukan dia orangnya” dia berkata kepada temannya dan kemudian pergi dari kelasku .
Kejadian aneh itu ternyata tidak hanya terjadi di kelasku saja . Sudah lima orang di angkatanku menjadi korban keanehan Jong In. Para korban itupun tak-tahu menahu kenapa Jong In mendatanginya dan menatapnya seperti itu.
***
“Ji Na tolong bukakan pintu, tangan eomma penuh dengan tepung” kata eomma berteriak kepadaku yang sedang berada di ruang tengah yang memang tak jauh jaraknya dari dapur bersih.
Siapa yang bertamu saat liburan seperti ini? Tidak mungkin itu teman-teman tengil Sung jun yang datang karena dia sedang mengikuti study tour di Hongkong. Teman eomma? Tidak mungkin seorang psikolog sibuk sempat berkunjung. Apakah teman appa? Tidak mungkin, mereka tidak akan datang jika appa tidak dirumah. Temanku? Sampai saat ini aku belum punya teman dekat jadi tentu saja bukan temanku.
Saat aku melihat kearah layar, ternyata layar ini belum juga dibenahi. Aku mengutuk kenapa petugas itu belum juga datang padahal sudah dua hari ini sejak eomma menelfonnya.
“Mianhe, nuguya?” tanyaku.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabnya
Seorang kurir? Eomma memesan sesuatu?
“Baiklah tunggu sebentar” kataku sambil menutup intercom dan keluar rumah.
Saat-saat liburan seperti ini sangatlah menyusahkan untukku. Pembantu dan satpam rumah izin untuk merayakan Lunar bersama keluarganya, sedangkan pembantu dan satpam sementara baru akan datang kerumah sore ini untuk bekerja beberapa hari ke depan.
Saat aku membuka gerbang rumah, namja itu seketika menjatuhkan barangnya.
“K-Kau Son Ji-Na?” tanyanya
Na Eun’s POV end
Jong In’s POV
“Jong In-ah bangunlah~” kata eomma sambil menarik selimut dari tubuhku.
“Sebentar lagi eomma, aku masih ingin tidur”
“Tolong antarkan cupcake ini kerumah Son ajhumma”
Seketika aku langsung bangun saat mendengar kata “Rumah Son Ajhumma”.
“Apa eomma sudah tahu dimana rumahnya?”
“Tentu saja. Cepat mandi dan antrakan ini”
Aku langsung mengambil handukku dan mandi secepat mungkin. Aku sangat penasaran dengan Ji Na. Eomma mengatakan dia bersekolah ditempatku, tapi aku sampai saat ini belum pernah melihatnya.
Kupacu ninjaku secepat mungkin ke grand society pagi ini. Aku tidak kaget jika Ji Na tinggal disana. Orangtuanya sangat kaya. Appanya yang merupakan seorang surgeon yang sudah expert dibidangnya dan sangat terkenal diseluruh dunia, dan eommanya yang seorang psikolog yang saat ini bekerja sama dengan WHO dalam menangani masa rehabilitasi seusai menderita penyakit.
Saat aku menekan tombol interkom, terdengar suara yeoja menjawab
“Mianhe, nuguya?” tanyanya.
“Aku mengantar pesanan Son ajhumma” jawabku.
“Baiklah tunggu sebentar” katanya lagi.
Saat yeoja itu keluar rumah, betapa terkejutnya aku, karena yeoja itu adalah yeoja yang tempo hari menangis dan memakiku didepan banyak orang. Refleks aku menjatuhkan cupcake buatan eomma.
“K-Kau Son Ji-Na?”tanyaku .
“Ne” jawabnya tanpa ada sedikitpun rasa gugup diwajahnya. Justru yang terlihat adalah amarah yang sangat besar dimatanya.
“Eh Jong In , mari masuk. Ji Na kenapa kau tak menyuruhnya masuk” kata son ajhumma sambil memegang tanganku dan menariknya masuk.
“Nne ajhumma”
***
Suasana di ruang tamu saat ini sangat kikuk. Ji Na menatapku dengan tajam seakan mengintimidasiku.
“Eomma , aku ada janji dengan temanku siang ini, maafkan aku meninggalkan kalian berdua” kata Ji Na meminta ijin keluar tiba-tiba.
“Ohh jinja? Padahal Jong In baru saja datang. Apa kau tidak ingin mengobrol dengannya?”
“Ani.. tak ada yang ingin kubicarakan juga dengannya” jawabnya sambil membungkuk sebentar kepadaku kemudian meninggalkan aku dan ajhumma sendirian.
“Mianhe Jong In. Dia menjadi sedikit keras kepala sekarang” kaat ajhumma meminta maaf padaku.
“Gwaencahana ajhumma, tapi apakah aku boleh bertanya, kenapa Ji Na berganti nama menjadi Na Eun? Dan maaf kenapa wajahnya berbeda?”
Song ajhumma kemudian menceritakan semua hal yang terjadi setelaha ku pindah saat itu. Dia menangis saat mengingat kejadian waktu itu.
“ Aku tak menyangka Ji Na sekuat itu, dia tumbuh menjadi anak yang kuat “ katanya sambil menangis.
Jong In’s POV end
Naeun menyeka air matanya. Dia masih ingat sekali ketika Jong In memakinya dan menghinanya karena dia melakukan plastic surgery dihadapan banyak orang saat itu. Na Eun menaiki subway kearah Incheon tanpa tahu dimana dia akan berhenti nantinya.
*Flashback *
“Oppa apa kau akan pergi lama?” tanya seorang anak perempuan itu kepada temannya.
“Ne, Na eun-ah tapi jangan khawatir. Yaksok, Oppa akan menemuimu ketika oppa pulang nanti” janjinya kepada gadis itu sambil membuat simpul janji dengan jari manisnya.
“Aku tak yakin bisa mengingatmu lagi. Kau tahu kan aku sangat buruk dalam hal mengingat” jawabnya sambil memonyongkan bibirnya yang tipis itu.
Kemudian dia berlari masuk kedalam mobil sambil membawa sebuah bola sepaknya.
“Apa ini ?” tanyanya.
“Ini bolaku, aku akan menyerahkan kepadamu. Jadi kau bisa ingat terus wajahku ”
“Ha? Ini kan bola kesukaanmu oppa...”
“Iya, jadi kau harus menyimpannya arra? Jangan sampai bola itu hilang saat aku kembali nanti” potongnya sambil mengacak-acak rambut gadis kecil didepannya itu.
“Ne, arra” jawabnya sambil tersenyum lagi.
“Tapi apa kau tidak akan memberiku sesuatu? Bisa saja aku lupa dengan wajahmu itu”
“Hmm, anii. Aku yakin kamu pasti mengenaliku. Lagipula sayang sekali jika aku harus menyerahkan koleksi barbie-ku kepadamu oppa” gadis itu tertawa sambil mehrong kearah namja itu.
****
“Eomma apa kau melihat dimana bolaku yang aku letakkan di atas almari?” tanyanya sambil celingukan menyari bola itu disudut rumahnya.
“Bola berwarna merah itu? Oh , eomma melihat Sung Jun membawa bola itu keluar”
Seketika Ji na langsung berlari keluar rumah dan sedang mendapati adik laki-lakinya itu sedang bermain dengan bolanya.
“Sung Jun ! Cepat kembalikan bola nuna!” teriaknya sambil mencoba merebut bola itu dari tangan Sung Jun.
“Tidak boleeeeh” tangan Sung Jun masih memeluk bola itu.
“Itu milik nuna Sung Jun !” kata Ji Na lagi sambil mencoba merebut bola itu lagi. Alhasil terjadilah saling rebut-merebut bola di halaman itu , dan duk duk.. bola itu malah keluar pagar karena terjadi tarikan yang sama sama kuat dari kedua sisi.
Naeun langsung berlari keluar rumah untuk mengambil bola itu.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ prang...”
Ji Na tertabrak truk yang sedang lewat. Dia terluka sangat parah dan kehilangan banyak darah. Bahkan mukanya pun terluka sangat banyak. Eommanya bahkan histeris saat pertama kali melihat wajah anaknya. Sangat buruk, bahkan bisa dibilang buruk rupa!!
Setelah kejadian itu Ji Na sangat malu untuk bepergian, apalagi untuk sekolah. Setelah menderita berbulan-bulan dirumah sakit karena ada 3 tulangnya yang patah, kini dia harus menahan malu karena wajahnya sangat buruk rupa.
Karena melihat penderitaan anaknya yang berlarut-larut, eomma dan appanya memutuskan untuk menempuh jalur operasi plastik untuk memulihkan wajah Ji Na. Mungkin hasilnya tidak akan sama seperti wajah aslinya, tapi setidaknya tidak akan seburuk rupa seperti yang sekarang.
Selama dua tahun lebih Ji Na keluar-masuk ruang operasi untuk memperbaiki wajahnya. Rasa sakit jarum suntik sudah seperti makanan pokok baginya. Selain kesembuhan dia juga takmau kelak saat bertemu dengan Jong In dia tak mau melihatnya karena wajahnya yang buruk rupa.Dengan bantuan kenalan appanya, dokter yang menanganinya memang benar-benar expert dalam bidangnya sehingga hasilnya tidak usah diragukan lagi.
Setelah keluar dari rumah sakit pun Ji Na memutuskan untuk pergi ke Jepang untuk lebih memulihkan keadaannya . Orangtuanya pun memutuskan mengganti namanya menjadi Na Eun berharap anaknya akan terhindar dari malapetaka.
*flashback end*
1 komentar:
kerenn!!!
lanjut thor!! fighting !~~^^ kke,,,
Posting Komentar